Penetapan tanggal itu juga bertepatan dengan Hari
Rabu Abu untuk umat Kristen Katolik. Karena itu, Paus meminta agar secara
khusus mendoakan perdamaian di dunia.
“Saya mendorong orang percaya dengan cara khusus
untuk mendedikasikan diri mereka secara intens untuk berdoa dan berpuasa pada
hari itu. Semoga Ratu Damai menjaga dunia dari kegilaan perang,” kata Paus Fransiskus sebagaimana dilansir Vatican News.
Permintaan dan pengumuman yang disampaikan Paus Fransiskus bukan tak memiliki dasar dan latar belakangnya.
Sebelumnya Paus Fransiskus mengatakan hatinya sakit atas situasi di Ukraina. Bahkan
selama Audiensi Umum pada Rabu 23 Februari 2022, Paus
Fransiskus membuat seruan yang tulus untuk perdamaian di Ukraina, dengan
mengatakan bahwa ancaman perang telah menyebabkan rasa sakit yang luar biasa di
hatinya.
“Terlepas dari upaya diplomatik beberapa minggu
terakhir, skenario yang semakin mengkhawatirkan terbuka, dengan banyak orang di
seluruh dunia merasa sedih dan sakit. Sekali lagi, perdamaian semua (orang)
terancam oleh kepentingan partisan,” tegas Pemimpin Negara Vatikan tersebut.
Paus Fransiskus pun mengimbau mereka yang memiliki tanggung jawab politik
untuk memeriksa hati nurani mereka dengan serius di hadapan Allah, yang adalah
Allah perdamaian dan bukan perang, yang adalah Bapa dari semua, bukan hanya
sebagian, yang ingin kita menjadi saudara dan bukan musuh.
Dia juga berdoa agar semua pihak yang terlibat
menahan diri dari tindakan apapun yang akan menyebabkan lebih banyak
penderitaan bagi rakyat, mengacaukan koeksistensi antarnegara, dan membawa
hukum internasional ke dalam keburukan.
Sementara itu berdasarkan laporan terkini yang
dikutip dari ANTARA, serangkaian ledakan menghantam Boryspil yang merupakan
bandara terbesar di Ukraina dan
beberapa objek militer di sebelah timur dan selatan Ukraina pada
Kamis 24 Februari 2022 waktu setempat.
Serangan juga terjadi di Kota Kharkiv, Ukraina Timur,
dekat perbatasan Rusia, di Kota
Kramatorsk di garis depan di Ukraina Timur,
di Kota Vasylkiv dekat Kiev, di Kota Dnipro di Ukraina Tengah,
serta kota pelabuhan Odesa di Ukraina Selatan.
Paus Fransiskus. /Instagram @franciscus |
Rusia tampak
melancarkan invasi besar-besaran di Ukraina lewat
darat, udara, dan laut pada hari yang sama, sekaligus dinilai merupakan
serangan terbesar sebuah negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang
Dunia II.
Rudal-rudal Rusia menghujani
kota-kota di Ukraina. Ukraina melaporkan
iring-iringan pasukan melintasi perbatasannya ke arah timur wilayah Chernihiv,
Kharkiv dan Luhansk. Pasukan lainnya tiba dari laut di kota-kota Odesa dan
Mariupol di bagian selatan.
Selain itu, suara-suara ledakan terdengar sebelum
dini hari di Ibu Kota Kiev, baku tembak terjadi di dekat pelabuhan utama dan
suara sirene meraungi kota itu.
Setidaknya hingga kini dilaporkan delapan orang
tewas dan sembilan luka-luka oleh tembakan mortir Rusia,
sebagaimana informasi dari Kementerian Dalam Negeri Ukraina.
Terkait hal itu, Presiden Ukraina Vladimir
Zelenskiy mengatakan, pemimpin Rusia Vladimir
Putin ingin menghancurkan negaranya.
“Putin baru saja melancarkan invasi skala besar
ke Ukraina.
Kota-kota Ukraina yang
damai sedang diserang. Ini adalah perang agresi. Ukraina akan
mempertahankan diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin.
Sekarang waktunya untuk bertindak,” ujar Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro
Kuleba di akun Twitternya.***