Dalam kisah-kisah dunia, kita mengetahui berbagai
perang yang terkenal di seantero jagad. Sebut saja Perang Salib dan Perang
Dunia (PD), yang bahkan memiliki episode. Perang yang paling membekas dalam
kenangan semua orang di dunia adalah PD I dan PD II, yang merupakan perang
terbesar dan terhebat dalam sejarah kemiliteran serta berdampak hampir bagi
seluruh negara di dunia. Sekarang pun kita dibayang-bayangi Perang Dunia III.
PD I: 50 Juta
Jiwa Meninggal
Perang Dunia I menjadi salah satu bencana
kemanusiaan terbesar [ertama dalam sejarah dunia. Perang ini dimulai pada 28
Juli 1914 – 11 November 1918. Negara-negara di dunia terbagi menjadi dua sekutu
yang saling memusuhi dan mau menghancurkan satu sama lain.
Ada faktor umum dan faktor khusus yang menyebabkan
terjadinya PD I. Faktor umum berupa persaingan dan konflik antarnegara di Eropa
dan Kerajaan Rusia. Pada tahun 1910-1914, Jerman meningkatkan kinerja
pertahanan dengan cara menaikkah anggaran pertahanan sebesar 73%. Jerman pada
saat itu dibayang-bayangi Inggris, yang menguasai seperempat wilayah dunia
waktu itu. Berbagai senjata dan perlengkapan militer dan pertahanan Jerman
ditingkatkan secara drastis.
Kebutuhan atas senjata dan peralatan militer Jerman yang
meningkat ini mendorong industri peralatan militer meningkat. Selain itu,
negara-negara lain di Eropa juga tertular untuk menambah belanja senjata dan
peralatan militer mereka. Negara-negara di Eropa pun bersiap-siap jika
sewaktu-waktu perang pecah.
Atas situasi yang sudah dirasakan berpotensi ke arah
perang, negara-negara Eropa kemudian membuat aliansi-aliansi yang menjadi
kubu bila perang terjadi. Saat itu, ada dua kubu yang saling berhadapan Triple
Alliance atau Aliansi Tiga dan Triple Entente atau Entente Tiga.
Triple Alliance atau Aliansi Tiga dan Triple Entente
atau Entente Tiga ini saling belawanan dalam PD I. Triple Alliance terdiri
dari: Jerman, Austria-Hongaria, Turki, Usmani, dan Bulgaria. Lawannya adalah
Triple Entente, yang mencakup Inggris, Prancis, Serbia, Rusia, Itali (setelah
keluar dari Triple Alliance), Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika Serikat.
Sebenarnya, Triple Alliance merupakan persekutuan
antara Kekaisaran Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia sudah dibentuk sejak
tahun 1882. Sedangkan Triple Entente terdiri dari Kekaisaran Rusia, Republik
Ketiga Prancis, serta Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia yang sudah terjalin
sedari tahun 1894. Pada masa saat PD I, Italia ternyata memilih menyeberang ke
Triple Entente. Posisi Italia di Triple Alliance kemudian digantikan oleh
Kekaisaran Turki Usmani.
PD I akhirnya mulai meledak ketika faktor khusus
penyebab perang terjadi. faktor khusus, terjadi karena terbunuhnya Putra
Mahkota Austria-Hongaria yaitu Franz Ferdinand di Sarajevo, Bosnia oleh Gavrilo
Princip dari Serbia pada 28 Juni 1914. Peristiwa ini semakin memanas apalagi
ultimatum yang dikirim oleh Austria-Hongaria mengirim tidak dijawab dengan baik
oleh Serbia.
Peristiwa ini mengakibatkan terjadi manuver
diplomatik antara Austria-Hongaria, Jerman, Rusia, Perancis dan Britania Raya
yang dikenal sebagai krisis Juli. Karena itu, Austria-Hongaria mendeklarasikan
perang melawan Serbia pada 28 Juli 1914. Austria-Hongaria bersama Triple
Alliance melaksanakan serangan ke Belgia yang terikat perjanjian dengan Prancis
serta Inggris.
Hal ini memicu Prancis dan Inggris akhirnya harus
mau ikut serta dalam perang. Tahun 1915, Italia membelot ke Triple Entente dan
meninggalkan Triple Alliance karena dijanjikan mendapat wilayah Dalmatia yang
kala itu diduduki Austria-Hongaria. Setelah itu, Turki Usmani memutuskan untuk
bergabung bersama Triple Alliance karena merasa punya musuh yang sama, yakni
Rusia.
Tidak hanya negara Eropa yang terlibat dalam PD I,
tetapi juga Amerika Serikat. Amerika terlibat sebagai kecaman terhadap tragedi
tenggelamnya Kapal Lusitania pada 1915 yang di dalamnya terdapat warga
negaranya. Kapal tersebut ternyata tenggelam akibat ulah serangan Jerman.
Amerika Serikat kemudian bergabung dengan Triple
Entente. Pada tahun 1917, Rusia menarik diri dari perang. Padahal, perang masih
berlangsung.
Tahun 1918, Rusia Rusia lepas tangan dari PD I
sebagaimana perjanjian Brest-Litovsk. Pada 1918, terjadi “Serangan Seratus
Hari” yang diluncurkan kubu Triple Entente. Garis pertahanan Jerman di Front
Barat mendapatkan serangan hebat. Jerman pun akhirnya Jerman menyerah.
Pernyataan mengakui kekalahan ini akhirnya diikuti oleh negara-negara lain yang
tergabung di Triple Alliance. Berturut-turut, Bulgaria, Turki Usmani, dan
Austria-Hongaria mengibarkan bendera putih. Perang Dunia I pun resmi berhenti
tanggal 11 November 1918. PD I ini telah menyebabkan sebanya 50 juta jiwa
meninggal dunia.
Selain banyaknya korban jiwa, PD I ini menyebabkan 4
dinasti kekaisaran besar di Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan Turki runtuh.
Jerman, Austria dan Turki menjadi negara republik dan kekuasaan wilayahnya
semakin menyempit. Selain itu, juga mengakibatkan Revolusi Bolshevik di Rusia
dan ketidakstabilan masyarakat Eropa. Maka, negara-negara baru pun muncul,
seperti Polandia, Cekoslovakia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran, Yordania,
Mesir, Arab Saudi dan Suriah.
Pesatnya industri dan persaingan antarnegara pada
waktu itu menyebabkan kedudukan buruh dan wanita semakin penting. Di Eropa pada
waktu itu gerakan emansipasi wanita bermunculan.
Dari segi ekonomi, PD I menyebabkan kemiskinan
akibat rusaknya perindustrian dan banyaknya orang yang meninggal. Padahal,
negara-negara memiliki hutang yang meunumpuk akibat biaya perang. Pengaruh PD I
ini secara ekonomi berlanjut dan mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi
Malaise pada 1929 yang melanda dunia.
Atas berbagai ketidakstabilan dan khaos yang terjadi
membuat negara-negara memikirkan ulang ideologi yang mereka anut. Setelah PD I
ini, ideologi baru muncul di berbagai negara. Ideologi Fasisme dianut Italia,
komunisme oleh Rusia, militerisme oleh Jepang, nazisme oleh Jerman serta
nasionalisme di Turki. PD I juga menjadi serta menjadi dasar Perang Dunia II
yang terjadi beberapa tahun setelahnya.
Karena kehancuran dan penderitaan yang dialami oleh
umat manusia akibat PD I ini, maka kemudian dibentuklah sebuah wadah yang
memungkinkan kepentingan negara-negara dipertemukan dan perdamaian dunia
ditegakkan. Pada tahun 1919, kemudian dibentuk Liga Bangsa-Bangsa, untuk
mewujudkan perdamaian antarbangsa dan negara, yang menjadi cikal bakal
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PD II: Sekutu vs
Poros yang Uji Jago
PD II berlangsung mulai tahun 1939-1945. Sejarah
konflik ini melibatkan sejumlah belasan negara. Pertempuran dua blok, Sekutu
dan Poros, Sebanyak 55 juta orang yang menjadi korban PD II ini. PD II
mempertemukan dua aliansi negara, yaitu aliansi Sekutu melawan Poros. Aliansi
Sekutu meliputi Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, China, Prancis, Belanda,
Polandia dan Australia. Sedangkan aliansi Poros meliputi Jerman, Jepang,
Italia, Hongaria, Rumania dan Bulgaria, secara garis besar ada dua front dalam
Perang Dunia II.
Jumlah total orang yang bertugas di pasukan
bersenjata selama perang diperkirakan 92 juta orang. Angka-angka dari beberapa
negara yaitu Uni Soviet 22 juta orang, Jerman 17 juta orang, Amerika Serikat 14
juta, dan Inggris 12 juta orang. Pada tahun 1943, puncak pekerjaan perang di
Amerika Serikat bertambah 12.601.000 orang bekerja di industri perang dasar. Di
negara lain sebagian besar pekerja bekerja untuk perang.
Ada beberapa penyebab yang menjadi faktor yang mengawali PD II. LBB yang
dibangun setelah PD I, gagal menciptakan perdamaian dunia, karena organisasi
ini dijadikan alat politik negara-negara besar dalam mencari keuntungan. LBB
pun menjadi tidak berdaya ketika negara-negara besar berbuat semaunya. LBB
tidak bisa berbuat banyak ketika negara maju saling berkompetisi untuk
menguatkan pangkalan militer dan senjata.
Ketakutan akan terjadinya perang ternyata masih
menghinggapi negara-negara di dunia. Karena itu, negara-negara bergabung dalam
aliansi yang menghasilkan dua blok besa, Sekutu dan Poros.
PD II pun segera dimulai ketika Jerman di bawah
pimpinan Adolf Hitler ke Kota Dansig, Polandia, pada 1 September 1939. Hitler
ingin merebut Dansig karena Hitler mengklaim penduduk Dansig merupakan bangsa
Jerman. Tetapi, Polandia membantah klaim tersebut.
Dua hari kemudian, tepatnya pada tanggal 3 September
1939 negara-negara pendukung LBB terutama Inggris dan Prancis mengumumkan
perang pada Jerman. Pasukan Jerman menginvasi Eropa barat pada musim semi tahun
1940. Uni Soviet dan Italia kemudian bergabung dengan Jerman membentuk aliansi
Poros untuk menginvansi negara-negara di Eropa.
Sekutu, yang meliputi Inggris Raya, Perancis, dan
Polandia memiliki kekuatan yang sangat besar dalam hal industri pertahanan,
penduduk, dan kekuatan militer. Meski demikian, tantara Jerman (Wehrmacht) merupakan
pasukan yang paling efisien dan efektif di dunia karena militansi, doktrin,
kedisiplinen, dan semangat tempur yang sangat tinggi
Dari tanggal 10 Juli-31 Oktober 1940, Nazi Jerman
terlibat dalam perang udara di langit Inggris dan akhirnya kalah. Perang ini
disebut Pertempuran Britania.
Setelah mengamankan wilayah Balkan dengan menginvasi
Yugoslavia dan Yunani pada tanggal 6 April 1941, pasukan Jerman dan para
sekutunya menginvasi Uni Soviet pada tanggal 22 Juni 1941, dan ini berarti
melanggar secara langsung Pakta Jerman-Soviet. Pada bulan Juni dan Juli 1941,
Jerman juga menduduki negara -negara Baltik. Pemimpin Soviet Joseph Stalin
kemudian menjadi pemimpin utama Sekutu pada masa perang untuk melawan Jerman
Nazi dan sekutu blok Porosnya.
Selama musim panas dan musim gugur tahun 1941, pasukan
Jerman semakin merangsek masuk ke Uni Soviet. Pada tanggal 6 Desember 1941,
pasukan Soviet melancarkan serangan balasan hebat. Keesokan harinya, pada
tanggal 7 Desember 1941, Jepang (salah satu kekuatan blok Poros) mengebom Pearl
Harbor, Hawaii, sehingga menyebabkan Amerika Serikat terjun ke dalam kancah
peperangan dan bersekutu dengan Inggris Raya dan Uni Soviet.
Pada bulan Mei 1942, Angkatan Udara Kerajaan Inggris
menyerang kota Cologne di Jerman dengan ribuan pesawat pengebom, dan untuk
pertama kalinya membuat penduduk Jerman ikut merasakan perang ini. Selama tiga
tahun berikutnya, angkatan udara Sekutu secara sistematis mengebom pabrik
industri dan kota-kota di seluruh Reich, sehingga pada tahun 1945 kota-kota di
Jerman hanya tinggal reruntuhan.
Di front timur, selama musim panas tahun 1942,
Jerman dan blok Porosnya kembali menyerang Uni Soviet, dengan tujuan merebut
Stalingrad di Sungai Volga, serta kota Baku dan ladang minyak Kaukasia.
Serangan Jerman terhenti di kedua medan perang tersebut pada akhir musim panas
1942. Pada bulan November, pasukan Soviet melancarkan serangan balasan di
Stalingrad dan pada tanggal 2 Februari 1943, Angkatan Darat Keenam Jerman
menyerah kepada tentara Soviet. Pasukan Jerman melancarkan satu serangan lagi
di Kursk pada bulan Juli 1943, yang merupakan pertempuran tank terbesar dalam
sejarah, tetapi pasukan Soviet menundukkan serangan itu dan memegang dominasi
militer yang terus dipertahankan selama masa peperangan.
Pada bulan Juli 1943, pasukan Sekutu mendarat di
Sisilia dan pada bulan September merapat di pantai daratan utama Italia.
Setelah Dewan Agung Partai Fasis Italia melepaskan jabatan perdana menteri
Italia Benito Mussolini (sekutu Hitler), militer Italia mengambil alih dan
melakukan negosiasi untuk menyerah kepada pasukan Anglo-Amerika pada tanggal 8
September. Pasukan Jerman yang ditugaskan di Italia merebut kendali atas
separuh dari wilayah peninsula bagian utara, dan terus melanjutkan perlawanan.
Mussolini, yang telah ditangkap oleh pihak militer Italia, diselamatkan oleh
komando SS Jerman pada bulan September dan mendirikan rezim boneka neo-Fasis
(di bawah pengawasan Jerman) di Italia utara. Pasukan Jerman terus menguasai
Italia utara hingga menyerah pada tanggal 2 Mei 1945.
Pada tanggal 6 Juni 1944 (Hari-H), sebagai bagian
dari operasi militer besar-besaran, lebih dari 150.000 tentara Sekutu mendarat
di Prancis, dan Prancis dibebaskan pada akhir Agustus. Pada tanggal 11
September 1944, pasukan A.S. pertama menyeberang masuk ke Jerman, sebulan
setelah pasukan Soviet melintasi perbatasan timur. Pada pertengahan Desember,
Jerman melancarkan serangan balasan di Belgia dan Prancis utara yang dikenal
sebagai Pertempuran Bulge, namun gagal. Angkatan udara Sekutu menyerang
pabrik-pabrik industri Nazi, seperti pabrik yang berada di kamp Auschwitz
(meskipun begitu, kamar gas tak pernah dijadikan sasaran).
Pasukan Soviet memulai serangan pada tanggal 12
Januari 1945 dan membebaskan Polandia barat sehingga memaksa Hungaria (sekutu
blok Poros) menyerah. Pada pertengahan Februari 1945, Sekutu mengebom kota
Dresden di Jerman, membunuh sekitar 35.000 orang warga sipil. Pasukan Amerika
menyeberangi Sungai Rhine pada tanggal 7 Maret 1945. Serangan terakhir Soviet
pada tanggal 16 April 1945, memungkinkan pasukan Soviet mengepung ibu kota
Jerman, Berlin. Di saat pasukan Soviet bertempur untuk merangsek masuk ke
Kekanseliran Reich, Hitler bunuh diri pada tanggal 30 April 1945. Pada tanggal
7 Mei 1945, Jerman menyerah tanpa syarat kepada pasukan Sekutu Barat di Reims
dan pada tanggal 9 Mei kepada Soviet di Berlin. Pada bulan Agustus, perang di
Pasifik berakhir setelah A.S. menjatuhkan bom atom di dua kota Jepang,
Hiroshima dan Nagasaki, membunuh 120.000 orang warga sipil. Jepang menyerah
secara resmi pada tanggal 2 September 1945.
Negeri-negeri dengan jumlah kehilangan penduduk
sipil terbesar, ialah: Uni soviet sebanyak 7 juta jiwa; Polandia 5,7 juta jiwa;
China 2,2 juta jiwa; Yugoslavia 1,2 juta jiwa; Jerman 780.000 jiwa; Jepang
672.000 jiwa. Lebih dari 12 juta orang tidak memiliki rumah. Bagi berjuta-juta
orang, penderitaan dan kesulitan akibat Perang Dunia II terus berlanjut.
Kerugian militer sekuruhnya lebih dari 1 trilliun dollar. Kerugian harta benda
diperkirakan nyaris sebanyak 800 miliar dollar. Perang di laut menelan korban
4.770 kapal niaga. Hal ini sama dengan 27 persen dari seluruh kapal digunakan
untuk perang Bidang. Pengeluaran perang tidak berhenti, meski perang sudah
berhenti. Biaya perawatan terhadap orang cacat, pensiun, dan pengeluaran lain
terus berjalan. Di Amerika Serikat uang dihabiskan untuk pemulihan Perserikatan
Bangsa-Bangsa, penduduk negeri-negeri asing, dan tunjangan veteran menaikkan
biaya roral 30 miliar dollar.
Potensi PD III: Adidaya Rusia yang Tanpa Takut
Sebagai dunia yang tidak bisa dilepaskan dari media
sosial, keyword yang viral bisa menjadi tanda sesuatu hal sedang terjadi.
Seperti ketika invasi Rusia atas Ukraina pada hari Kamis, 24 Februari 2022,
cuitan PD Twitter. Keyword World War 3 terdapat 80,8 ribu cuitan dan
WWIII menjadi 77,3 ribu cuitan.
Persaingan antara Uni Eropa dan NATO (North Atlantic
Treaty Organization) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara dan Rusia berusaha
untuk merebut Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin secara resmi mengumumkan
operasi militer di wilayah Donbas, Ukraina bagian timur pada Kamis (24/2/2022).
Itu dilakukannya dalam rangka merebut pengaruh Rusia ke Ukraina yang cenderung
ke NATO.
Putin telah berulang kali mengklaim bahwa Rusia dan
Ukraina adalah “satu”, bagian dari “peradaban Rusia” yang juga mencakup negara
tetangga Belarusia. Sebab, sebelum tahun 1990, Rusia dan Ukraina bersatu dalam
negara federasi bernama Uni Soviet. Tetapi, Ukraina menolak klaim Putin
tersebut. Ukraina mengalami dua revolusi pada 2005 dan 2014. Ukraina dan
Belarusia menolak supremasi Rusia dan mencari jalan untuk bergabung dengan
NATO.
Putin pun sangat marah dengan kemungkinan adanya
pangkalan NATO di perbatasannya jika Ukraina bergabung dengan aliansi tersebut.
Sebab, NATO adalah aliansi militer yang didirikan lantaran persaingan blok
Barat dengan Uni Soviet dan sekutunya pasca-Perang Dunia II.
Selain itu, penyebab Rusia dan Ukraina perang juga
terjadi sejak 2014 silam. Saat itu, Ukraina menggulingkan presidennya yang
pro-Rusia, Viktor Yanukovych. Campur tangan Rusia atas permasalahan Ukraina
didasarkan pada kepentingan politik dan ekonomi. Letak geopolitik Krimea yang
strategis ingin dimanfaatkan Rusia untuk memperkuat pengaruh di kawasan Eropa
Timur dan Timur Tengah.
Inggris, Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat
memberikan hukuman kepada Rusia. embekuan aset pada banyak bank dan pengusaha
Rusia, penghentian penggalangan dana di luar negeri, pembekuan proyek pipa gas
senilai 11 miliar dollar AS ke Jerman dan membatasi akses ke barang-barang
berteknologi tinggi. Sanksi tersebut dapat melumpuhkan kehidupan di Rusia.
Namun,Rusia mengklaim bahwa negara tersebut tidak
membutuhkan hubungan diplomatic dengan Barat. Artinya, Rusia akan tetap
berusaha invasi ke Ukraina. Ekonomi Ukraina dari minyak dan gas juga merupakan
kekayaan yang sangat besar dan mendorong Rusia melakukan invasi ke sana.
Dengan kekuatan besar yang dimiliki Rusia dapat
menyebabkan dia sangat unggul dalam perang ini, bahkan bisa siap untuk
berperang dengan pihak NATO. Rusia memiliki 900.000 tentara aktif dan 2 juta
tentara cadangan, 74 kapal perang, 51 kapal selam, 13.367 tank, dan 1.511
pesawat tempur. Kekuatan Rusia tersebut sangat jauh dari yang dimiliki Ukraina.
Meski demikian, Ukraina akan mendapatkan bantuan militer dan persenjataan dari
NATO.
Rusia sangat berusaha agar Ukraina tidak masuk ke
NATO. Maka NATO juga tidak segera bertindak dengan mengirim tantara dan senjata
ke Ukraina untuk melawan Rusia, karena khawatir PD III akan mulai. Bersama
NATO, sudah ada lebih dari 80 negara yang mendukung draf resolusi PBB untuk
mengakhiri agresi Rusia terhadap Ukraina, di antaranya Australia, Belgia,
Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Turki, dan Singapura. Usaha tersebut
sekaligus untuk mencegah PD III.
Sanksi yang diberikan kepada Rusia bisa berefek
global. Seperti, adanya pengungsian, kelaparan, dan naiknya harga komoditi.
Produksi minyak Rusia mencapai 10 juta barel per hari. Jika minyak Rusia tidak
ada di pasaran, maka lonjakan harga tidak dapat dihindari. Indonesia sebagai
salah satu negara pengimpor minyak terbesar di dunia diperkirakan akan
mengalami dampak yang berat jika sanksi dunia kepada Rusia sangat keras.
Sampai hari ke-4 invansi Rusia ke Ukraina sudah ada
64 warga sipil tewas, 160.000 mengungsi ke wilayah lain di dalam negeri, dan
lebih dari 116.000 orang mengungsi ke negara-negara tetangga. Tentu saja,
kerusakan dan korban masih akan bertambah selama operasi militer Rusia di
Ukraina berlanjut. Akibat yang buruk itu akan semakin buruk jika perang ini
menjadi PD III.
Hanya
Ada Kalah dalam Perang
Semua perang yang terjadi di dunia menyimpan cerita
kekalahan di dalam dirinya. Perang tersebut telah menjadi cara paling cepat
memusnahkan nyawa banyak orang, memusnahkan berbagai harapan dan cita-cita juta
orang dan anak-anak yang ditinggal oleh para tantara yang meninggal,
penderitaan bagi dunia, dan sederet efek buruk lainnya.
Apalagi di saat seperti sekarang ini di mana
negara-negara di dunia sedang berusaha untuk pulih dari pandemi Covid-19.
Tentu, jika perang dunia ketiga terjadi, maka dunia akan semakin lapar,
menderita, dan kehilangan harapan. Kita semua tidak mau hal itu terjadi.
Perang seperti merebut kehancuran. Tidak ada
pemenang di dalamnya karena semua pihak pasti alami kehancuran. Banyak orang
dan harta benda yang hancur akibat peperangan. Perang menjadi cara manusia
untuk memperlihatkan kebinatangannya yang liar dan tak kenal belas kasihan.
Padahal dunia sekarang sedang merangkak setelah
pandemi. Jika PD III terjadi, maka negara-negara di dunia hanya akan jatuh dan
tak akan pernah mampu berjalan, apalagi berlari lebih jauh. Dunia akan
kehilangan gerakannya dan mungkin menjadi pincang, tak tahu bagaimana
berlangkah setelah jatuh ketika merangkak. Karenanya, kita semua pasti setuju,
perang itu harus dihindarkan sejauh mungkin.
Sumber:
1.
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/latar-belakang-dan-dampak-perang-dunia-i-9591/
2.
https://tirto.id/sejarah-perang-dunia-i-penyebab-dan-daftar-negara-yang-terlibat-glHp
3.
https://international.sindonews.com/read/607575/41/penyebab-perang-dunia-i-dan-runtuhnya-4-dinasti-kekaisaran-besar-1637647909
4.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/26/123457769/dampak-perang-dunia-i-di-berbagai-bidang
5.
https://encyclopedia.ushmm.org/content/id/article/world-war-ii-in-europe-abridged-article
6.
https://tirto.id/sejarah-perang-dunia-ii-penyebab-dan-negara-yang-terlibat-gmHT
7.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5957299/flashback-perang-dunia-ii-penyebab-dan-dampak-bagi-indonesia
8. https://www.britannica.com/event/World-War-II/Forces-and-resources-of-the-European-combatants-1939
9. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/14/170000969/akibat-perang-dunia-ii?page=all#page2
11. https://internasional.kontan.co.id/news/apa-penyebab-rusia-serang-ukraina
13. https://www.beritasatu.com/dunia/895037/ue-beberkan-sanksi-yang-bakal-lumpuhkan-rusia
17.
https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/58924/pbb__240_warga_sipil_di_ukraina_jadi_korban__64_tewas
18. Narasi TV.
***
Catatan: Artikel ini diambil dari https://lino.uno, dengan Judul "Perang yang Tanpa Pemenang, Merebut Kehancuran"