Rusia Usir Wakil Kepala Perwakilan Amerika Serikat di Moskow

Rusia Usir Wakil Kepala Perwakilan Amerika Serikat di Moskow

Pasukan Rusia di lapangan tembak Kadamovskiy di wilayah Rostov di Rusia selatan. Foto: AP Photo



Setapak rai numbei Wakil Kepala Perwakilan Amerika Serikat di Rusia, Bartle Gorman, diusir dari Moskow. Kabar ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri AS pada Kamis (17/2).

Salah satu pejabat paling senior AS di Moskow ini meninggalkan Rusia pekan lalu. Tidak diketahui mengapa pengumuman soal pengusiran Gorman baru dikabarkan beberapa hari setelahnya.


Kemlu AS geram dengan tindakan Rusia dan menyebutnya tidak beralasan.


“Tindakan Rusia terhadap DCM (Wakil Kepala Perwakilan, Deputy Chief of Mission) kami tidak beralasan dan kami menganggap ini sebagai langkah eskalasi situasi dan tengah menimbang respons dari kami,” ujar juru bicara Kemlu, sebagaimana dikutip dari Reuters.


Tidak diketahui apa alasan pengusiran Gorman oleh Moskow. Tetapi, tindakan ini diambil di tengah memanasnya konflik Rusia dan Ukraina yang didukung oleh AS serta Barat.


Pada Desember 2021, Moskow mengatakan para staf Kedutaan Besar AS di Rusia yang masa tugasnya sudah melebihi tiga tahun, harus kembali ke Tanah Airnya.


Menurut jubir Kemlu AS, Gorman masih memiliki visa yang valid. Masa tugas Gorman pun belum mencapai tiga tahun.

 

“Kami menyerukan kepada Rusia untuk mengakhiri pengusiran diplomat dan staf AS tanpa alasan, dan bekerja secara produktif untuk membangun kembali misi-misi kita,” tegas jubir Kemlu AS.


“Saat ini, sangat penting bagi kedua negara untuk memiliki personel diplomatik di lokasi untuk bisa memfasilitasi komunikasi antara Pemerintahan kita,” imbuh dia.


Sebelum menjadi Wakil Kepala Perwakilan AS di Moskow, Gorman pernah menjabat sebagai wakil asisten Menlu AS dan Asisten Direktur Analisis dan Investigasi Ancaman.


Menurut biografi Gorman di situs resmi Kemlu AS, ia pernah menjabat sebagai personel keamanan kawasan di Badan Keamanan Diplomatik AS di Irak, Yordania, dan China.


Tensi antara Rusia dan Ukraina terus meningkat beberapa waktu belakangan ini. Akibat pengerahan lebih dari 150.000 pasukan Rusia ke dekat perbatasan Ukraina, AS dan Barat terus menuding Moskow akan melakukan invasi.

Seorang veteran dari batalyon Pengawal Nasional Ukraina Azov melakukan pelatihan militer untuk warga sipil di tengah ancaman invasi Rusia di Kyiv, Ukraina, Minggu (30/1/2022). Foto: Gleb Garanich/REUTERS


Kremlin menyanggah tuduhan akan menginvasi Ukraina. Menurut mereka, pengerahan pasukan ke wilayah tersebut semata-mata untuk menjalankan latihan militer. Contohnya di Krimea—wilayah Ukraina yang diduduki Rusia sejak 2014—pasukan Rusia menyelenggarakan latihan militer berupa war games (latihan perang).


Rusia juga mengumumkan penarikan sebagian pasukannya dari dekat perbatasan pada Selasa (15/2) lalu. Pada Kamis (17/2), mereka juga mengumumkan pasukannya di Krimea saat ini bergerak mundur untuk kembali ke markas tetapnya.


Tetapi, Ukraina, AS, dan Barat menyebut tidak melihat bukti penarikan pasukan tersebut. Bahkan, AS dan Barat memperingatkan Rusia justru mengerahkan pasukan tambahan hingga 7.000 tentara.


***

Sumber: kumparan.com

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama