Ilustrasi Angkutan Umum di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tanggara Timur |
Selain pemerintah, masyarakat biasa pun punya
ketakutan soal potensi kenaikan harga BBM di Indonesia. Naiknya harga BBM akan
mempersempit ruang gerak dan mobilitas masyarakat terutama pengguna kendaraan
pribadi. Akan tetapi, momentum tingginya harga minyak ini justru perlu
dimanfaatkan oleh sektor transportasi lain, yaitu transportasi publik.
Sebagai dampak dari kenaikan harga minyak,
masyarakat cenderung akan lebih cermat dalam melakukan mobilitas. Ini akan
terjadi terutama bagi pengguna kendaraan pribadi, seperti motor dan mobil
pribadi. Kesempatan seperti ini harus digunakan oleh transportasi publik dengan
jeli dengan berbagai langkah yang tepat.
Hubungan antara melonjaknya harga BBM dan peningkatan
jumlah penumpang angkutan umum telah dikaji oleh sejumlah periset di dunia.
Riset oleh Iseki dan Ali pada 2014 menganalisis kenaikan harga BBM terhadap
jumlah penumpang transportasi publik di Amerika Serikat. Beberapa area urban di
Amerika Serikat menjadi sampel riset tersebut.
Berdasarkan riset Iseki dan Ali, naiknya harga BBM
ternyata memberikan dampak positif terhadap tingkat penumpang angkutan umum.
Tiap 10 persen peningkatan harga BBM berpotensi menaikkan jumlah penumpang
transportasi publik hingga 0,62 persen untuk jangka pendek. Dalam jangka
panjang, kenaikan penumpang bisa mencapai 1,16 persen.
Potensi kenaikan penumpang yang dijabarkan riset
Iseki dan Ali tentu menggembirakan bagi operator transportasi publik. Banyak
operator angkutan umum di Indonesia terdampak secara signifikan selama pandemi
termasuk kereta api dan bus. Kondisi keuangan operator dapat berangsur membaik
jika jumlah penumpang bisa meningkat secara gradual.
Kebaikan yang mungkin bisa didapatkan dari kenaikan
harga BBM ini juga adalah potensi penurunan kepadatan lalu lintas. Riset oleh
Zhang dan Burke pada 2020 menjelaskan dampak kenaikan harga BBM terhadap arus
lalu lintas di New South Wales, Australia. Observasi kondisi harga BBM dan lalu lintas dilakukan selama
periode 2011-2017.
Sesuai hasil riset tersebut, melonjaknya harga BBM
cenderung mengurangi kepadatan arus lalu lintas per jam di New South Wales.
Rata-rata kecepatan kendaraan pun cenderung bertambah seiring dengan harga BBM
yang mengalami kenaikan terutama di jam puncak. Turunnya kepadatan arus lalu
lintas tentu berpotensi membantu kinerja transportasi umum.
Yang perlu diperhatikan adalah kenaikan harga BBM
berpotensi meningkatkan biaya operasional angkutan umum. Sejumlah jaringan
transportasi publik di Indonesia masih mengonsumsi BBM, seperti diesel dan gas.
Walaupun demikian, pemerintah perlu menjaga harga dan subsidi BBM bagi
transportasi publik agar biaya operasional pun tidak melonjak.
Di samping itu, kota-kota besar di Indonesia
termasuk Jakarta telah berangsur menuju PPKM level 2. Ini berarti transportasi
publik bisa kembali beroperasi secara penuh tanpa pembatasan. Dengan protokol
kesehatan yang tetap ketat dan konsisten, kapasitas angkutan umum bisa kembali
normal seperti sebelum pagebluk COVID-19
datang.
Peluang kenaikan BBM ini memang harus dimanfaatkan
oleh jaringan transportasi publik. Ini juga bisa jadi momentum mengembalikan
kepercayaan masyarakat terhadap angkutan umum. Sambil memantau kondisi pandemi
yang belum sepenuhnya mereda, angkutan umum harus mengambil kesempatan dalam
kesempitan naiknya harga BBM ini.
***