Duka! Pastor Ukraina Dibunuh Tentara Rusia Meski Sudah Angkat Salib di Atas Kepala

Duka! Pastor Ukraina Dibunuh Tentara Rusia Meski Sudah Angkat Salib di Atas Kepala



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)PASTOR Rostyslav Dudarenko, seorang imam Gereja Ortodoks Ukraina, sedang membantu sukarelawan sipil yang berjaga di sebuah pos pemeriksaan di pintu masuk kota mereka, ketika dia terbunuh pada 5 Maret 2022, kurang dari dua minggu setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Pastor Dudarenko (45), adalah pastor paroki di desa Yasnohorodka, sekitar 25 mil sebelah barat ibu kota, Kiev. Dia dan sekitar selusin orang lainnya dalam mobil dalam perjalanan mereka ke desa mengetahui bahwa tiga tank Rusia telah melewati Yasnohorodka.

Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa kelompok sukarelawan meninggalkan pos pemeriksaan untuk bersembunyi di hutan, siap menghadapi tank jika perlu.

Saat mereka mendekati pos pemeriksaan, pasukan Rusia mulai "menembak ke segala arah," kata saksi mata, yang diidentifikasi oleh BBC dengan nama samaran, Yukhym.

“Ketika mereka menyadari kami bersembunyi di rumput, mereka pergi ke jalan raya untuk menabrak kami dengan tank.”

Yukhym bersaksi bahwa ketika tank kembali ke jalan, imam yang mengenakan pakaian sipil membuka penutup.

“Saya melihat Rostyslav mengangkat salib di atas kepalanya, bangkit dari persembunyiannya, meneriakkan sesuatu dan berjalan ke arah mereka,” kata Yukhym.

“Mungkin dia ingin menghentikan mereka. Aku mencoba meneleponnya.”

Tembakan kemudian dilepaskan ke arah Pastor Dudarenko. Dari sudut pandang Yukhym, tampaknya tembakan ditujukan langsung pada pastor. "Dan itu dia," katanya. "Dia hanya berlari beberapa langkah dan jatuh."

Yukhym, yang tertembak dan terluka dalam serangan itu, percaya bahwa semua orang dalam kelompok itu akan terbunuh jika personel militer Ukraina tidak tiba pada saat itu untuk mendorong mundur tentara Rusia.

Sebagai seorang imam, Dudarenko menolak untuk memanggul senjata, kata temannya, Pastor Serhii Tsoma kepada BBC.

"Ini membuatnya sangat rentan ketika memutuskan untuk menghadapi tank, tetapi tindakan seperti itu adalah sifatnya, menurut saksi mata Yukhym," jelas Pastor Serhii Tsoma, kepada BBC.

“Rostyslav adalah orang yang baik dan optimis. Saya pikir itu sebabnya dia pergi untuk mencoba dan menghentikan orang-orang Rusia,” kata Pastor Tsoma.

 

Kejahatan perang

Pembunuhan Pastor Dudarenko adalah satu dari ribuan kasus kejahatan perang potensial yang sedang diselidiki untuk penuntutan di masa depan terhadap Rusia.

Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan kepada BBC bahwa negara itu sedang dalam proses mendokumentasikan insiden tersebut.

Pada 24 Maret, satu bulan setelah invasi dimulai, kantor Venediktova telah mendokumentasikan 2.472 kasus.

Jika sebuah kasus tidak berhasil dituntut di Ukraina sendiri, “kami akan menempatkan sumber daya kami ke Pengadilan Kriminal Internasional, sehingga orang tertentu, individu, menderita hukuman,” katanya.

Kantornya telah membuat situs web – warcrimes.gov.ua – untuk membantu mendokumentasikan insiden seperti pembunuhan Pastor Rostyslav Dudarenko.

Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), 1.035 warga sipil telah tewas di Ukraina sejak awal invasi, dan 1.650 lainnya terluka. Jumlah ini termasuk sedikitnya 90 anak yang terbunuh (per 24 Maret).

Perkiraan yang lebih tinggi diumumkan oleh pihak Ukraina, yakni lebih dari 3.000 penduduk meninggal di Mariupol saja (termasuk sekitar 300 yang berlindung di Gedung Teater Drama).

Pada 16 Maret, Mahkamah Internasional di Den Haag menyatakan agresi Rusia terhadap Ukraina ilegal dan menuntut untuk segera diakhiri. Tuduhan Rusia melakukan kejahatan perang sedang menunggu di Pengadilan Kriminal Internasional.***.katolikku.com



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama