Di Mediterania, bajak laut bukan
ancaman besar selama mereka bisa dikendalikan, biasanya oleh angkatan laut yang
kuat.
Pada akhir abad 2 SM,
praktik pembajakan merajalela, lebih berbahaya, dan mulai mengguncang
Mediterania.
Salah satu kisah yang
paling penuh warna tentang para bajak laut adalah saat mereka menculik
calon diktator Romawi, Julius Caesar.
Mediterania Kekurangan Angkatan Laut
Pada akhir abad 2 SM,
tidak ada kekuatan angkatan laut yang signifikan di Mediterania.
Kartago telah jatuh ke
tangan Romawi pada 246 SM, sedangkan Kekaisaran Seleukus Helenistik dan
Kerajaan Ptolemeus mengalami kemunduran.
Meskipun Roma adalah
kekuatan dominan di Mediterania pada saat itu, Roma tidak memiliki angkatan
laut yang kuat.
Kurangnya kekuatan
angkatan laut di Mediterania bukan
satu-satunya faktor yang memperburuk masalah bajak laut di
Mediterania.
Suburnya bajak laut dan
pembajakan selama periode itu juga disebabkan oleh kenyataan bahwa
orang-orang Romawi bergantung
pada mereka untuk pengadaan budak.
Para perompak sering menargetkan
kapal dagang yang lambat dan saat ditangkap kru kapal akan dijual sebagai
budak.
Julius
Caesar Tertangkap Jadi Sandera
Salah satu sandera
paling terkenal sebagai korban bajak laut Cilicia adalah Julius Caesar.
Pada 75 SM, calon diktator Romawi, yang
berusia 25 tahun pada waktu itu, ditangkap oleh para bajak laut saat dalam
perjalanan ke Rhodes untuk belajar pidato.
Para perompak menuntut
tebusan 20 talent (satuan uang), namun Caesar justru menertawakannya.
Caesar mengatakan bahwa
mereka tidak tahu siapa yang diculiknya dan menawarkan untuk membayar 50
talent.
Selama 38 hari menjadi
tawanan, Julius caesar tetap berperilaku seperti biasa dan tidak dihinakan.
Misalnya, ketika dia
ingin tidur, dia akan menyuruh para bajak laut untuk berhenti berbicara dan
mencaci mereka jika mereka gagal menghargai puisi dan pidato yang ditulisnya.
Caesar bahkan
mengancam, sambil tertawa, pada berbagai kesempatan untuk menggantung mereka.
Para bajak laut
mentolerir, bahkan senang, keberanian Caesar digambarkan sebagai
"kesederhanaan dan kegembiraan kekanak-kanakan".
Akhirnya, tebusan tiba, dan Caesar dibebaskan di Miletus.
Segera, Caesar
mengambil alih komando beberapa kapal dan berlayar dari pelabuhan ke bajak
laut.
Ketika Caesar menemukan
para bajak laut itu, mereka semua ditangkap dan dimasukkan ke penjara di
Pergamon.
Sumber: intisari.grid.id