Percaya Diri vs Skincare

Percaya Diri vs Skincare

Oleh: Rakhmasari Kurnianingtyas 
(Seorang ibu-ibu ASN Kemenkeu yang mengatasi rasa jenuh dengan menulis)




Rahasia cantik awet mudamu… bla bla bla…

Raih kulit indahmu sekarang… bla bla bla…

Mau wajah glowing sempurna?... bla bla bla…

Katakan tidak pada keriput… bla bla bla..

Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat manis yang menarik kaum hawa untuk mengalihkan sejenak perhatiannya dari gosip artis yang lagi naik daun dan sedang berseteru. Banyak sekali sekarang berseliweran iklan-iklan skincare, entah itu produk yang sudah booming milik seseorang yang sekarang disebut-sebut crazy rich, produk besutan dokter-dokter kecantikan yang rajin beriklan di media sosial atau produk-produk dengan nama asing yang baru muncul belakangan ini. Iklan dengan kata-kata bombastis akan membawa wanita-wanita yang membacanya membayangkan wajahnya sendiri waktu masih ABG.

Biasanya iklan akan diikuti dengan testimoni para pengguna sebelumnya yang diklaim telah berubah menjadi glowing setelah memakai produk itu. Memang tidak salah… yang ditampilkan adalah wajah-wajah yang bening seperti air mineral kemasan, kencang seperti balon ulang tahun dan mengkilat seperti gorengan yang baru diangkat. Atau bahkan sekarang para pengusaha skincare sudah berani keluar modal besar untuk marketing dengan mengendorse artis.

Siapa yang tidak tergoda membayangkan wajahnya akan glowing seperti Amanda Manopo si Andin Ikatan Cinta yang sinetronnya mereka tonton setiap malam. Standar kecantikan seperti artis sekarang sudah menjadi patokan wanita-wanita dimanapun. Kalangan menengah ke bawah pun akan rela menyisihkan uang belanja untuk membeli satu paket skincare yang dijual dengan harga cukup terjangkau.

Coba saja periksa meja rias mak-mak itu sekarang. Produk kecantikan dari berbagai merk akan silih berganti mereka coba tidak pakai hitungan musim.

Ini yang membuka peluang bisnis skincare sekarang seperti rumput yang balapan tumbuh di musim hujan.

Keinginan untuk memiliki wajah barbie yang 20 tahun lebih muda membuat mereka tidak berpikir panjang untuk memilih skincare yang sehat. Keinginan untuk segera mendapatkan hasil secepatnya menutup mata mereka untuk sekedar mencari tahu bahan-bahan apa yang dipakai untuk membuat skincare yang mereka pilih itu. Tapi itulah kehebatan dunia marketing. Tujuan utamanya adalah konsumen tertarik, beli, cuan. Selesai.

Di sisi lain, dunia perskincarean telah meningkatkan rasa percaya diri penggunanya. Ada kebanggaan kalau ditanya temannya dan bisa menjawab dengan senyum penuh misteri...

Oh aku pakai skincare yang dipakai artis itu lho… yang wajahnya kinclong.

Walaupun mungkin hasilnya belum nampak sama sekali bekerja di wajahnya. Tapi rasa percaya dirinya sudah tumbuh.

Karena bisa 3 kali sehari dia akan bertanya kepada suaminya.

Pa, wajahku gimana? Sudah ada perubahan?

Dan suaminya menjawab, iya sudah…

Sudah glowing ya? Iya sudah

Bagaimana mungkin suaminya akan berani bilang belum?

Mau Perang Rusia-Ukraina sampai juga ke rumah tangga gara-gara skincare? 😊


***

Artikel ini telah dipubilikasikan di kumparan.com



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama