Aneka suvenir dari kayu nangka hasil karya Tadias Tadimus yang siap dipasarkan. Foto : Athy Meaq |
Ketika disambangi media
in di kediamannya, Sabtu (2/4) sore, Tadias sejak 4 tahun lalu, dirinya tak
kuat lagi bekerja sebagai petani sehingga dia memutuskan beralih menjadi
pengrajin aneka suvenir dari kayu nangka yang kemudian dijual untuk
mempertahankan ekonomi keluarganya.
"Saya sudah tidak
kuat lagi kerja kebun. Karena itu sejak tahun 2018, saya beralih menjadi
pengrajin aneka suvenir dari kayu nangka untuk dijual," kata Tadias.
Aneka suvenir dari kayu nangka hasil karya Tadias Tadimus yang siap dipasarkan. Foto : Athy Meaq |
Dari sisa kayu nangka
yang disensor, kemudian dikumpulkan oleh Tadias untuk dibuat menjadi berbagai
suvenir, seperti sendok makan, sendok kua, sendok nasi, gelas moke, gelas untuk
minum kopi, mangkok kua, cobek, dulang dan aneka suvenir lainnya.
Bermodalkan
keterampilan dan peralatannya seadanya, Tadias mengolah kayu nangka menjadi
barang yang bernilai ekonomis tinggi untuk membiayai ekonomi keluarganya.
Sejak tahun 2018,
setiap hari Tadias mencari sisa-sisa kayu nangka yang disensor, kemudian diolah
dengan peralatan seadanya, berupa parang, pahat dan gerinda.
"Setiap hari saya
mencari rebes-rebes kayu nangka yang orang sensor. Saya bawa pulang ke rumah.
Kemudian dibentuk suvenir untuk dijual," tutur Tadias.
Tadias menjelaskan
bahwa untuk menghasilkan satu buah produk suvenir jadi dari kayu nangka,
membutuhkan waktu satu sampai dua hari.
"Untuk satu
produk, mulai dari potong, pahat, gerinda sampai ampelas finishing, memakan
waktu satu sampai dua hari," ungkapnya.
Aneka suvenir dari kayu nangka hasil karya Tadias Tadimus yang siap dipasarkan. Foto : Athy Meaq |
Menurut Tadias, aneka
suvenir dari kayu nangka terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran yang kemudian
dijual dengan harga yang variatif.
Untuk gelas moke dijual
seharga Rp 25.000 per buah. Gelas minum tanpa tangkai ukuran sedang dijual
seharga Rp 50.000, per buah. Gelas minum bertangkai ukuran sedang Rp 100. 000
per buah.
Untuk asbak rokok
ukuran sedang dijual seharga Rp 20.000 per buah. Untuk sendok nasi, sendok kua
dan sendok makan, berbagai ukuran dijual Rp.20.000 per buah.
Sedangkan dulang ukuran
sedang dijual seharga Rp 50.000, dulang ukuran besar dijual Rp 100.000 per
buah. Cobek untuk ulak bumbu ukuran kecil dijual Rp 50.000 dan untuk ukuran
sedang dijual Rp 100.000 per buah.
Sedangkan untuk
pemasarannya, Tadias masih berjualan keliling di Kota Maumere dan sekitarnya
termasuk di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Alok, Pasar Tingkat dan
Pasar Wairkoja.
Tadias berharap, ada
perhatian pemerintah atau berbagai pihak yang bersimpati untuk membantu
peralatan kerja dalam menekuni kerajinan tangan dari kayu nangka sebagai mata
pencahariannya.
Kontributor : Athy Meaq
***
Source: kumparan.com/florespedia