Cerita Warga Sikka yang Bertahan Hidup dari Aneka Suvenir Kayu Nangka

Cerita Warga Sikka yang Bertahan Hidup dari Aneka Suvenir Kayu Nangka

Aneka suvenir dari kayu nangka hasil karya Tadias Tadimus yang siap dipasarkan. Foto : Athy Meaq


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Karena usia yang tak lagi muda dan tak kuat lagi bekerja di kebun, membuat Tadias Tadimus (65), petani asal RT 04/RW 02, Dusun Dobo Piring, Desa Ian Tena, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka NTT, ini mempertahankan ekonomi keluarganya melalui aneka suvenir dari kayu nangka.

Ketika disambangi media in di kediamannya, Sabtu (2/4) sore, Tadias sejak 4 tahun lalu, dirinya tak kuat lagi bekerja sebagai petani sehingga dia memutuskan beralih menjadi pengrajin aneka suvenir dari kayu nangka yang kemudian dijual untuk mempertahankan ekonomi keluarganya.

"Saya sudah tidak kuat lagi kerja kebun. Karena itu sejak tahun 2018, saya beralih menjadi pengrajin aneka suvenir dari kayu nangka untuk dijual," kata Tadias.

Aneka suvenir dari kayu nangka hasil karya Tadias Tadimus yang siap dipasarkan. Foto : Athy Meaq


Dari sisa kayu nangka yang disensor, kemudian dikumpulkan oleh Tadias untuk dibuat menjadi berbagai suvenir, seperti sendok makan, sendok kua, sendok nasi, gelas moke, gelas untuk minum kopi, mangkok kua, cobek, dulang dan aneka suvenir lainnya.

Bermodalkan keterampilan dan peralatannya seadanya, Tadias mengolah kayu nangka menjadi barang yang bernilai ekonomis tinggi untuk membiayai ekonomi keluarganya.

Sejak tahun 2018, setiap hari Tadias mencari sisa-sisa kayu nangka yang disensor, kemudian diolah dengan peralatan seadanya, berupa parang, pahat dan gerinda.

"Setiap hari saya mencari rebes-rebes kayu nangka yang orang sensor. Saya bawa pulang ke rumah. Kemudian dibentuk suvenir untuk dijual," tutur Tadias.

Tadias menjelaskan bahwa untuk menghasilkan satu buah produk suvenir jadi dari kayu nangka, membutuhkan waktu satu sampai dua hari.

"Untuk satu produk, mulai dari potong, pahat, gerinda sampai ampelas finishing, memakan waktu satu sampai dua hari," ungkapnya.

Aneka suvenir dari kayu nangka hasil karya Tadias Tadimus yang siap dipasarkan. Foto : Athy Meaq


Menurut Tadias, aneka suvenir dari kayu nangka terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran yang kemudian dijual dengan harga yang variatif.

Untuk gelas moke dijual seharga Rp 25.000 per buah. Gelas minum tanpa tangkai ukuran sedang dijual seharga Rp 50.000, per buah. Gelas minum bertangkai ukuran sedang Rp 100. 000 per buah.

Untuk asbak rokok ukuran sedang dijual seharga Rp 20.000 per buah. Untuk sendok nasi, sendok kua dan sendok makan, berbagai ukuran dijual Rp.20.000 per buah.

Sedangkan dulang ukuran sedang dijual seharga Rp 50.000, dulang ukuran besar dijual Rp 100.000 per buah. Cobek untuk ulak bumbu ukuran kecil dijual Rp 50.000 dan untuk ukuran sedang dijual Rp 100.000 per buah.

Sedangkan untuk pemasarannya, Tadias masih berjualan keliling di Kota Maumere dan sekitarnya termasuk di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Alok, Pasar Tingkat dan Pasar Wairkoja.

Tadias berharap, ada perhatian pemerintah atau berbagai pihak yang bersimpati untuk membantu peralatan kerja dalam menekuni kerajinan tangan dari kayu nangka sebagai mata pencahariannya.

Kontributor : Athy Meaq

***

Source: kumparan.com/florespedia

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama