Perdana Menteri Finlandia terpilih, Sanna Marin. Foto: Vesa Moilanen/Lehtikuva/via REUTERS |
Dilaporkan dari DailyMail, Finlandia mungkin akan
bergabung dengan aliansi militer transatlantik NATO walaupun ada peringatan
akan 'konsekuensi militer dan politik' dari Kremlin.
Marin menilai, keputusan untuk bergabung atau tidak
bergabung dengan NATO keduanya merupakan pilihan yang memiliki konsekuensi
tersendiri.
Simbol NATO. Foto: Kenzo Tribouillard / AFP |
“Kita perlu
menilai efek jangka pendek dan jangka panjangnya. Pada saat yang sama, kita
harus mengingat tujuan kita: memastikan keamanan Finlandia dan warganya dalam
segala situasi,” jelas PM Marin.
Marin menambahkan bahwa hubungan Finlandia dengan
negara tetangga Rusia telah berubah secara permanen sejak invasi Rusia terhadap
Ukraina.
Finlandia berbagi garis perbatasan sepanjang 1.340
kilometer dengan Rusia. Ini merupakan perbatasan terpanjang Rusia dengan
anggota Uni Eropa.
Selama ini, sikap militer Finlandia bersifat
non-blok. Oleh karena itu, mereka tidak terlibat dalam perang atau konflik
sejak akhir Perang Dingin karena takut khawatir akan memicu provokasi Moskow.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara kepada parlemen Norwegia, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Oslo, Norwegia, Rabu (30/3/2022). Foto: Heiko Junge/NTB/via REUTERS |
Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Finlandia
Pekka Haavisto mengatakan tindakan Rusia di Ukraina telah 'benar-benar mengubah
keadaan keamanan di Finlandia'.
Dia menambahkan bahwa Finlandia harus bersiap untuk
'skenario militer yang lebih negatif'.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengatakan
sekarang ada bukti yang cukup menunjukkan bahwa sebagian besar orang Finlandia
ingin bergabung dengan aliansi NATO.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh surat
kabar Helsingin Sanomat yang diterbitkan pada hari Kamis (31/3) menunjukkan
dukungan untuk keanggotaan NATO kini telah meningkat menjadi 61%. Hanya 16%
yang saat ini menentang keanggotaan.*** kumparan.com