Ketika melihat judul
artikel ini tentang filosofi kehidupan Epicurus (bahagia dalam
kesederhanaan), kayaknya terkesan terlalu naif. Sebagian besar mungkin
beranggapan kalau jadi orang yang kaya raya, sudah pasti bahagia. Kalaupun
sedih, setidaknya sedih dalam kemewahan, kan?
Tapi, terlepas dari
apakah orang kaya bahagia atau tidak, coba kita berkaca kepada diri
sendiri. Apakah kamu sudah merasa cukup bahagia dengan hidupmu saat ini?
Kalau kamu masih merasa
kurang bahagia karena belum mendapatkan apa yang kamu inginkan, belum bahagia
karena belum punya mobil mewah, belum bahagia karena belum jalan-jalan ke
Cappadocia, sepertinya ada yang harus direnungkan kembali.
Katanya, hidup
sederhana bukan hanya indah, tapi juga penting. Kenapa? Di
antara ide-ide filosofi kehidupan, hidup dalam kesederhanaan adalah ide yang
abadi. Dari para filsuf dunia seperti Socrates hingga Thoreau, dan bahkan
teori Buddha, para pemikir telah menjajakan tentang filosofi kehidupan ini
selama bertahun-tahun yang lalu.
Salah satu filsuf yang
fokus pada konsep kebahagiaan adalah Epicurus, seorang filsuf Yunani yang hidup
antara 341 SM dan 270 SM. Teorinya disebut filosofi Epicureanism.
Filosofi kehidupan
Epicurus ini menyatakan kesederhanaan adalah kunci kebahagiaan. Bagaimana
kunci hidup bahagia menurut filosofi kehidupan Epicurus?
Kali ini, Setapak Rai Numbei akan berbagi informasi tentang filosofi
kehidupan Epicurus, kunci hidup bahagia meski hidup dalam kesederhanaan.
Apa itu Filosofi Kehidupan Epicurus?
Menurut filosofi
kehidupan Epicurus, seseorang dapat hidup dengan sempurna asalkan kebutuhan
dasar terpenuhi. Banyak filsuf lain mengemukakan bahwa mendapatkan
kesenangan dan kebahagiaan berarti membiarkan diri kita memanjakan dan
menikmati hal-hal secara berlebihan. Sementara itu, Epicurus berpendapat kesenangan
dapat ditemukan dalam hidup yang sederhana.
Karena arti filosofi
kehidupan Epicurus ini menekankan bahwa kebahagiaan sering kali datang dari
kesenangan sederhana, sangat mungkin untuk menemukan kegembiraan dalam berbagai
hal tanpa menghabiskan banyak uang.
Menurut perspektif
Epicurean, sesuatu yang menyenangkan sebenarnya bisa menjadi kurang
menyenangkan jika harus dibayar mahal. Jika kamu menggunakan pendekatan
Epicurean, kamu justru akan menemukan kesenangan dan kebahagiaan yang lebih
besar dengan:
1. Menikmati hal-hal dalam jumlah sedang
2.
Hidup sederhana
sesuai kemampuan
3.
Menikmati
hal-hal dan pengalaman yang paling penting bagi diri sendiri
4. Dapat menyimpan dana pensiun untuk membantu
mengelola ketakutan akan masa depan
Ada satu faktor lainnya
yang menurut filosofi kehidupan Epicurus memiliki kekuatan
untuk menghancurkan kesenangan, yaitu kecemasan tentang
masa depan kita. Overthinking dengan
apa yang akan terjadi di masa depan dianggap sebagai hambatan kebahagiaan,
kesenangan, dan ketenangan kita saat ini.
Bagaimana caranya biar tidak
cemas dan bisa bahagia dengan apa yang kita miliki sekarang? Ajaran filosofi
Epicureanism ini mungkin bisa membantumu!
4 Ajaran Utama Filosofi Kehidupan Epicurus untuk
Hidup Bahagia
1. Hindari penderitaan yang tidak
perlu
Untuk bisa hidup
bahagia, filosofi kehidupan Epicurus mengajarkan kita untuk mulai dengan
menghentikan penderitaan. Sebelum mulai mencari kebahagiaan, pertama-tama
yang harus dilakukan adalah menghilangkan titik-titik sumber rasa
sakit dalam hidup.
Misalnya, stop
berhubungan dengan teman palsu (fake friend), putuskan hubungan yang toxic, atau
bahkan resign dari tempat kerja yang melemahkanmu. Dengan demikian,
kamu akan merasa lebih rileks dan bahagia.
"Bukan gunung di depan yang membuatmu lelah, tapi kerikil di sepatumu."
2. Merasa cukup dalam kesederhanaan
Epicurus merupakan
seseorang yang menentang kesenangan berlebihan. Ia percaya
bahwa sesuatu yang berlebihan akan membawa lebih banyak rasa sakit daripada
kesenangan. Misalnya, memang memanjakan diri dapat memberikan kesenangan,
bahkan ketenangan pikiran.
Namun, jika terlalu
memanjakan diri secara berlebihan, justru akan timbul banyak penyakit seperti
obesitas, asam urat, diabetes. Menurutnya, penyakit-penyakit ini lebih menjadi
masalah daripada kelaparan, dan sulit untuk membantah logikanya.
Maka dari itu, mungkin
kamu bisa mulai untuk lebih merasa cukup dengan apa yang kamu miliki saat ini,
menghargai apa yang ada, sehingga dapat menjalani hari-harimu dengan lebih
baik.
“Tidak ada yang cukup bagi orang yang memandang terlalu sedikit.”
3. Menjaga persahabatan
Filosofi kehidupan
Epicurus menjunjung tinggi nilai persahabatan, seperti dalam tulisannya, “Dari
semua cara untuk memastikan kebahagiaan sepanjang hidup, sejauh ini yang paling
penting adalah mendapatkan teman.”
Menurutnya,
persahabatan adalah salah satu cara terbesar untuk mendapatkan kesenangan. Epicurus percaya
bahwa membangun hubungan baik dengan teman menawarkan rasa aman. Sedangkan
tidak memiliki hubungan pertemanan yang baik, dapat menyebabkan isolasi,
keputusasaan, dan berbahaya.
"Kita harus
mencari seseorang untuk makan dan minum sebelum mencari sesuatu untuk
dimakan dan diminum…”
Apa yang dapat kamu
lakukan untuk membangun hubungan baik dalam sebuah pertemanan adalah
mulai dari hal-hal kecil, seperti meluangkan waktu mingguan untuk bertemu
dengan teman-temanmu, menelepon mereka tiba-tiba untuk berbagi tawa, dan
mengatur makan malam bersama.
Persahabatan sejati
bernilai emas, dan merupakan dasar dari kehidupan yang dijalani
dengan baik.
4. Syukuri apa yang ada
Mungkin ini
adalah ulasan terpenting dari filosofi kehidupan Epicurus. Dalam
hidup modern saat ini, kita sering berpikir bahwa lebih banyak akan
membuat kita lebih bahagia. Lebih banyak kekayaan, lebih banyak ketenaran,
dan lebih banyak lagi.
Setelah kita mundur
selangkah dan berpikir logis, kita mungkin menemukan kekeliruan dalam sudut
pandang ini. Jika ada orang miskin merasa cukup bahagia, maka kebahagiaan
bukan dari uang saja, melainkan dari kehidupan yang dijalani dengan baik.
Seperti yang
dikatakan filosofi hidup Epicurus, kita tidak terlalu
membutuhkan banyak hal untuk bahagia. Dalam pandangannya, mengejar hal-hal
yang kita pikir kita butuhkan untuk bahagia, ternyata itulah yang ironisnya
mencegah kita untuk benar-benar bahagia. Ini mungkin berkaitan
dengan filosofi minimalism.
Kesimpulan
Pikirkan kembali
tentang ini: Apakah kamu masih mencari validasi melalui pencapaian, kepuasan
melalui pengeluaran mewah, ketenaran melalui eksploitasimu sendiri?
Berhati-hatilah, karena berada di jalan ini mungkin berbahaya untukmu. Itu
semua adalah hal-hal yang akan mengalihkan perhatianmu dari menjalani kehidupan
yang benar-benar menyenangkan.
Pilihlah untuk membuka
pandanganmu terkait apa yang benar-benar kamu butuhkan dan apa yang kamu pikir
kamu butuhkan. Pilih dengan bijak untuk melepaskan diri dari
siklus konsumtif yang tak berujung, dan mulailah bersyukur atas
apa yang sudah kamu miliki saat ini.