GURU HONOR - Dua orang guru honorer yakni Vinsensius Muti dan Adriana G. Tin Bouk usai menerjang sungai saat keluar sekolah di Desa Wemeda, Kamis 31 Maret 2022 |
Kedua guru ini tidak
menghitung berapa besar honor yang diterima. Namun demi mencerdaskan anak
bangsa tidak ada alasan untuk berhenti mengajar, sekalipun tiap harinya
menerjang arus sungai.
Vinsensius dan Adriana
kepada POS-KUPANG.COM, Kamis 31 Maret 2022 menceritrakan catatan perjalanan
selama menjalani profesi guru honorer.
Dijelaskan Vinsen,
menerjang arus deras Sungai Babahane dilakukan tiap hari. Biasanya tiap pagi
dirinya bersama para siswa sama - sama menerjang sungai tersebut untuk ke
sekolah.
"Menerjang sungai
ini sudah dilakukan sejak kami masih SD, SMP, SMA bahkan sudah selesai kuliah
dan sekarang jadi seorang guru," kisah Vinsensius dan Adriana yang
keduanya adalah guru bahasa Inggris ini.
Vinsensius Muti
mengajar di salah satu SMA Swasta Cendana Boas dan Adriana di SMA Swasta Budi
Mulia II Desa Kereana.
"Saya berharap
pada pemerintah daerah atau provinsi untuk memberikan perhatian, supaya bisa
dibangun jembatan penghubung dari Dusun Babahane ini ke Desa Wemeda," kata
Vinsensius penuh harap.
Siswa SMP Negeri I
Malaka Timur Boas, Silvester Seran Bouk yang ditemui Pos Kupang mengatakan
bahwa tiap hari dia bersama teman-temannya menerjang Sungai Babahane untuk ke
sekolah dan begitu pun saat pulang sekolah.
"Demi pendidikan
dan masa depan terpaksa harus dilakukan supaya bisa ada pengetahuan, dan saya
juga berharap sehingga ada perhatian untuk dibangun jembatan," ujarnya.
Guru honorer di Malaka
atas nama, Vinsensius Muti dan Adriana G. Tin Bouk tiap harinya menerjang
sungai di Dusun Babahane, Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka, demi mengajari para
siswa.
Kedua guru ini tidak
menghitung berapa besar honor yang diterima. Namun demi mencerdaskan anak
bangsa tidak ada alasan untuk berhenti mengajar, sekalipun tiap harinya
menerjang arus sungai.
Vinsensius dan Adriana
kepada POS-KUPANG.COM, Kamis 31 Maret 2022 menceritrakan catatan perjalanan
selama menjalani profesi guru honorer.
Dijelaskan Vinsen,
menerjang arus deras Sungai Babahane dilakukan tiap hari. Biasanya tiap pagi
dirinya bersama para siswa sama - sama menerjang sungai tersebut untuk ke
sekolah.
"Menerjang sungai
ini sudah dilakukan sejak kami masih SD, SMP, SMA bahkan sudah selesai kuliah
dan sekarang jadi seorang guru," kisah Vinsensius dan Adriana yang
keduanya adalah guru bahasa Inggris ini.
Vinsensius Muti
mengajar di salah satu SMA Swasta Cendana Boas dan Adriana di SMA Swasta Budi
Mulia II Desa Kereana.
"Saya berharap
pada pemerintah daerah atau provinsi untuk memberikan perhatian, supaya bisa
dibangun jembatan penghubung dari Dusun Babahane ini ke Desa Wemeda," kata
Vinsensius penuh harap.
Siswa SMP Negeri I
Malaka Timur Boas, Silvester Seran Bouk yang ditemui Pos Kupang mengatakan
bahwa tiap hari dia bersama teman-temannya menerjang Sungai Babahane untuk ke
sekolah dan begitu pun saat pulang sekolah.
"Demi pendidikan
dan masa depan terpaksa harus dilakukan supaya bisa ada pengetahuan, dan saya
juga berharap sehingga ada perhatian untuk dibangun jembatan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan
judul Kisah Guru Honorer di Malaka Tiap Hari Menerjang Sungai Demi Pendidikan
Siswa, https://kupang.tribunnews.com/2022/03/31/kisah-guru-honorer-di-malaka-tiap-hari-menerjang-sungai-demi-pendidikan-siswa?fbclid=IwAR1-znHzuHTz_VFwLhbUA12cyThZjc7DW4wwOTrdcShelxZVysJG9iyfH04.