Berdasarkan data final
pemilihan umum Timor Leste pada putaran pertama diketahui dua kandidat dengan
suara tertinggi dan bertarung pada putaran kedua pilpres Timor Leste dan
diungguli Ramos Horta.
Ramos Horta yang
menerima 46,5 persen suara pada putaran pertama bulan lalu, melawan presiden
petahana Francisco Guterres, yang mengumpulkan 22,1 persen dalam pemungutan
suara yang secara luas dipandang sebagai kunci stabilitas politik negara.
Dari informasi yang
dihimpun Aktaduma.com Presiden berikutnya akan dilantik pada 20/05/2022 saat
peringatan dua puluh tahun kemerdekaan Timor-Timur.
Pria 72 tahun yang
sebelumnya menjabat sebagai presiden dari 2007 hingga 2012 ini akan kembali
memimpin negara Timor Leste setelah memenangi pertarungan sengit di dua putaran
dalam pemilihan presiden 2022.
Mengutamakan dialog
Berbicara dengan
wartawan di rumahnya di Dili setelah memberikan suara, Ramos Horta mengatakan
'sangat yakin' dia akan memenangkan pemungutan suara tahap kedua.
"Yang penting bagi
saya sekarang adalah dialog dengan semua partai yang ada di parlemen untuk membangun
iklim kerja sama baru yang lebih sehat bagi citra parlemen di mata
warga," kata Horta yang sekarang berusia 72 tahun seperti dikutip oleh
kantor berita Portugal Lusa.
Dilahirkan di Dili di
tahun 1949 dari ibu warga Timor dan ayahnya yang berasal dari Portugal, Ramos
Horta sudah lama menjadi bagian dari kehidupan politik di Timor Leste bahkan
sejak sebelum kemerdekaan.
Ketika Indonesia
menduduki Timor Timur, Horta terpaksa mengasingkan diri beberapa kali karena
perjuangannya bagi kemerdekaan Timor Leste.
Di tahun 1996, bersama
dengan Uskup Agung Carlos Belo, Horta mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian
karena perjuangan mereka bagi resolusi damai di sana.
Setelah Timor Leste
merdeka di tahun 2002, Horta diangkat menjadi menteri luar negeri sampai tahun
2006 sebelum kemudian menjadi perdana menteri.
Presiden terpilih Timor
Leste akan dilantik 20 Mei 2022 bertepatan dengan 20 tahun kemerdekaan negara
tersebut.
***
Source: tempo.co