Tahun ini, Indonesia resmi memegang Presidensi G20 selama setahun penuh. Artinya, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi perhelatan yang dimulai dari 1 Desember 2021 hingga November 2022. |
Dua sumber Reuters mengatakan, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyampaikan
kepada para peserta yang hadir bahwa dia sangat tidak setuju dengan kehadiran
seorang pejabat senior Rusia di pertemuan itu. Yellen akhirnya
memutuskan keluar dari rapat tersebut.
Dia bergabung dengan Ketua Bank Sentral Amerika Jerome Powell, Gubernur
Bank Sentral Inggris Andrew Bailey, Menteri Keuangan Kanada Chrystia
Freeland, dan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde. Salah satu sumber
mengatakan, Pejabat Ukraina yang hadir juga keluar dari pertemuan itu.
Wakil Menteri
Keuangan Rusia Timur
Maksimov hadir mewakili Moskow secara langsung di acara yang
diselenggarakan di Washington itu. Sedangkan Menteri Keuangan Rusia
Anton Siluanov dan gubernur bank sentral Rusia bergabung secara virtual.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, yang memimpin pertemuan pejabat keuangan G20 itu, mengakui bahwa badan tersebut menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akan tetapi, Sri tetap menyerukan kerja sama untuk mengatasi hambatan yang memperlambat pertumbuhan global.
"Ini adalah
situasi yang luar biasa. Ini bukan 'Business as Usual', sangat dinamis dan
menantang," katanya, kepada wartawan setelah pertemuan, Rabu, 20 April.
Menteri Keuangan
Inggris Rishi Sunak mengatakan dalam sebuah tweet: "Kami bersatu dalam
kecaman kami atas perang Rusia melawan Ukraina dan akan mendorong koordinasi
internasional yang lebih kuat untuk menghukum Rusia."
Freeland, yang merupakan keturunan Ukraina, mengatakan dia keluar dari
pertemuan pleno G20 untuk memprotes partisipasi Rusia. Selama forum dia
berapi-api memohon atas nama Ukraina.
"Pertemuan minggu ini di Washington adalah tentang mendukung ekonomi dunia
- dan (tapi) invasi Rusia ke Ukraina merupakan ancaman besar bagi ekonomi
global," katanya di Twitter.
Sementara itu, Kementerian Keuangan Rusia tidak menyebutkan pemogokan dalam
sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan. Ia mengutip Siluanov yang
menyerukan G20 untuk tidak mempolitisasi dialog antara anggotanya dan
menekankan agar G20 selalu fokus pada ekonomi. Dalam pernyataan itu, Siluanov
juga mengeluhkan efek merusak dari sanksi Barat.
"Aspek lain dari
krisis saat ini adalah merusak kepercayaan pada sistem moneter dan keuangan
internasional yang ada," katanya.
"Keamanan cadangan internasional dan kemungkinan perdagangan bebas dan
transaksi keuangan tidak lagi dijamin," tuturnya.
Salah satu sumber mengatakan, Lagarde mendesak Maksimov untuk menyampaikan
pesan yang jelas ke Moskow agar mengakhiri perang di Ukraina.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengakui, saat ini adalah
momen sulit bagi G20, forum yang telah memainkan peran kunci dalam
mengkoordinasikan perang melawan Covid-19 dan menanggapi krisis keuangan
2008-2009. Namun dia mengatakan kerja sama melalui forum akan terus berlanjut.
Georgieva sependapat dengan Yellen, telah
memperingatkan soal fragmentasi ekonomi global ke dalam blok
geopolitik. Amerika Serikat dan demokrasi yang didorong pasar di satu sisi dan
Cina, Rusia, dengan ekonomi yang digerakkan oleh negara, di sisi lain.
Dalam pertemuan di Washington, anggota G20 dari negara-negara Barat
menuduh Moskow melakukan kejahatan perang di Ukraina. Sementara, Cina, India,
Indonesia dan Afrika Selatan, belum memberlakukan sanksi yang dipimpin Barat
terhadap Rusia atas konflik tersebut.
Melihat adanya perpecahan itu, forum tidak mengeluarkan tanggapan resmi usai pertemuan.
Sebaliknya, Sri
Mulyani membacakan pernyataan yang merangkum pertemuan tersebut dan
menggarisbawahi pentingnya badan tersebut.
***
Sumber: Reuters