Kisah di Balik Pembunuhan Abraham Lincoln: Gara-Gara Bir, Tak Ada yang Menjaga Presiden

Kisah di Balik Pembunuhan Abraham Lincoln: Gara-Gara Bir, Tak Ada yang Menjaga Presiden

Kisah pembunuhan Abraham Lincoln. (Wikipedia).


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei)Peristiwa pembunuhan presiden Abraham Lincoln yang terjadi 157 tahun lalu tepat hari ini masih menjadi perbincangan ahli sejarahwan. Salah stau pertanyaan yang masih ditanyakan adalah kenapa seorang presiden tak dikawal.

Presiden Abraham Lincoln ditembak di kepala di Ford's Theatre di Washington, D.C. pada 14 April 1865. Pembunuhnya, aktor John Wilkes Booth yang masuk ke dalam tempat duduk sang presiden. Lincoln pun meninggal keesokan paginya.

 

Mengapa presiden tak dikawal?

Sebenarnya, pada kejadian itu, ruangan tempat presiden menonton itu sempat dijaga oleh satu orang. Namun terjadi kelalaian, seperti yang dikutip dari history.com

Penjaga Lincoln, John Parker, meninggalkan tempatnya. Ada sumber yang mengatakan bila ia bosa menonton dramanya, namun ada juga yang mengatakan ia pergi untuk mengambil bir.

Sementara itu, ada yang menyebutkan alasan Parker lantaran keduanya. Ia bosan dengan drama itu dan untuk menghibur kebosanannya, ia meninggalkan posnya untuk mengambil bir.

Sang pembunuh John Wilkes Booth akhirnya dengan mudah menyelinap masuk dan menembak presiden di belakang kepala.

Pengawal Lincoln didakwa melalaikan tugas, namun akhirnya tetap menjadi pengawal istri presiden.

Parker didakwa melalaikan tugas dan diadili pada 3 Mei 1865, tetapi tidak ada transkrip kasus yang disimpan. Pengaduan itu ditolak pada 2 Juni 1865.

Meskipun meninggalkan posnya pada malam Lincoln ditembak, Parker masih ditugaskan untuk bekerja sebagai keamanan di Gedung Putih.

Sebelum Mary Todd Lincoln pindah dari Gedung Putih setelah kematian suaminya, Parker ditugaskan sebagai pengawalnya.

Parker dimaki istri Lincoln dituduh ikutan membunuh Lincoln.

Penjahit Mrs. Lincoln Elizabeth Keckley mendengar Mrs. Lincoln berteriak kepada Parker, "Jadi Anda berjaga-jaga malam ini, berjaga-jaga di Gedung Putih setelah membantu membunuh Presiden."

Parker berusaha membela diri dengan menyatakan bahwa dia "tidak akan pernah bisa. membungkuk untuk membunuh apalagi membunuh orang yang begitu baik dan hebat sebagai Presiden.

"Saya melakukan kesalahan, saya akui, dan telah sangat menyesal."

Nyonya Lincoln memberi tahu Parker bahwa dia akan selalu berpikir dia bertanggung jawab atas kematian Presiden dan dengan marah memecatnya.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama