Bagi suku Mursi di Ethiopia, memasang lempengan
piring di bawah bibir mereka adalah standar kecantikan para wanita di sana.
Mereka akan rela memotong bibir mereka dan memasukkan piringan kayu sebagai alat
untuk mempercantik penampilan fisik mereka.
Dikutip Livescience, tradisi ini telah dilakukan
oleh masyarakat Ethiopia sejak beratus ribu tahun lamanya. Cara ini dimaksudkan
sebagai bukti kesuburan setiap wanita dan melambangkan jika mereka telah siap
untuk menikah.
Mereka menganggap semakin besar bibir wanita,
semakin cantiklah wanita tersebut. Hal ini lantaran piringan tersebut adalah
ornamen budaya yang melambangkan kekuatan dan harga dirinya.
Selain itu, keputusan wanita memasang piringan di
bawah bibir menunjukkan jika wanita tersebut merupakan wanita yang tangguh dan
memiliki keberanian yang tinggi.
Banyak harga diri yang menempel di bibir karena
dipandang sebagai suatu kebanggaan. Untuk membuatnya lebih cantik, beberapa
wanita mengecat pelat bibir mereka.
Penggunaan pelat bibir juga menjadi sumber pembeda,
terutama bagi suku-suku yang menggunakannya. Ini membedakan mereka dari
suku-suku lain yang ada.
Sebagai simbol kesuburan dan kelayakan untuk
menikah, pelat bibir digunakan pada acara-acara penting seperti pernikahan dan
kompetisi menari.
Wanita yang sudah menikah juga diharapkan untuk
memasukkan piring mereka saat melayani suami.
Meskipun mengakui tradisi aneh ini, tampaknya cukup
jelas bahwa wanita yang memakai pelat bibir tampak tidak nyaman. Namun, mereka
harus melakukannya karena tradisi menuntut demikian.