Malaikat Tak Bersayap (Goresan Pena dalam Bahasa Kupang, NTT)

Malaikat Tak Bersayap (Goresan Pena dalam Bahasa Kupang, NTT)




Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk Numbei) -  Adalah seorang perempuan hebat, yang biasa beta panggil mama. Karena dia pung pengorbanan beta dilahirkan, karena dia pung perjuangan beta dibesarkan. Pokonya, dia perempuan hebat yang son akan bisa tergantikan. Son peduli beta pung perlakuan, tapi yang pasti, dia pung kasih sayang son akan pernah berkurang.

Ulang-ulang beta buat dia sakit hati, buat dia menangis tapi mamtua son pernah mempedulikan itu. Mamtua pung cinta son berkurang untuk beta hanya karena beta buat mamtu sakit hati.

Orang-orang dong bilang "kasih ibu sepanjang masa" dan itu benar-benar nyata yang beta rasa. Mau mamtua dalam keadaan sakit atau son ada uang, mamtua son akan peduli asalkan yang sakit bukan dia pung anak. Mamtua paling son bisa kalau liat dia pung anak susah apa le bilang sakit, maka mamtua akan pikiran s'tengah mati sampe-sampe mamtua yang sakit.

Mamtua kadang son akan pedulikan dia pung hidup, asal dia pung anak-anak pung hidup baik-baik sa. Mamtua kasih dia pung hidup semua untuk dia pung anak-anak dan son pernah menuntut balasan apa-apa, itu su kasih paling nyata yang beta dapat dari mamtua.

Pokonya untuk mamtua dan perempuan di luar sana, yang su punya anak atau pun belum, beta mau bilang; bosong perempuan luar biasa. Bosong korbankan banyak hal demi bosong pung anak, dan itu sangat menyakitkan tapi bosong tetap menjalaninya dengan ketulusan hati.

Dari perempuan yang rela menukarkan semua hal demi anaknya, dari cinta yang yang tak pernah menuntut balasan, dari kasih yang tak pernah ada kata henti, dari perjuangan yang tak pernah ada batas, dari ketulusan yang tak pernah ada duanya, dari ujung timur sampai ke ujung barat kasih seorang perempuan terhadap anaknya tak akan pernah ada akhirnya.

Ya, bahkan jika nyawa sekalipun taruhannya, ia akan tetap menjaga dan mengutamakan buah hatinya. Ia rela tersiksa 9 bulan tanpa tidur yang cukup, malahan baginya itu sebuah anugerah. Ia rela perutnya dibelah dan dijahit kembali. Jalan lahirnya terbuka, dan buah dadanya tak lagi bagus. Ia rela untuk tidak menjadi cantik menurut stempel yang dunia pakai.

Kini setelah gelarnya menjadi, ibu/mama yang ia pusingkan sudah bukan tentang dirinya lagi, tapi tentang bagaimana anaknya bisa baik-baik saja. Karena sakitnya seorang anak bisa menjadi hancurnya seorang ibu.

Ia memang bukan orang kaya. Mungkin juga tak berpendidikan tinggi, tak bekerja kantoran dan hidupnya pas-pasan, tapi kesempurnaan cinta dan hebat perjuangannya tak akan ada orang yang bisa menggantikannya.

Dari beta laki-laki yang pernah dilahirkan dari rahim perempuan, beta cuma mau bilang; bosong pung cinta son akan ada yang bisa gantikan, bosong pung ketulusan son akan ada yang bisa saingi. Banyak-banyak terima kasih untuk bosong.

_Thomas Tari_

Kupang, 02 April 2022.

 ***Artikel ini merupakan curahan hati Thomas Tari di akun Facebooknya.



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama