Anda bisa saja
merasa marah, sedih,
takut atau bahkan bahagia dan optimistis tanpa tahu mengapa. Ini bisa
membingungkan dan membuat khawatir kalau itu terlalu bagus untuk menjadi
kenyataan.
Julia Childs Heyl
adalah pekerja sosial klinis yang berfokus pada kesenjangan kesehatan mental,
penyembuhan trauma generasi, dan psikoterapi mendalam, menjelaskan kita memang
tidak selalu dapat menyebutkan mengapa perasaan itu muncul dan itu tidak
masalah.
"Namun, terkadang
alasannya tepat di depan kita dan itu bisa menjadi kekuatan untuk mengakui
keadaan saat ini dalam hidup Anda," ujar Heyl dilansir Very Well Mind.
Berikut enam alasan
berbeda mengapa Anda merasakan apa yang Anda rasakan dan apa yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya.
1.Stres yang baik
Selama ini orang
melihat stres itu
sebagai sumber negatif, jadi bukan sesuatu yang mengejutkan ketika muncul
perasaan lain.
Tak sedikit juga orang
yang mengabaikan sumber stres. Padahal stres yang baik juga dapat menimbulkan
frustasi, khawatir yang berlebihan, dan kesedihan. Stres yang baik ini bisa
bersumber dari moment postif seperti naik pangkat, mau tunangan atau menikah.
Heyl mencontohkan,
bertunangan dan merencanakan pernikahan impian Anda bisa sangat menegangkan,
tidak peduli seberapa baik perasaan Anda tentang pernikahan Anda yang akan
datang. Membeli rumah, indikator kesuksesan yang sangat besar dalam masyarakat
kita, juga dapat menimbulkan banyak stres.
Jadi bukan hal yang
aneh jika orang mengecilkan stresnya ketika itu terkait dengan sesuatu yang
positif. Meskipun penting untuk mengakui bagaimana hak istimewa berperan dalam
momen kehidupan yang luar biasa, sama pentingnya untuk tidak menekan perasaan Anda.
"Berbicaralah
dengan orang lain yang berhubungan dengan stres, itu dapat sukses memulai
proses perasaan Anda. Menjelajahi cara untuk menenangkan stres setiap hari,
seperti latihan meditasi yang konsisten, dapat berkontribusi pada kesehatan
mental Anda secara keseluruhan," kata Heyl.
Anda juga bisa
konsultasi dengan profesional kesehatan mental berlisensi. Dalam psikoterapi,
Anda dapat memproses perasaan kompleks Anda tanpa penilaian.
2. Masalah keuangan
Heyl bilang, tekanan
pandemi telah menyebabkan PHK massal dan beberapa memutuskan posisi mereka
tidak lagi cocok untuk mereka. Bukan rahasia lagi bahwa ketidakstabilan
keuangan adalah sumber utama stres
"Sangatlah sulit
untuk mengurangi tekanan ketidakstabilan keuangan karena yang paling dibutuhkan
hanyalah keamanan finansial,"ujarnya.
Heyl menyarankan untuk
memperhatikan cara dalam mengatasi stres dan lihat apakah Anda dapat
menghindari bentuk koping negatif apa pun, seperti penggunaan narkoba, dengan
sesuatu yang positif, seperti olahraga.
Terakhir, hubungi
komunitas Anda. Mungkin terasa tabu untuk membicarakan kesengsaraan uang dengan
orang lain, tetapi kenyataannya banyak dari kita telah melampaui batas
finansial kita. Ada kekuatan dalam dukungan komunal.
3. Masalah Hubungan
Jatuh cinta dan
mengakhiri suatu hubungan adalah dua bentuk masalah hubungan yang dapat
menimbulkan gejolak emosi. Sementara jatuh cinta sering dikaitkan dengan momen
kebahagiaan, dan ada juga ketakutan.
Bagi orang-orang yang
pernah mengalami pengalaman romantis negatif di masa lalu, mungkin menakutkan
untuk membuka diri kepada seseorang yang baru.
Mengakhiri suatu
hubungan bisa sangat menyakitkan. Perceraian, bahkan ketika itu adalah sesuatu
yang Anda inginkan dan ketahui akan berkontribusi pada kesejahteraan Anda
secara keseluruhan, juga merupakan peristiwa yang sangat menegangkan. Dalam
kedua situasi ini, terapi dapat sangat membantu.
Apabila Anda merasa
sedang berjuang dengan masalah komunikasi, cobalah jelajahi bagaimana Anda
dapat mengubah gaya komunikasi Anda sehingga dapat mengurangi keparahan
perasaan negatif. Melihat ke dalam metode komunikasi tanpa kekerasan adalah
tempat yang bagus untuk memulai.
4. Kelelahan alias burnout
Terkadang kita terlalu
banyak urusan sehingga kelelahan. Kelelahan dan kurangnya semangat ini dapat mengakibatkan
perasaan mudah tersinggung, sedih, bahkan takut.
"Sejak awal
pandemi dan munculnya kerja dari rumah, burnout menjadi lebih umum dari
sebelumnya," kata Heyl.
Menjadwalkan hari libur
secara teratur, memastikan Anda melakukan hal-hal yang membuat Anda senang, dan
menetapkan batasan dengan tanggung jawab pekerjaan Anda adalah cara untuk
memerangi gejala burnout.
5. Kekacauan Keluarga
Keluarga dapat menjadi
salah satu sumber paling awal dari perasaan menantang kita. Apakah itu trauma
masa kecil, hubungan yang tegang dengan anggota keluarga, atau harapan yang
tinggi dari orangtua Anda. Ini sangat normal jika kehidupan keluarga Anda
menjadi sumber emosi yang rumit.
"Mulai memahami
pemicu Anda adalah tempat yang bagus untuk memulai. Apakah Anda merasa gugup di
sekitar liburan? Apakah hari ulang tahunmu selalu menjadi hari yang berat?
" kata Heyl.
Mulailah merencanakan
ke depan, saat-saat yang Anda tahu Anda mungkin sangat aktif secara emosional.
Jika Anda pernah mengalami trauma masa kanak-kanak, terapi somatik bisa sangat
membantu.
Menyesuaikan diri
dengan menjadi orangtua juga dapat menjadi pemicu utama kekacauan keluarga.
Benar-benar dibutuhkan sebuah dukungan sepenuhnya pada masa-masa awal menjadi
orangtua.
***
Sumber : Liputan6.com