"Pertamina selalu
mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih
kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU
lainnya. Ini pun baru dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, sejak tahun
2019," jelas Irto Ginting, Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra
Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), dalam keterangan resmi, Kamis (31/3).
Pertamina diskon pembelian Pertamax Series dan tabung Bright Gas via MyPertamina selama sebulan. Foto: Pertamina |
Penyesuaian harga ini,
lanjut Irto, masih jauh di bawah nilai keekonomiannya. Sebelumnya, Kepala Biro
Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi
dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak
bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian
atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp
14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp 16.000 per liter.
Dengan demikian,
penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter ini masih lebih rendah
Rp 3.500 dari nilai keekonomiannya. "Ini kita lakukan agar tidak terlalu
memberatkan masyarakat," ujar Irto.
Petugas mengisi bahan bakar pertamax di SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina |
Dengan harga baru
Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM Non Subsidi yang
lebih berkualitas. "Harga baru masih terjangkau khususnya untuk masyarakat
mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai
kebutuhan," ujar Irto.
Krisis geopolitik yang terus berkembang sampai saat ini mengakibatkan harga minyak dunia melambung tinggi di atas USD 100 per barel. Hal ini pun mendorong harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) per 24 Maret 2022 tercatat USD 114,55 per barel atau melonjak hingga lebih dari 56 persen dari periode Desember 2021 yang sebesar USD 73,36 per barel.
Menyikapi kondisi ini,
Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga harus tetap menjaga komitmen dalam
penyediaan dan penyaluran BBM kepada seluruh masyarakat hingga ke pelosok
negeri. Untuk menekan beban keuangan Pertamina, selain melakukan efisiensi
ketat di seluruh lini operasi, penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) tidak
terelakkan untuk dilakukan namun dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
Karenanya, penyesuaian
harga dilakukan secara selektif, hanya berlaku untuk BBM Non Subsidi yang
dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen, di mana 14 persen merupakan jumlah
konsumsi Pertamax dan 3 persen jumlah konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan
Pertamina Dex.
Sedangkan BBM Subsidi
seperti Pertalite dan Solar Subsidi yang dikonsumi masyarakat sebagian besar
masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau
ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter. Hal ini merupakan kontribusi
Pemerintah bersama Pertamina dalam menyediakan bahan bakar dengan harga
terjangkau.
Untuk informasi lengkap
mengenai seluruh harga produk Pertamina terbaru, masyarakat dapat mengakses
website pertamina di www.pertamina.com dan atau dapat langsung menghubungi Pertamina
Call Center (PCC) 135.
***
Source: kumparan.com