Semula ia mengira
guncangan yang dirasakan berasal dari gempa, tidak lama kemudian ia menyadari
bahwa kapal telah kandas menabrak karang.
"Tiba-tiba saja
kapal goyang. Saya kira gempa, lalu saya berdiri dan lihat ke laut. Kok air
lautnya jadi putih, ternyata kapal kandas tabrak batu karang karena air laut
sementara surut," kata Itha saat dihubungi Kompas.com melalui
sambungan telepon, Selasa malam.
KM Sirimau yang
berlayar dari Pelabuhan Laut Lewoleba menuju Pelabuhan Lorens Say Maumere,
Sikka, kandas di sekitar Perairan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Selasa. Kapal itu
membawa 784 penumpang.
Saat melintasi jalur
laut di wilayah Tanjung-Palilolon, kapal tersebut menabrak karang dan kandas.
Penyebabnya karena air laut di sekitar perairan Palilolon sedang surut.
Insiden itu pun membuat
para penumpang panik dan takut.
"Panik, sampai
kaki tangan lemas, tambah lagi trauma karena pernah mengalami tenggelam. Jadi
takut sekali, pikiran sudah aneh-aneh," kata Itha.
"Hampir semua
penumpang panik. Sebagian penumpang masih di dalam kamar, sementara sebagiannya
sudah di luar kamar," jelasnya.
Menurut Itha, tidak
lama setelah kapal kandas, situasi mulai kondusif. Pihak kapal mengimbau agar
penumpang tidak panik.
"Sekarang
kondisinya baik-baik saja. Sekarang lagi menunggu untuk melanjutkan
perjalanan," ujarnya.
Kepala Syahbandar
Lewoleba, Kabupaten Lembata, Abdul Syukur Muklis mengatakan, KM Ganda Nusantara
milik Pemkab Lembata sudah diterjunkan ke lokasi untuk menuntun KM Sirimau.
"KM Ganda
Nusantara sudah ke lokasi, nanti pas air pasang bantu untuk tarik. Muda-mudahan
pas air pasang tidak kandas lagi, sehingga kapal bisa bergerak sendiri,"
ujar Abdul saat dihubungi, Selasa malam.
Abdul berujar, pihaknya
belum mendapat laporan terkait kerusakan kapal akibat insiden itu. Namun,
dipastikan kondisi mesinnya masih aman.
"Sementara
mesinnya aman semua. Hanya karena kandas jadi kasih mati mesin (mesin
dimatikan), supaya jangan ada gangguan pada baling-baling," katanya. *** kompas.com