Kisah
Gabriel Rutu Rado, sopir mobil ambulans yang menerobos banjir di Desa Kerirea,
Kecamatan Nangapanda Ende, di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. (Foto:
kolase/istimewa) |
Tak banyak yang tahu kisah di balik mobil ambulans yang sedang mengantar
jenazah tersebut.
Meski sempat diliputi
perasaan was-was lantaran menerobos banjir di kali (sungai) Ndetufeo, sang
sopir tetap melaksanakan tugasnya dengan tuntas.
Sopir ambulans yang
gigih itu bernama Gabriel Rutu Rado (28).
"Awalnya, saya
takut juga. Apalagi kalinya sangat lebar dan masih banjir. Puji Tuhan, akhirnya
saya bisa antar jenasah sampai ke seberang dengan selamat," kata Gabriel
Rutu Rado, sang sopir mobil ambulans yang kini viral di medsos saat dihubungi
detikBali, Jumat (27/5/2022).
Gabriel sebenarnya
sudah terbiasa mengantar jenazah ataupun ibu hamil yang hendak melahirkan. Ia
juga kerap mengantar warga yang sakit dan membutuhkan perawatan ke puskesmas
atau rumah sakit.
Hanya saja, kali ini
medan yang harus dia lalui cukup menantang karena menemui banjir di tengah
perjalanan.
Gabriel mengaku tidak
sampai hati menurunkan jenazah di tengah jalan dengan harapan agar dibantu
warga bersama-sama untuk menyebrangi sungai Ndetufeo yang sedang banjir.
Untuk diketahui, kali
Ndetufeo merupakan kali yang membagi dua wilayah desa, yakni Desa Sanggaroro
dan Desa Kerirea.
"Aturannya jelas.
Sebagai sopir ambulans, harus mengantar pasien atau jenazah sampai ke tempat.
Tidak boleh hanya di tengah jalan saja," ujar Gabriel.
Suami dari Gerarda
Meyela Rano ini mengaku baru setahun bekerja sebagai sopir mobil ambulans di
Puskesmas Kota Baru, Kabupaten Ende.
Meski masih berstatus
honorer, Gabriel Rutu Rado menjalan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan
sepenuh hati.
"Saya tidak tahu
kalau ada yang rekam kemudian kirim ke Facebook dan jadi viral di medsos. Saya
di kampung sini tidak tahu sama sekali. Apalagi sinyal di sini juga sulit. Saya
hanya jalankan tugas tidak ada maksud apa-apa," katanya polos.
Ia mengakui bila
perjalanan mengantar jenazah Hermanus Beo (almarhum) yang merupakan kakak dari
Urbanus Beo, Kepala Desa Kerirea cukup melelahkan.
Jenazah dijemput di
Bandara Frans Seda Maumere-Sikka dan menempuh perjalanan sekitar 170 kilometer
untuk sampai ke Kampung Guna di Desa Kerirea.
"Dari jalan besar
sekitar 11 kilometer menuju ke Desa kerirea itu yang jalannya masih rusak
parah, termasuk harus melewati sungai yang cukup lebar. Puji Tuhan, semua
berjalan dengan selamat," ujarnya. (*) detik.com