Aksi nekat sopir ambulans terjang sungai berarus deras demi antar jenazah ke Desa Kerirea, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibanjiri tangisan warga. (Instagram/@memomedsos) |
Namun tetap saja
ambulans bisa menemui berbagai rintangan saat menunaikan tugasnya. Mulai dari
bersaing dengan pengguna jalan lain yang arogan, hingga dihadapkan pada tidak
adanya fasilitas jalan yang memadai.
Hal itulah yang
dihadapi oleh sopir ambulans di Kampung Guna, Kecamatan Nangapenda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT)
berikut ini. Tak adanya jembatan penyeberangan membuat sopir ambulans melakukan
aksi nekat, yakni menerjang derasnya arus sebuah sungai, demi mengantar
jenazah.
Aksi nekat sopir ambulans terjang sungai berarus deras demi antar jenazah ke Desa Kerirea, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibanjiri tangisan warga. (Instagram/@memomedsos) |
Aksi nekat sang sopir seperti
terekam di video unggahan akun Instagram @memomedsos. Terlihat sebuah
sungai dengan arus yang sangat deras membentang, yang medannya semakin sulit
dilewati karena hujan juga sedang turun.
Tampak sebuah ambulans
putih berhenti di pinggir sungai itu, sampai tiba-tiba sopirnya nekat melakukan
aksi tidak terduga. Dengan perlahan tapi pasti, sopir ambulans itu menggerakkan
kendaraannya untuk memasuki area sungai yang tentu sangat berbahaya.
"Video aksi nekat
sopir ambulans membawa jenazah menerobos arus sungai beredar di media sosial,"
kata @memomedsos, dikutip Suara.com pada Jumat (27/5/2022).
"Ambulans itu hendak mengantar jenazah menuju Desa Kerirea."
Sopir itu sempat
beberapa kali tersendat saat melajukan kendaraannya. Situasi semakin terasa
menegangkan ketika hampir setengah bagian ambulans terendam air lantaran
mencapai area yang cukup dalam di tengah-tengah sungai.
Aksi nekat ambulans
juga menjadi sorotan karena terdengar suara tangisan warga yang senantiasa
mengiringi. Tak terlalu jelas apa yang mereka ucapkan, hanya terdengar tangisan
meraung-raung seiring dengan semakin terendamnya ambulans tersebut.
Peristiwa ini juga
dibenarkan oleh Kepala Desa Kerirea, Urbanis B Karo. "Benar saat itu
ambulans sedang mengangkut jenazah. Jalur (sungai) itu cuma satu-satunya yang
menghubungkan kami antardesa," tuturnya, Kamis (26/5/2022).
Memang ada jembatan
gantung yang membentang di atas sungai tersebut, namun hanya bisa dilalui oleh
kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Alhasil ambulans harus menerjang derasnya
arus sungai seperti yang terlihat pada video tersebut.
Warganet sendiri
terpantau menanggapi video ini dengan keras. Mereka ramai-ramai mengkritik,
baik pemerintah daerah hingga DPR RI, yang tidak segera menyediakan fasilitas
memadai bagi desa-desa terisolir seperti ini.
"#toktok Halo
Pemda sudah ada rencana apa nih," sindir warganet.
"Duit bikin gorden
mending buat bikin jembatan dulu... Malah lebih bermanfaat, orang sakit yang
kritis harus pake ambulans gak lewat sungai kan.. iya kalo selamat... kalo
enggak?" komentar warganet lain.
"Ya Allah ikut
deg-degan," timpal yang lainnya.
Kebanyakan warganet
juga menandai Presiden Joko Widodo hingga Kementerian PUPR agar segera
menyediakan jembatan yang diperlukan warga. Untuk video selengkapnya dapat
disaksikan di sini.***suara.com