Unik, Begini Prosesi Penyambutan Bayi Dalam 6 Agama di Indonesia

Unik, Begini Prosesi Penyambutan Bayi Dalam 6 Agama di Indonesia



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Kehadiran bayi memang selalu disambut sukacita oleh kedua orangtua, ataupun sanak saudara karena menambah keluarga baru. Masing-masing agama, memiliki adat dan tradisi. Begitu juga dalam proses penyambutan bayi, enam agama ini memiliki proses penyambutan yang unik. Berikut prosesi penyambutan bayi dalam enam agama di Indonesia.

1. Konghucu



Seorang bayi yang terlahir di agama Konghucu biasanya akan dibawa ke lintang, atau ke kelenteng untuk dimohonkan do’a bagi pertumbuhan sang anak. Konghucu juga mengajarkan kepada para pengikutnya tentang nilai-nilai keluarga. Salah satunya mendidik anak sejak lahir untuk menghormati orangtua mereka, dan melakukan apa yang diperintahkan.

2. Budha



Dalam agama budha, salah satu ritual yang dilakukan untuk menyambut bayi yang lahir ialah membawa anak tersebut ke Candi, Kuil, atau Vihara terdekat. Biasanya, orangtua akan memilih membawanya di hari baik, atau bulan purnama. Setibanya di Candi atau di Kuil, mereka akan menyerahkan bayi ke awam wasit, atau kapuva untuk ditempatkan dilantai ruang kuil, atau didepan patung Budha, agar menerima berkat-berkat dari tiga permata, yaitu budha, sangka, dan dharma.

3. Hindu



Salah satu tradisi agama Hindu dalam kelahiran bayi ialah, Jatakarma Samskara. Jatakarma Samskara merupakan tradisi atau upacara dalam menyambut kelahiran bayi yang dilakukan umat hindu, khususnya umat hindu di Bali. Tradisi ini dilakukan saat tali pusar bayi belum terputus, kemudian dilantunkan do'a-do'a agar bayi yang lahir memiliki masa depan yang baik. Sang ayah akan menggendong bayinya, menciumnya, lalu membacakan do'a di telinga sang buah hati. Dalam tradisi ini akan disajikan nasi tumpeng beserta lauk pauk yang disebut relasmen dan menyertakan buah-buahan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran sang bayi.

4. Kristen Katolik



Dalam agama Kristen Katolik, seorang bayi yang baru lahir akan dibaptis dengan air suci dalam sakramen pembaptisan di Gereja. Gereja Katolik mengajarkan  bahwa setiap manusia yang lahir ke dunia dalam keadaan berdosa akibat dosa asal, yang diturunkan oleh manusia pertama yaitu adam. Sehingga pembaptisan bayi dimaksudkan untuk membersihkan sang bayi dari dosa asal. Ketika akan dibaptis, orangtua akan memilih nama baptis dari sang anak yang biasanya diambil dari nama orang kudus yaitu, santo atau santa, bisa juga beato atau beata.

Sebagai pelindung, pendoa, dan juga dijadikan teladan oleh sang buah hati. Setelah itu, orangtua akan memilih wali baptis, bisa satu orang, bisa juga sepasang, atau dua orang suami istri, maupun bukan suami istri untuk sang anak  yang biasa disebut orangtua srani agar membimbing perkembangan rohani sang anak. Pembaptisan dalam gereja Katolik merupakan jalan membawa sang anak kepada keselamatan.

5. Kristen Protestan



Terdapat dua cara penyambutan bayi dalam agama Kristen Protestan, yaitu baptisan anak dan penyerahan anak. Untuk gereja protestan aliran calvinis, lutheran dan metodis, sang bayi akan dibaptis dalam baptisan anak sebagai tanda materai perjanjian Allah dan manusia. Para wali baptis atau orangtua nasrani, kemudian akan maju ke depan gereja untuk menemani orangtua dan sang anak yang akan dibaptis.

Di Gereja Protestan, wali baptis bisa lebih dari sepasang, atau dua orang. Untuk gereja aliran pentakostal, karismatik, mormon, baptis, dan adventist seperti GPDI, GBI, Tiberias, Bethany, gereja baptis, gereja masehi advent, hari ketujuh tidak melakukan pembaptisan bayi, tetapi melakukan penyerahan anak. Baptisan nantinya akan dilakukan saat bayi tersebut telah dewasa. 

6. Islam



Dalam agama Islam, ketika sang bayi lahir, akan dikumandangkan adzan dari orangtuanya. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan bayi kepada ALLAH SWT. Setelah dikumandangkan adzan dan diberi nama, kemudian akan dilaksanakan aqiqah pada hari ketujuh atau sembelih hewan yang merupakan bagian dari ajaran nabi ibrahim sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Selanjutnya dilakukan cukur rambut dari bayi yang baru lahir.

Setelah itu, bagi bayi laki-laki akan dilakukan sunat sebagai kewajiban dan kebersihan. Memang sunat ini dianjurkan pada saat bayi lahir, namun kebanyakan anak laki-laki akan disunat setelah siap atau berusia sekitar 6 tahun lebih. Agama Islam juga mengajarkan untuk mengunjungi  seorang saudara yang baru saja memiliki bayi sebagai kewajiban mempertahankan kekerabatan.

Itulah prosesi penyambutan bayi dalam 6 agama Indonesia. Semoga informasi tersebut dapat menambah wawasan dan juga saling toleransi pada setiap agama. ***ciprit.com

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama