1. Konghucu
Seorang bayi yang
terlahir di agama Konghucu biasanya akan dibawa ke lintang, atau ke kelenteng
untuk dimohonkan do’a bagi pertumbuhan sang anak. Konghucu juga mengajarkan
kepada para pengikutnya tentang nilai-nilai keluarga. Salah satunya mendidik
anak sejak lahir untuk menghormati orangtua mereka, dan melakukan apa yang
diperintahkan.
2. Budha
Dalam agama budha,
salah satu ritual yang dilakukan untuk menyambut bayi yang lahir ialah membawa
anak tersebut ke Candi, Kuil, atau Vihara terdekat. Biasanya, orangtua akan
memilih membawanya di hari baik, atau bulan purnama. Setibanya di Candi atau di
Kuil, mereka akan menyerahkan bayi ke awam wasit, atau kapuva untuk ditempatkan
dilantai ruang kuil, atau didepan patung Budha, agar menerima berkat-berkat
dari tiga permata, yaitu budha, sangka, dan dharma.
3. Hindu
Salah satu tradisi
agama Hindu dalam kelahiran bayi ialah, Jatakarma Samskara. Jatakarma Samskara
merupakan tradisi atau upacara dalam menyambut kelahiran bayi yang dilakukan
umat hindu, khususnya umat hindu di Bali. Tradisi ini dilakukan saat tali pusar
bayi belum terputus, kemudian dilantunkan do'a-do'a agar bayi yang lahir
memiliki masa depan yang baik. Sang ayah akan menggendong bayinya, menciumnya,
lalu membacakan do'a di telinga sang buah hati. Dalam tradisi ini akan
disajikan nasi tumpeng beserta lauk pauk yang disebut relasmen dan menyertakan
buah-buahan sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran sang bayi.
4. Kristen Katolik
Dalam agama Kristen
Katolik, seorang bayi yang baru lahir akan dibaptis dengan air suci dalam
sakramen pembaptisan di Gereja. Gereja Katolik mengajarkan bahwa setiap
manusia yang lahir ke dunia dalam keadaan berdosa akibat dosa asal, yang
diturunkan oleh manusia pertama yaitu adam. Sehingga pembaptisan bayi
dimaksudkan untuk membersihkan sang bayi dari dosa asal. Ketika akan dibaptis,
orangtua akan memilih nama baptis dari sang anak yang biasanya diambil dari
nama orang kudus yaitu, santo atau santa, bisa juga beato atau beata.
Sebagai pelindung,
pendoa, dan juga dijadikan teladan oleh sang buah hati. Setelah itu, orangtua
akan memilih wali baptis, bisa satu orang, bisa juga sepasang, atau dua orang
suami istri, maupun bukan suami istri untuk sang anak yang biasa disebut
orangtua srani agar membimbing perkembangan rohani sang anak. Pembaptisan dalam
gereja Katolik merupakan jalan membawa sang anak kepada keselamatan.
5. Kristen Protestan
Terdapat dua cara penyambutan
bayi dalam agama Kristen Protestan, yaitu baptisan anak dan penyerahan anak.
Untuk gereja protestan aliran calvinis, lutheran dan metodis, sang bayi akan
dibaptis dalam baptisan anak sebagai tanda materai perjanjian Allah dan
manusia. Para wali baptis atau orangtua nasrani, kemudian akan maju ke depan
gereja untuk menemani orangtua dan sang anak yang akan dibaptis.
Di Gereja Protestan,
wali baptis bisa lebih dari sepasang, atau dua orang. Untuk gereja aliran
pentakostal, karismatik, mormon, baptis, dan adventist seperti GPDI, GBI,
Tiberias, Bethany, gereja baptis, gereja masehi advent, hari ketujuh tidak
melakukan pembaptisan bayi, tetapi melakukan penyerahan anak. Baptisan nantinya
akan dilakukan saat bayi tersebut telah dewasa.
6. Islam
Dalam agama Islam,
ketika sang bayi lahir, akan dikumandangkan adzan dari orangtuanya. Hal ini
bertujuan untuk memperkenalkan bayi kepada ALLAH SWT. Setelah dikumandangkan
adzan dan diberi nama, kemudian akan dilaksanakan aqiqah pada hari ketujuh atau
sembelih hewan yang merupakan bagian dari ajaran nabi ibrahim sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT. Selanjutnya dilakukan cukur rambut dari bayi yang
baru lahir.
Setelah itu, bagi bayi
laki-laki akan dilakukan sunat sebagai kewajiban dan kebersihan. Memang sunat
ini dianjurkan pada saat bayi lahir, namun kebanyakan anak laki-laki akan
disunat setelah siap atau berusia sekitar 6 tahun lebih. Agama Islam juga
mengajarkan untuk mengunjungi seorang saudara yang baru saja memiliki bayi
sebagai kewajiban mempertahankan kekerabatan.
Itulah prosesi
penyambutan bayi dalam 6 agama Indonesia. Semoga informasi tersebut dapat
menambah wawasan dan juga saling toleransi pada setiap agama. ***ciprit.com