Ritus Pasola |
Dari upacara adat,
makanan, hingga kebahasaan, apa saja budaya khas NTT? Melansir laman Direktorat
SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), Selasa(7/6/2022), berikut lima budaya khas daerah NTT.
5
Budaya Khas Nusa Tenggara Timur
a.
Se'i, Daging Asap Khas Rote
Untuk mempertahankan kualitas daging sapi, nenek
moyang masyarakat NTT menerapkan teknik pengasapan. Dari teknik inilah lahir
makanan khas NTT yaitu se'i.
Se'i adalah salah satu hasil olahan daging sapi dengan cara pengasapan yang merupakan hasil olahan khas dari salah satu kabupaten di wilayah NTT yaitu Kabupaten Rote Ndao. Se'i berasal dari bahasa daerah Rote, artinya daging yang disayat dalam ukuran kecil memanjang, lalu diasapi dengan bara api sampai matang.
Produk daging se'i memiliki keunikan baik aroma, warnanya yang merah, maupun tekstur yang empuk dan rasanya yang lezat.
b.
Aksara Lota
Selain makanan khas, NTT juga memiliki aksara asli
bernama aksara Lota. Aksara Lota banyak digunakan di Kabupaten Ende oleh
masyarakat etnis Ende yang beragama Islam.
Menurut laman resmi Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia, aksara Lota masuk ke Ende sekitar abad ke-16, semasa Pemerintahan Raja Goa XIV, I Mangngarangi Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin (1593-1639).
Aksara Lota merupakan turunan langsung dari aksara Bugis. Namun, terdapat delapan aksara Lota Ende yang tidak ada dalam aksara Bugis, yaitu bha, dha, fa, gha, mba, nda, ngga dan rha. Sebaliknya ada enam aksara Bugis yang tidak terdapat dalam aksara Lota Ende, yaitu ca, ngka, mpa, nra, nyca dan nya.
c.
Kesenian Tari Bonet
Tari bonet menjadi salah satu tarian yang selalu
hadir dalam kegiatan-kegiatan adat istiadat dan tradisi suku Dawan di NTT.
Tarian ini nyaris selalu ada di setiap kegiatan maupun peristiwa adat
masyarakat Dawan, seperti upacara kelahiran, pernikahan, kematian, serta
upacara pembangunan rumah, permohonan hujan, dan lain sebagainya.
Secara etimologis, kata bonet berasal dari rangkaian kata dalam bahasa Dawan yaitu Na Bonet yang artinya mengepung, mengurung, mengelilingi atau melingkari. Hal ini sesuai dengan formasi tariannya yang melingkar tari bonet dikenal dengan cirinya yang khas, yaitu formasi yang melingkar dan juga penggunaan puisi atau pantun berisi kekayaan khasanah sastra lisan suku Dawan.
d.
Upacara Bijalungu Hiu Paana
Bijalungu hiu paana adalah sebuah upacara adat yang
diselenggarakan warga Wanokaka, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur.
Setiap tahun, upacara dilaksanakan rutin di akhir Februari.
Namun, tanggal pastinya ditentukan oleh para Rato (pemimpin spiritual Marapu) dengan melihat tanda-tanda alam serta berdasarkan perhitungan bulan gelap dan bulan terang.
Bijal dari Bijalungu hiu paana memiliki makna turun atau pergi, sedangkan Hiu Paana adalah nama sebuah hutan kecil. Jadi, bijalungu hiu paana berarti pergi ke hutan Hiu Paana.
Diberikan nama ini sebab puncak upacara memang dilaksanakan di hutan itu, tepatnya di sebuah gua kecil tak jauh dari kampung. Dalam upacara bijalungu hiu paana masyarakat melakukan tradisi ritual Kabena Kebbo (lempar kerbau) dan ritual Teung (potong kerbau).
e.
Ritus Pasola
Pasola adalah upacara ritual masyarakat yang
menganut kepercayaan Marapu di Sumba bagian barat untuk merayakan musim tanam
padi. Pasola merupakan bentuk ritual untuk menghormati Marapu, mohon
pengampunan, kemakmuran dan untuk hasil panen yang melimpah.
Upacara ini biasanya diselenggarakan dalam bulan Februari di daerah Lamboya dan Kodi, dan pada bulan Maret di daerah Gaura dan Wanukaka. Perayaan puncak mulai 6-8 hari setelah bulan purnama.
Pada waktu itu, pantai bagian selatan akan menjadi tempat munculnya milyaran cacing nyale. Pemandangan seperti ini menjadi tanda musim pasola dimulai.
Nah, itulah lima budaya
khas NTT. Ada yang menarik perhatianmu, sahabat Setapak Rai Numbei?