Itulah yang memotivasinya untuk mempelajari Bahasa
Indonesia. Setiap dua minggu sekali, ia mendatangi Meja Bahasa Indonesia di sebuah teras di kampus UNC.
Selama sejam, ia dan segelintir peserta lain belajar
kosakata, praktik bicara, dan membahas budaya Indonesia di kampus yang
kebanyakan mahasiswanya orang AS berkulit putih ini.
University of North Carolina di Chapel Hill, 18 Maret 2020. (Foto: AP) |
"Saya pikir ini cara yang sangat bagus untuk
mempelajari sesuatu yang tidak banyak diketahui di kampus," kata mahasiswa
yang telah mengikuti kegiatan ini selama tujuh bulan.
Seorang peserta tetap lainnya adalah Baiquni,
mahasiswa S3 dari Indonesia. Sebagai penutur asli, ia ikut membantu peserta
asing memperlancar percakapan. Laki-laki asal Aceh ini juga ikut berbagi
pengalaman dan sudut pandang sebagai orang Indonesia.
"Mereka senang karena mostly orang AS
ngga tahu Indonesia gimana," katanya ketika ditemui VOA di kampus UNC.
"Tapi bagi orang yang penasaran dengan Indonesia, mereka surprise tahu
bahwa Indonesia has a lot to offer," ujar mahasiswa jurusan sejarah
ini.
Tak sampai 10 orang menghadiri pertemuan rutin ini,
kata pengagasnya, Kevin Fogg. "Minat rendah, tapi kita tetap bersyukur
bahwa ada mahasiswa AS yang tertarik dengan Bahasa Indonesia," ujarnya
ketika ditemui VOA di Gedung Fedex Global Education Center.
Meski minim peminat, Fogg berusaha membuat sesi ini
menarik. "Kadang-kadang kita bawa Astor, Beng-beng, atau kerupuk, atau apa
yang bisa kita ceritakan, 'oh ini dimakan di Indonesia,'" katanya dalam
Bahasa Indonesia.
Fogg adalah Associate Director Carolina Asia Center,
institut di UNC yang
bertujuan mendorong pertukaran budaya antara AS dan Asia, termasuk lewat
bahasa.
"UNC sudah mengajarkan bahasa Jepang, Korea,
Hindi, Urdu, Vietnam. Belum ada cukup mahasiswa untuk buka kelas
Indonesia," ujar akademisi yang pernah melakukan penelitian beberapa tahun
di Indonesia ini.
Ia berharap kegiatan ini bisa meningkatkan minat
terhadap Bahasa Indonesia, supaya bisa masuk ke dalam kurikulum seperti di
beberapa kampus di AS, termasuk Universitas Yale dan Universitas Ohio.
"Old well" simbol paling terkenal dari UNC Chapel Hill. (Foto: VOA) |
Sekarang ini, Meja Bahasa Indonesia sedang libur di
tengah musim panas dan akan dilanjutkan kembali pada musim gugur.
Sementara Will, yang baru saja meraih
beasiswa Critical Language dari Departemen Luar Negeri, akan menghabiskan
musim panas di Malang, Jawa Timur bulan ini untuk terus memperlancar Bahasa
Indonesia. [vm/em] ***