Ini adalah kunjungan
kedua kali Menag. Kunjungan pertama kali pada September 2019 lalu.
Pada kunjungan kedua
ini, ia didampingi oleh Duta Besar Indonesia untuk Vatikan Laurentius Amrih
Jinangkung dan ketua organisasi Islam terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama, Yahya
Cholil Staquf yang juga pernah beberapa kali bertemu Paus.
Pada pertemuan itu,
Menag menyampaikan undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Paus
Fransiskus untuk berkunjung ke Indonesia.
“Tujuan kunjungan kami
ke Vatikan mengundang Paus Fransiskus untuk menyapa umat Katolik dan
menyaksikan keragaman yang dimiliki Indonesia. Sebelum pandemi Paus berencana
datang ke Indonesia tapi batal karena pandemi,” ujar Yaqut dalam keterangan
resmi yang diterbitkan Kemenag.
Selanjutnya ia
menambahkan bahwa, ada kerinduan umat Katolik Indonesia untuk bertemu dengan
Paus secara langsung.
Kepada Paus, Yaqut juga
menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang multikultur, agama dan ras,
meski demikian sangat toleran, hidup berdampingan satu sama lain.
Indonesia mampu menjaga
toleransi dan perdamaian antarpemeluk agama, termasuk ratusan umat agama lokal.
Kami ingin mengundang Yang Mulia untuk melihat keberagaman ini di Indonesia,”
ujar Yaqut.
Sesuai dengan mandat
konstitusi, kata Yaqut kepada Paus, dirinya harus menjaga toleransi antar enam
agama utama dan ratusan kepercayaan lokal di Indonesia.
Yaqut menjelaskan
Kementerian Agama telah mencanangkan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi. Hal
itu sebagai wujud komitmen kuat dari pemerintah untuk senantiasa merawat
toleransi, baik toleransi sosial, agama, maupun politik.
Usai beraudeinsi Yaqut
mendapatkan suvenir yang diberikan langsung dari pemimpin tertinggi Gereja
Katolik, Paus Fransiskus.*bulir.id