Revitalisasi Lima Bahasa Daerah Akan Dilakukan Kemendikbud di NTT

Revitalisasi Lima Bahasa Daerah Akan Dilakukan Kemendikbud di NTT

Ilustrasi. Warga memilih kain tenun ikat di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Kemendikbudristek menyatakan setidaknya lima bahasa daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam program revitalisasi bahasa daerah tahun 2022.


Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek M Abdul Khak menuturkan NTT merupakan provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah bahasa daerah terbanyak.

Dari 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia, 72 di antaranya berasal dari NTT.

"Revitalisasi ini merupakan upaya untuk mencegah bahasa daerah punah terlalu, dan nilai-nilai kebahasaan tersebut masih dapat diketahui dan digunakan oleh generasi berikutnya," kata Khak dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Rabu (29/6).

Lima bahasa tersebut yakni bahasa Dawan, bahasa Manggarai, bahasa Kambera, bahasa Rote, dan bahasa Abui.

Alasan lima itu akan revitaliasasi karena menurut Kemendikbudristek sudah masuk kategori bahasa yang mengalami kemunduran, terancam punah, dan berada dalam kondisi kritis.

Khak juga menyampaikan ada empat tujuan akhir dari revitalisasi bahasa daerah. Pertama, penutur muda diharapkan dapat menjadi penutur aktif bahasa daerah.

"Dan pada gilirannya memiliki kemauan untuk mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai," ujar Khak.

Kedua, menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah. Ketiga, menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya. Keempat, yakni menemukan fungsi dan ranah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah.

Menurut Kepala Kantor Bahasa NTT Elis Setiati revitalisasi bahasa daerah merupakan upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah melalui pewarisan bahasa daerah kepada generasi muda untuk mendorong penggunaannya dalam komunikasi yang beragam.

"Kita ingin daya hidup bahasa daerah tersebut berada pada taraf aman dan ditransmisikan dengan baik," katanya.

Ia menambahkan, sasaran peserta Revitalisasi Bahasa Daerah untuk tahun 2022 dan 2023 dikhususkan untuk siswa pada usia SD dan SMP. *** cnnindonesia.com






 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama