Perawan Maria dari
Guadalupe sangat populer, bahkan disebut sebagai lambang identitas nasional
Meksiko. Umat Katolik dari semua lapisan masyarakat dari paus hingga peziarah
mancanegara dan penduduk lokal — telah mengunjungi tempat suci itu jutaan orang
setiap tahun.
Pandemi COVID mungkin
telah membatalkan ziarah sepanjang tahun 2020, namun itu pun tak mampu
mematahkan semangat berziarah. Jadi, bagaimana tradisi Perawan Guadalupe
dimulai? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan memeriksa Juan Diego, seorang
petobat Pribumi abad keenam belas yang dinyatakan sebagai orang suci pada tahun
2002.
Namun sosok Juan Diego
menuntun kita untuk mengajukan lebih banyak pertanyaan. Siapa sebenarnya dia?
Apakah dia benar-benar ada seperti yang kita pikirkan? Ini adalah kisah santo
Katolik asli Meksiko yang pertama.
Awal Kolonial Katolik Meksiko
Masa kolonial Meksiko
(1519-1821) sangat menarik dengan sendirinya. Era tersebut membawa orang Eropa
berjumpa dengan salah satu kerajaan Pribumi terbesar di Amerika Utara suku
Aztec untuk pertama kalinya. Bagaimana pun, itu adalah pertemuan berdarah.
Jutaan orang kehilangan nyawa, terutama di pihak Pribumi.
Perang juga bukan
satu-satunya sumber kesengsaraan regional. Penyakit, yang secara tidak sengaja
dibawa oleh kolonial yang melintasi Atlantik, merenggut lebih banyak korban.
Pada saat Spanyol dan sekutu lokalnya menghancurkan ibu kota Aztec,
Tenochtitlán, wilayah yang luas telah diubah menjadi reruntuhan yang tidak
berpenghuni.
Meskipun penjajahan
Spanyol dengan kekuatan militer memperluas daerah jajahan untuk meraup
keuntungan ekonomi, ia juga menyebarkan agama. Raja Spanyol baru saja mengalahkan
musuh Muslim di Eropa (tahun 1492), membangun kembali kejayaan Katolik di tanah
Iberia. Mereka juga berusaha untuk mengkristenkan “Dunia Baru”.
Para misionaris
Fransiskan dan Dominika adalah yang paling awal mencapai “Spanyol Baru” yang
baru saja ditaklukkan, hanya beberapa tahun setelah kekalahan suku Aztec. Pada
tahun 1531, uskup pertama Meksiko, Juan de Zumárraga, akan bertemu dengan
seorang pria Pribumi yang klaim mukjizatnya akan mengubah jalannya sejarah
agama Meksiko — Juan Diego.
Sang Visioner Dibalik Tradisi
Tradisi Gereja
melukiskan potret Juan Diego dengan sangat rinci. Lahir sekitar tahun 1474,
nama aslinya adalah Cuauhtlatoatzin (elang yang berbicara” dalam bahasa Nahuatl
setempat). Baru pada tahun 1524 ia pertama kali diperkenalkan dengan Gereja
Katolik Roma. Pada usia lima puluh tahun, Cuauhtlatoatzin dibaptis oleh
Fransiskan, menjadi Juan Diego.
Pada bulan Desember
1531, Juan Diego sedang melakukan perjalanan jauh, Perawan Maria tiba-tiba
menampakkan diri kepadanya di Tepeyac Hill, dekat Mexico City. Perawan Maria
berkata bahwa dia ingin sebuah gereja dibangun di atas bukit, menyuruhnya pergi
ke uskup kota, Juan de Zumárraga.
Juan Diego melakukan
hal itu tetapi tidak mendapat reaksi yang diharapkannya. Zumárraga menginginkan
bukti dari penglihatan ajaib ini. Meragukan dirinya sendiri, dia berjalan
kembali ke rumah, ketika Maria menampakan diri di hadapannya lagi.
Perawan Maria
meyakinkannya dan menyuruhnya mengunjungi kembali Zumárraga keesokan harinya.
Sekali lagi, uskup menginginkan bukti, tetapi dia sedikit lebih ingin tahu
sekarang. Uskup mengirim rombongannya diam-diam mengikuti Juan Diego, berharap
ada tanda dari Perawan Maria di sepanjang jalan.
Penampakan dan Bukti Zumárraga
Juan Diego tidak
mengunjungi kembali Zumárraga seperti yang diinstruksikan sebab pamannya, Juan
Bernardino sedang sakit keras. Menurut salah satu versi cerita, Juan Diego
berusaha menghindari penampakan Perawan Maria di Tepeyac Hill. Ia takut Perawan
Maria akan memerintahkannya untuk kembali ke Zumárraga meskipun pamannya sakit.
Perawan tetap menampakan diri di bukit.
Juan Diego menjelaskan
keadaannya dan yang mengejutkannya, Perawan Maria menawarkan kata-kata
penyembuhan. Dia mengatakan kepadanya, “Jangan khawatir, jangan takut akan
penyakitnya… jangan biarkan penyakit pamanmu membuatmu khawatir, karena dia
tidak akan mati.” Juan Bernardino merasakan mukjizat pada saat itu,
penyakitnya disembuhkan. Selain bersyukur atsas penyembuhan itu, Juan Diego
pergi untuk mengikuti instruksi Perawan Maria, mengumpulkan bunga dari bukit
untuknya. Dia menempelkannya ke tilma(jubah Pribumi Meksiko), dan pergi
mengunjungi Zumárraga.
Sekarang uskup akhirnya
akan melihat keajaiban itu sendiri. Di istana uskup, bunga-bunga di tilma Juan
Diego jatuh, memperlihatkan gambar Perawan Maria di tempatnya. Zumárraga
menangis, memohon pengampunan Perawan Maria atas skeptisismenya. Beberapa hari
kemudian, dia mengizinkan pembangunan sebuah gereja di Tepeyac Hill, persis
seperti yang dijelaskan Juan Diego.
Sumber untuk Juan Diego dan Perawan Maria dari
Guadalupe
Sejarawan menganalisis
bahan sumber utama; itu membentuk dasar dari karya ilmiah mereka. Namun, sumber
utama untuk Juan Diego dan pertemuannya dengan Perawan Maria sulit didapat.
Saat ini, tidak ada satu pun yang memiliki tanggal pasti dengan masa hidup Juan
Diego sendiri.
Dua sumber dengan
tanggal publikasi paling awal yang dikonfirmasi tidak ditulis sampai tahun
1640-an — seratus tahun setelah kematian Juan Diego pada tahun 1548. Apa
artinya ini bagi pemahaman kita tentang penampakan Bunda Maria?
Satu sumber, Huei
tlamahuiçoltica oleh Luis Laso de la Vega, telah diterbitkan dalam terjemahan
bahasa Inggris. Tingkat detailnya menarik, tetapi deskripsi Juan Diego sendiri
sering membuat frustrasi.
De la Vega berulang
kali menyebut Juan Diego sebagai “orang biasa yang rendah hati” dan “orang
biasa yang miskin”. Namun dia tidak pernah memberikan rincian pasti tentang
latar belakang Juan Diego. Mengingat status Meksiko sebagai koloni Spanyol baru
pada saat itu, dapatkah deskripsi ini diterapkan secara umum kepada semua orang
pribumi yang pindah agama?
Pertanyaan Keberadaan dan Kesucian
Selama berabad-abad,
telah diterima secara luas di Meksiko dan di antara hierarki Gereja bahwa
Perawan Maria benar-benar menanpakan diri pada Juan Diego di Tepeyac Hill pada
tahun 1531. Pada tanggal 6 Mei 1990, Paus Yohanes Paulus II membeatifikasi Juan
Diego — langkah pertama menuju kesucian di tradisi Katolik. Dua belas tahun
kemudian, Paus kembali mengumumkan Juan Diego sebagai orang suci.
Namun, sepanjang
perjalanan Juan Diego menuju kesucian, tidak semua orang memiliki kesepemahaman
yang sama dengan Paus. Seorang sejarawan dan imam Katolik, mendiang Stafford
Poole, berpendapat bahwa Juan Diego tidak pernah benar-benar ada. Bagaimanapun,
sumber utama untuk peristiwa Guadalupe ditulis satu abad setelah kematian Juan
Diego. Selain itu, tidak ada tulisan dari Uskup Zumárraga yang menggambarkan
pengalamannya melihat Perawan Maria di tilma Juan Diego yang bertahan. Dengan
kesenjangan dalam catatan sejarah ini, Poole percaya bahwa Gereja akan
mengkanonisasi sosok legendaris yang dibuat oleh para imam criollo (kelahiran
Meksiko, etnis Spanyol) abad ketujuh belas.
Tokoh agama terkenal
lainnya yang mempertanyakan keberadaan Juan Diego adalah kepala biara Meksiko
Guillermo Schulenburg. Sebagai operator Basilika Guadalupe, Schulenburg adalah
nama besar meskipun kontroversial dalam Katolik Meksiko. Namun pada Mei
1996, dia diduga mengatakan bahwa Juan Diego adalah “simbol, bukan kenyataan”
untuk majalah yang dikelola Yesuit.
Schulenburg kemudian
menandatangani surat yang mendesak Paus untuk berhati-hati membuat keputusan
pada Juan Diego. Dia mengatakan dengan mengkonfirmasi sebuah legenda akan
merusak kredibilitas Gereja. Umat beriman Meksiko sangat marah sehingga Schulenburg
harus mengundurkan diri sebagai kepala biara pada bulan September berikutnya.
Pada akhirnya,
orang-orang di dalam Gereja Katolik seperti Poole dan Schulenburg tidak
berhasil. Yohanes Paulus II mengkanonisasi Juan Diego pada tanggal 31 Juli
2002. Dia melakukan perjalanan ke Mexico City untuk menyampaikan homili
terakhir, menetapkan penampakan Perawan Maria sebagai pelindung masyarakat adat
di seluruh Amerika. Bagi Gereja Katolik, pertanyaan tentang keberadaan Juan
Diego telah ditutup secara permanen.
Lebih dari Juan Diego: Perawan Guadalupe
Dalam dua dekade sejak
kanonisasi Juan Diego, perdebatan tentang keberadaannya telah berhenti. Tapi
mungkin ini tidak terlalu penting. Pada abad kedua puluh satu, Juan Diego telah
menjadi lebih dari sekadar tokoh sejarah.
Di seluruh masyarakat
dan sepanjang waktu, cerita cenderung mengambil realitas mereka sendiri. Apakah
karakter mereka benar-benar ada atau tidak, mereka menjadi bagian dari sejarah
suatu bangsa atau budaya. Juan Diego tidak dapat disangkal merupakan bagian
penting dari sejarah Katolik Meksiko. Penampakan Maria yang ajaib dan
lingkungan budaya yang kompleks dari awal kolonial Meksiko mengilhami pengikut
Kristus sampai hari ini*