Belajar dari Tradisi Tolak Bala di Kampung Numbei, Kabupaten Malaka NTT 'Hasai Ktodan, Buang dan Lupakan yang Buruk

Belajar dari Tradisi Tolak Bala di Kampung Numbei, Kabupaten Malaka NTT 'Hasai Ktodan, Buang dan Lupakan yang Buruk

Para tua-tua adat Kampung Numbei sedang duduk bersama


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, khususnya Kampung Numbei Dusun Numbei Desa Kateri, Kecamatan Malaka Tengah ada tradisi tolak bala yang dilakukan oleh masyarakat. Tradisi ini dengan bahasa setempat disebut "Ta Sena Moras atau hasai ktodan" atau memagari kampung dari penyakit.

Dalam upacara adat itu, masyarakat mengumpulkan semua barang bekas mereka, seperti pakaian, peralatan dapur yang sudah tidak digunakan lagi, dimasukkan ke dalam bakul atau karung-karung, lalu dikumpulkan di suatu tempat sebelum dibuang ke hutan, atau anak sungai yang berada di batas kampung.



Masyarakat kampung Numbei yang berada di wilayah Kecamatan Malaka Tengah itu membawa barang bekas mereka dari rumah masing-masing ke Uma Klaran (Leo laran), untuk dibuatkan upacara adat yang disebut "Kose Mama". Semua masyarakat tak terkecuali akan diolesi siri pinang di kening mereka oleh tetua adat, yang dipercaya bisa menjauhkan dari segala penyakit.

Para pemuda dikumpulkan untuk membuang barang-barang bekas itu. Mereka dipagari tali di samping kiri kanan, agar tidak berseliweran berjalan ke arah batas kampung. Para pemuda desa juga ditegaskan untuk tidak melihat kembali ke belakang, ketika pulang usai membuang barang-barang bekas itu.



Salah seorang tokoh adat di kampung itu menjelaskan, tradisi tolak bala ini telah dilakukan oleh nenek moyang dulu, ketika penyakit-penyakit mematikan mewabah dan mengancam nyawa manusia. Sehingga masyarakat di desanya kembali menggelar tradisi ini, untuk menjauhkan masyarakat dari ancaman penyakit apapun.

"Semua barang bekas di rumah masyarakat dikumpulkan untuk dibuang. Tradisi ini tidak sembarang dilakukan, hanya dilakukan ketika wabah penyakit mematikan mengancam, seperti Virus Corona dan penyakit ganas yang menyerang manusia dan juga hewan peliharaan dan juga perkebunan warga kampung. Ini kita lakukan supaya masyarakat Kampung Numbei terhindar dari wabah," katanya, Sabtu (27/8/2022).



Menurut seorang tokoh Pemuda Numbei, tradisi tolak bala "Ta Sena Moras" ini pernah digelar puluhan tahun lalu, ketika masyarakatnya terserang wabah penyakit kulit. "Tradisi ini kita gelar kembali sehingga pemukiman kampung dan masyarakat kami bisa bebas dari penyakit apapun," ujarnya.




Tradisi Tolak Bala ini dilakukan dengan harapan, masyarakat Kampung Numbei tidak lagi panik dan terhindar dari berbagai wabah penyakit apapun.

Setelah upacara adat ini ada pantangan yang harus dipatuhi yakni selama 3 hari 3 malam Kampung Numbei harus dalam keadaan silentium magnum (hening besar). Artinya bahwa Tidak boleh membunyikan alat musik, tidak berteriak Dan bersiul, tidak boleh menenun. Semua dalam keadaan sepi dan tenang.



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama