Fenomena Goyang Lagu Bento: Seni, Ekspresi Kebebasan, atau Porno Aksi?

Fenomena Goyang Lagu Bento: Seni, Ekspresi Kebebasan, atau Porno Aksi?

Ilustrasi Goyang Bento


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Belakangan ini, ‘Goyang Bento’ sebuah tayangan tarian kreasi baru yang mewabah di kalangan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).

'Goyang Bento' menjadi viral dan menjadi ‘buah bibir’ ketika sebuah platform Tik Tok memperlihatkan tiga ibu berusia di atas paruh baya sedang memainkannya (menari ‘Goyang Bento’, red).

Tidak jelas untuk apa Goyang Bento dimainkan. Entah sekadar iseng atau untuk menghibur diri sendiri dan orang-orang di sekitar. Namun, dalam tayangan Tik Tok tersebut terlihat para ibu itu tampil begitu spontan.

Mula-mula mereka menggoyang-goyangkan pinggulnya, mirip goyang pinggulnya pedangdut terkenal, Inul Daratista.

Kemudian, secara spontan pula mereka merangkak sembari menggerakan panggulnya dengan gaya mirip (maaf, anjing yang sedang kawin).

Setelah melakukan aksi rada aneh tersebut, para ibu itu tertawa terbahak-bahak, entah merasa lucu dengan aksinya sendiri, atau karena merasa puas berekpresi.

Dalam perspektif ‘zaman now’ yang kental dengan spirit ingin viral melalui media sosial, aksi para ibu itu sepertinya ‘normal’ saja. Tentu saja supaya viral di media sosial dan dikenal publik secara luas.

Toh, sekarangnya, memang era bikin konten ‘berbeda’ atau tidak mau dikatakan ‘menyimpang’ supaya lekas viral melalui media sosial.

Tak peduli apakah konten yang diciptakan memiliki pesan yang baik, berguna, apalagi penting. Pokoknya, ada konten yang berbeda, lain dari yang lain.

Lagu Bento merupakan lagu yang diciptakan oleh mendiang Naniel dan Iwan Fals. Lagu ini dirilis tahun 1989 silam di Condet, Jakarta Timur, (kompas.com). 

Lagu Bento yang dinyanyikan dengan genre rock ini sontak menyita perhatian publik, karena gaya musik dan hasrat tafsir public terhadap lagu yang kerap dimaknai sebagai lagu bernada kritikan bagi Pemerintah. Lagu ini pun hingga sekarang masih menjadi bagian penting bagi masyarakat baik karena makna dan juga alunan musiknya.

Dikutip dari Kompas. Com, pada Kamis (07/07/2022), kepada komika Soleh Sollihun, Iwan Fals yang memiliki nama asli Virgiawan Listanto mengekspos asal-usul lagu Bento yang ia ciptakan. Hal itu bermula mengingat banyak orang yang menafsirkannya sebagai sebuah karya berkesan kritikan terhadap pemerintah pada waktu itu. Hal itu pun dibantah secara tegas oleh Iwan Fals.

Iwan Fals menjelaskan bahwa,  nama ”Bento “ yang merupakan judul lagu tersebut merupakan nama Ayam Jagonya. Sebelumnya, Iwan Fals mempunyai Ayam Jago yang pernah tertabrak, kemudian ia pelihara dan dinamai Bento.

Ia mengaku bahwa, nama Bento dibuat untuk membedakan nama dalam setap lirik lagu. Lagu Bento yang masuk dalam album Swami I ini sedikitnya multitafsir. Hal ini dikatakan mengingat dalam sebuah wawancara kepada komika Soleh Solimun, Iwan Fals menyampaikan bahwa, masyarakat dapat menafsirkannya sesuka mereka. Oleh karena itu, lagu ini sebetulnya mempunyai arti khusus yang dimaksud oleh penyanyi dan pencipta sendiri, yakni Iwan Fals.

Lagu Bento dan Maknanya pada Era 90-an

Tak sedikit khalayak yang mengenal lagu Bento pada masa itu. Pasalnya lagu yang beredar pada era reformasi, diduga sebagai kritikan Iwan  Fals terhadap pemerintah. Namun dikutip dari berbagai sumber Iwan Fals membantah soal itu. Ketika Iwan Fals berbincang dengan Soleh Solihun, ia mengatakan bahwa lagu tersebut bukan diciptakan untuk mengritik keluarga Presiden Soeharto. Ia tidak memiliki niat demikian.

Meskipun demikian, dilansir dari detikhot ia mengaku lagu “Bento” diciptakannya bersama rekannya begitu saja berdasarkan pandangannya mengenai kehidupan strata sosial pada saat itu (era reformasi) yang mengusik pikirannya lebih-lebih mengenai  pembangunan perumahan (real estate) yang jadi impian semua keluarga muda saat itu. 

Sampai akhirnya mereka berani menghalalkan segala cara. Menurut Iwan Fals, saat itu tak sedikit orang untuk menempuh kehidupan seperti itu. Namun, cara yang ditempuh tidaklah elok. Ada indikasi dan kecendrungan orang untuk melakukan segala cara yang berkesan menyimpang dari realitas kehidupan sosial yang sebenarnya.

Secara jelas, dalam latar belakang lagu Bento, Iwan Fals menciptakannya untuk memuat fakta kehidupan sosial era 90-an yang sedikitnya mempunyai banyak masalah menyimpang. Iwan Fals menciptakannya untuk menggambarkan situasi yang terjadi. Ia tidak bermaksud mengaitkan lagu tersebut dengan Tommy Soeharto, putra Presiden Soeharto (Suara.Com.), melainkan itu sebagai gambaran bahwa perbuatan menyimpang kerap dilakukan oleh banyak orang.

Lagu “Bento” yang dibawakannya dengan genre rock diketahui memiliki keunikan lain yakni  soal berkaca kepada diri sendiri. Artinya takut ketika suatu saat nanti kita berada pada strata sosial yang tinggi dan lupa segalanya, sehingga pada akhirnya menjadi seorang petinggi negara yang jahat.

Fenomena lagu Bento Zaman milenial (2022)

Lagu Bento memang sudah lama dikenal banyak orang lebih-lebih era reformasi. Namun lagi-lagi lagu Bento kembali mengudara di tahun 2022 ini. Bermula dari beredarnya video Tik Tok yang mempertontonkan sebuah aksi tari kreasi tiga ibu berusia di atas parubaya sedang goyang lagu Bento, bernuansa  DJ, yang telah di remix menjadi lebih ngebit.

Tontonan seperti ini (goyang lagu bento) tentu saja menyita perhatian publik, lebih-lebih ketika lagunya ngebit. Mendengar musik ini siapapun mampu menyelaraskan lincah gaya bergoyang dengan musik, terlebih di kalangan anak-anak dan remaja.

Cara menyelaraskan musik dengan lincah gaya pun cukup beragam. Model goyang seperti inilah yang menjadi perbincangan masyarakat dalam diskusi publik. Melihat fenomena goyang Bento, banyak indikasi dan kecendrungan bahwa goyang ini bermakna dan berkesan sedikitnya tindakan pornoaksi.

Secara umum dapat digambarkan bahwa goyang Bento dilakukan dengan melekukan pinggul secara heboh. Bagi kebanyakan orang, goyang ini dilakukan tanpa menyadari bahwa sebetulnya, kecendrungan pergeseran makna telah terjadi. Hal ini tidak patut dipertontonkan dan dipamerkan di media sosial, mengingat anak-anak di bawah umur juga telah menjadi bagian nyata dari media sosial.

Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa, Lagu Bento mengalami pergeseran makna akibat genre atau cover musiknya yang cukup heboh. Pada era Reformasi, Bento dipandang sebagai lagu yang memuat kehidupan menyimpang dari para petinggi Negara. Artinya ia bermakna realitas sosial atau masalah sosial. Akan tetapi berbeda dengan era sekarang.

Ketika mendengar Bento, terlintas dipikiran dan telinga masyarakat bahwa, Bento menjadi lagu yang asyik untuk dinikmati dan menjadi lagu penting untuk berjoget dengan gaya yang sangat menyimpang dari nilai sosial. Memandang semua kenyataan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa, lagu sebetulnya mengalami perubahani nilai akibat cover music dan persepsi masyarakat yang bengkok. Sehingga dengan jelas kita melihat lagu ini mengalami pergeseran makna yang cukup jauh.

Lagu Bento seketika menjadi tontonan dan kesukaan khalayak, serta menjadi viral akibat gaya musiknya yang telah diubah dan goyangannya yang khas. Melihat fenomena lagu Bento yang banyak dibicarakan oleh masyarakat karena kekhasan goyangnya, kita setidaknya memiliki cara pandang dan perhatian berbeda dengan orang yang berpandangan secara keliru.

Bento sebetulnya tetap menjadi lagu terbaik milik Indonesia sepanjang masa dengan gaya makna yang beragam dan berkontribusi. Ia bukan sebuah music cover yang dimainkan untuk menghibur masyarakat dengan gaya joget yang sedikitnya bernuansa pornoaksi. Jenis Musik dan kekhasan goyang inilah yang sebetulnya menyita perhatian publik. Apabila terus dipertahankan, dapat berpengaruh pada lagu yang dikreasi.

Fenomena seperti ini tidak secara langsung menggambarkan rendahnya cara berpikir di kalangan generasi milenial. Lagu Bento yang diciptakan begitu elok maknanya, begitu dalam artinya. Diporak-porandakan begitu saja oleh generasi muda. Diekspresikan dengan tidak etis, dan sangat menjijikkan.

Keresahan bagi setiap insan yang menyaksikan fenomena “goyangan” dari “lagu Bento” ini sebenarnya menjadi perhatian dan diskusi yang urgen untuk mengubah  paradigma semua kalangan agar tidak salah dalam mengartikan makna lebih khusus makna dari setiap lagu yang dilantunkan yang sedang populer.

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama