Bertempat di Pantai
Kelapa Lima Kupang, puluhan warga berbaur bersama model lokal ramai-ramai
mendaftarkan diri, untuk mengikuti ajang peragaan busana yang digelar oleh Padu
Padan Tenun dan Timor Creative People secara gratis ini.
Selain orang dewasa, anak-anak dan remaja tak mau ketingalan. Dengan percaya diri anak-anak berlenggak lenggok di atas karpet menggunakan outfit berbahan dasar tenun khas NTT.
Tenun ikat dimodifikasi
menjadi outfit keren, kemudian dipadu-padankan dengan berbagai model celana
maupun rok, sehingga terlihat mewah dan mahal.
Peserta bernama Stivany
Wodalepa dan Romy Liguresi mengaku senang mengikuti ajang yang diprakarsai oleh
desainer Erwin Yuan, karena tampilannya diatur dan ditata dengan baik sehingga
semua orang bisa berkreasi disini.
Timor Creative People Street Fashion tahun 2015 lalu. Tahun ini, Timor Creative People menggelar NTT Fashion Week terinspirasi dari Citayam Fashion Week yang viral. (Dok. TCP) |
"Terima kasih
untuk mas Erwin Yuan yang telah menjadi wadah untuk anak-anak berkreasi disini.
Saya cukup terpukau ketika melihat ada anak-anak umur empat dan lima tahun,
bahkan ibu-ibu berumur 50 tahun ikut NTT fashion week," kata Romy
Liguresi, Minggu (14/8).
Stivany Wodalepa
menambahkan, dia mengikuti ajang ini untuk mengasah kemampuannya berlenggak
lenggok di catwalk. Dia juga ingin serius menekuni bidang ini.
Terinspirasi Citayam Fashion Week
Citayam Fashion Week di Taman Sudirman. ©2022 Liputan6.com/Faizal Fanan
Penyelenggara NTT
fashion week, Erwin Yuan mengatakan, Citayam fashion week menjadi inspirasi
utama dia menyelenggarakan kegiatan ini. Dia ingin masyarakat NTT baik
anak-anak, remaja hingga orang dewasa lebih mencintai tenun ikat.
"Kita terinspirasi
dari Citayam fashion week, yang mana fashion sudah merupakan tren anak muda
bahkan orang tua, untuk mempromosikan busana-busana yang mereka sukai dan
banggakan. Di NTT kita ingin mereka bangga dengan tenun ikat," ujar dia.
Menurut Erwin Yuan, ke
depan NTT fashion week tidak hanya digelar di Kota Kupang, namun akan dilakukan
juga di daerah lain di NTT. Dengan harapan tenun ikat dapat dikenal di seluruh
Indonesia, bahkan mancanegara.
"Kita harus
jadikan tenun ikat NTT sebagai kebanggaan. Tenun NTT itu bisa digunakan segala
suasana, tema kali ini tenun etnik NTT," tutupnya.
Citayam fashion week
menyita perhatian tak hanya warga Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga sampai di
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (14/8).
Bertempat di Pantai
Kelapa Lima Kupang, puluhan warga berbaur bersama model lokal ramai-ramai
mendaftarkan diri, untuk mengikuti ajang peragaan busana yang digelar oleh Padu
Padan Tenun dan Timor Creative People secara gratis ini.
Selain orang dewasa,
anak-anak dan remaja tak mau ketingalan. Dengan percaya diri anak-anak
berlenggak lenggok di atas karpet menggunakan outfit berbahan dasar tenun khas
NTT.
Tenun ikat dimodifikasi
menjadi outfit keren, kemudian dipadu-padankan dengan berbagai model celana
maupun rok, sehingga terlihat mewah dan mahal.
Peserta bernama Stivany
Wodalepa dan Romy Liguresi mengaku senang mengikuti ajang yang diprakarsai oleh
desainer Erwin Yuan, karena tampilannya diatur dan ditata dengan baik sehingga
semua orang bisa berkreasi disini.
"Terima kasih
untuk mas Erwin Yuan yang telah menjadi wadah untuk anak-anak berkreasi disini.
Saya cukup terpukau ketika melihat ada anak-anak umur empat dan lima tahun,
bahkan ibu-ibu berumur 50 tahun ikut NTT fashion week," kata Romy
Liguresi, Minggu (14/8).
Stivany Wodalepa menambahkan,
dia mengikuti ajang ini untuk mengasah kemampuannya berlenggak lenggok di
catwalk. Dia juga ingin serius menekuni bidang ini. *** merdeka.com