Kehidupan dan Komedi (Catatan Setapak Mendaur Badai, Menepis Resah)

Kehidupan dan Komedi (Catatan Setapak Mendaur Badai, Menepis Resah)

Ilustrasi Kehidupan dan Komedi


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Banyak orang melihat kehidupan dengan berbagai pandangan yang berbeda dari kebiasaan umum, salah satunya melalui komedi. Komedi menurut Aristoteles, adalah mimesis untuk orang-orang inferior. Inferior atau orang-orang hina dilawankan dengan orang-orang terhormat dalam konteks tragedi. Sebagaimana dalam film modern times tahun 1936 yang diperankan oleh komedian Charlie Chaplin. Dalam kehidupan yang penuh dengan keseriusan tanpa jeda untuk bisa tertawa.

Di film modern times Charlie Chaplin membongkar kekhawatiran manusia setelah hadirnya mesin-mesin industri. Salah satu adegan menarik, ketikan Tramp yang jenuh bekerja suatu ketika pergi ke toilet untuk merokok. Tak lama, ia dikagetkan oleh kemunculan bosnya dan menyuruh untuk kembali bekerja. Hal ini menjelaskan, adanya kontrol penuh dari bos kepada pekerjanya. Akibat tuntutan kerja ditambah teknologi mesin yang memaksa memaksimalkan produktifitas, layaknya robot, maka Tramp menjadi gila.

Manusia dipaksa untuk menjadi robot, sebuah usaha menjadikan manusia tanpa jiwa dan tawa. Manusia dipaksa melihat kenyataan dengan kaku dan serius. Padahal hidup tidak selamanya harus dilihat secara serius. Ada hal-hal yang terdapat dalam diri manusia, seperti tertawa yang harus dimaksimalkan sepenuhnya.



Komedi adalah jalan sempit untuk lolos bukan dari kebenaran melainkan dari keputusasaan. Kita tidak pernah tahu jalan yang kita tempuh apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Jika tidak sesuai dengan harapan terkadang kita mengalami kekecewaan. Maka hadirnya komedi berperan untuk mengatasi kekecewaan. Bahkan komedi dapat merobohkan dinding kekuasaan yang telah lama berdiri kokoh. Sebagaimana dalam film Charlie Chaplin berjudul the great dictator tahun 1940. Sebuah film komedi kritik sosial terhadap kepemimpinan seorang Adolf Hitler.

Negara yang besar adalah negara yang mampu mentertawakan dirinya sendiri. Sebagaimana dalam buku berjudul mati ketawa cara Rusia. Sebuah buku komedi yang cerdas dalam melihat fenomena kehidupan dengan cara yang berbeda. Kehadiran buku mati ketawa cara Rusia membuktikan betapa selera komedi yang tinggi mampu bertahan di tengah masyarakat yang tertekan. Komedi memiliki unsur sindiran halus yang mengajukan kritik atas hal-hal yang salah dalam kehidupan, tanpa rasa marah dan kepahitan hati.

Komedi merupakan senjata ampuh untuk memelihara kewarasan orientasi hidup sebuah masyarakat. Bahkan ketika masyarakat mengharapkan keseriusan dari sistem demokrasi yang dijalankan di Indonesia. Gus Dur malah menjawabnya dengan cara berkomedi. Sebagaimana Gus Dur ketika ditanya oleh seorang reporter, "Gus Dur, jika kemajuan demokrasi kita dianalogikan seperti menempuh perjalanan kereta api dari Jakarta ke Surabaya, kita sudah sampai di mana sekarang?" tanya sang reporter. "kita sampai di bekasi," jawab Gus Dur. "itu artinya enggak jalan dong?" tanya reporter. "iya, sudah tahu masih bertanya". Jawaban Gus Dur melalui komedi ini merupakan bentuk sindiran halus di tengah harapan besar masyarakat akan pentingnya menjalankan demokrasi dengan sungguh-sungguh.

Komedi mampu mencairkan suasana yang dianggap kaku. Sebagaimana dikisahkan oleh Abu Nawas yang tak mampu meruntuhkan sebuah dinding batu yang tebal. Disebabkan badannya yang kecil dan lemah. Tetapi ia tetap berpikir keras untuk meruntuhkannya. Hingga akhirnya muncul tindakan yang menakjubkan, yaitu dengan cara mentertawakannya. Dinding itu memang tak mampu diruntuhkan, tetapi setidaknya dalam dinding itu tidak menyimpan kekokohan yang mutlak. Mentertawakan kenyataan bukan sesuatu yang buruk. Tapi melihat kenyataan dengan sewajarnya dan memformulasikan dengan penuh gembira dan bahagia. 

*** catatan Jalan Setapak We Alas Harekain pada Minggu, 09 Oktober 2022

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama