Rektor UGM Prof Ova
Emilia menjelaskan bahwa ijazah Jokowi itu asli. Jokowi alumni Prodi S1 di
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, angkatan tahun 1980.
"Bapak Insinyur
Joko Widodo dinyatakan lulus UGM 1985 sesuai ketentuan dan bukti kelulusan
berdasarkan dokumen yang kami miliki," kata Ova dalam jumpa pers untuk
menjawab isu soal ijazah S1 Jokowi yang disebut palsu di UGM, Selasa (11/10).
"Kami meyakini keaslian
ijazah sarjana Insinyur Joko Widodo dan yang bersangkutan benar-benar lulusan
Fakultas Kehutanan UGM," tegasnya.
Penulis Jokowi Undercover Bambang Tri Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA |
Bambang Tri Gugat Ijazah SD hingga SMA Jokowi
Sementara itu, Presiden
Jokowi juga digugat secara perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat oleh
warga Blora bernama Bambang Tri Mulyono terkait ijazah. Namun, bukan ijazah
sarjana, melainkan ijazah SD, SMP, dan SMA.
Gugatan tersebut
berisikan dugaan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Jokowi atas
kepemilikan ijazah palsu.
Dikutip dari SIPP PN
Jakarta Pusat, gugatan kepada Jokowi tersebut teregister dengan nomor perkara
592/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst. Gugatan didaftarkan pada Senin, 3 Oktober 2022.
"Menyatakan
Tergugat I (Jokowi) telah melakukan perbuatan melawan hukum berupa berupa
membuat keterangan yang tidak benar dan/atau memberikan dokumen palsu berupa
ijazah (bukti kelulusan) Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) atas nama Joko Widodo," begitu petitum gugatan
Bambang Tri.
Selain Jokowi, ada juga
tiga turut tergugat lainnya. Mereka yakni KPU, MPR RI, dan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi.
Presiden Jokowi dalam acara Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan |
UGM Tanggapi Gugatan terhadap Jokowi di PN Jakpus
soal Ijazah
Universitas Gadjah Mada
(UGM) menegaskan bahwa ijazah S1 Presiden Jokowi asli. Hal ini untuk menjawab
tuduhan di media sosial yang meragukan keaslian ijazah Jokowi di di Fakultas
Kehutanan UGM.
Tak cuma di medsos,
tudingan bahwa ijazah Jokowi palsu juga dibawa ke pengadilan oleh warga Blora,
Jateng, bernama Bambang Tri Mulyono.
Bambang mendaftarkan
gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Senin, 3 Oktober 2022. Namun,
Bambang tidak menyeret nama UGM. Bambang hanya menyoroti ijazah SD, SMP, dan
SMA Jokowi.
Karena gugatan tidak
terkait UGM, pihak UGM tidak melakukan tindakan hukum tertentu.
"Secara prinsip
orang itu tidak menggugat UGM, kecuali kemudian dia menghubungkan tindakan itu
dengan UGM," kata tim ahli hukum UGM Andi Sandi Antonius T T, S.H., LL.M
dalam jumpa pers di kampus UGM, Bulaksumur, Sleman, DIY, Selasa (11/10).
"Kalau kita lihat
tindakan formal yang sampai hari ini tidak secara spesifik direct kepada
UGM," ujarnya.
Alasan UGM Klarifikasi
Keaslian Ijazah Jokowi
UGM menggelar
konferensi pers pada Selasa (11/10). Konferensi pers itu dalam rangka
mengklarifikasi keaslian ijazah milik Presiden Jokowi.
Jokowi merupakan alumni
Prodi S1 di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, angkatan 1980. Namun
belakangan ini, kembali ramai isu di media sosial bahwa ijazah milik Jokowi
palsu.
UGM memastikan ijazah
milik Jokowi asli. Namun, muncul pertanyaan mengapa mereka sampai harus
menggelar konferensi pers.
Rektor UGM Prof Ova
Emilia memberikan penjelasannya.
"Sebetulnya bukan
kerisihan ya, tetapi tanggung jawab kami juga untuk memberikan klarifikasi
kepada publik," kata Ova.
"Jadi artinya
bukan karena yang dipertanyakan adalah orang nomor satu, bukan itu juga, tetapi
juga adalah misalnya ada alumni yang ingin diverifikasi ya kami juga akan
melakukan langkah verifikasi sesuai dengan proporsinya," tutur dia.
Ova menjelaskan,
apabila ada alumni UGM yang telah bekerja dan tempat alumni itu bekerja hendak
memverifikasi ijazahnya, hal itu tidak menjadi persoalan.
"Jadi saya kira itu
adalah suatu langkah wajib dari institusi untuk memberikan klarifikasi kepada
publik," katanya.
Wakil Rektor UGM Arie
Sujito menambahkan, mereka perlu menyampaikan ini ke publik agar semuanya
jelas. Hal itu berlaku pada siapa pun.
"Ya kalau nama UGM
ini dikaitkan, sebetulnya gugatan materialnya tidak itu, tetapi ketika
dikaitkan, nah kita enggak mungkin, kan, kita tidak menyampaikan kepada publik,
seolah-olah enggak tahu. Bagaimanapun juga klarifikasi ini supaya paling tidak
menundukkan masalah, agar clear, tidak overspekulasi begitu saja dan itu
berlaku kepada siapa pun," kata Arie.
Kebetulan saja, menurut
Arie, hal ini berkaitan dengan Presiden Jokowi.
"Jadi lebih pada
bagian dari respons UGM karena beliau ini adalah alumni kita. Sehingga tidak
ada spekulasi yang berlebihan," tutup dia. *** kumparan.com