Tujuh pasutri yang diberkati Ketua Komisi Keluarga KWI (Istimewa) |
Pasutri Katolik diaspora NTT yang
melaksanakan pemberkatan adalah warga yang tinggal di kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Para pesutri tersebut dalah Fabianus
Indrawan-Lesta Neng Parung, Hubertus Aur-Yustina Majabubun, Yosef
Alifandri-Maria Oda Elisan, Agustinus Ganti-Maria Goreti Manur, Venansius
Alfianus Kase-Maria Dhiu Bate, Antonio Alfiano Saratoga-Visna Rivantai dan
Vicky Fernando Baptista-Wihelmina Timbu.
Pemberkatan pernikahan masal pasutri Katolik diaspora NTT tersebut
dipimpin Uskup Mgr Paulinus Yan Ola MSF, bersama konselebran RD Yustinus
Ardianto, RD Stafanus T Rahmat, RD Frederikus Maigahoaku Djelahu, RD P Herian
Ulukyana dan RD Michael Rahankey.
Para pasutri Katolik diaspora NTT merasa
begitu bahagia hingga meneteskan air mata saat pemberkatan nikah dan saat
menerima ucapan selamat. Mereka mengaku bangga dengan kerja keras KPM yang
didukung Puspas KAJ dan
FKM Flobamora, sehingga mulai dari kegiatan persiapan surat-menyurat sampai
hari ini pemberkatan dapat berjalan dengan lancar.
“Kami sangat berterima
kasih dan bersyukur kepada Tuhan karena melalui bapak-bapak dan ibu-ibu dari
KPM, FKM Flobamora dan semua panitia yang terlibat mengurus semua dokumen
sampai acara nikah massal ini berjalan dengan lancar,” kata Yosef
Alifandri-Maria Oda Elisan, pasutri asal Kejek, Elar Selatan, Manggarai Timur
usai cara pemberkatan yang mengharukan.
Perayaan pemberkatan
berlangsung sangat meriah, diiringi paduan suara dan tarian daerah asal NTT
serta dihadiri perwakilan para pengurus Ikatan Keluarga Besar (IKB) NTT se
Jabodetabek. Suasana ini membuat beberapa tokoh Flobamora merasa terharu.
“Saya sebagai orang tua
Flobamora, diaspora
NTT, di Jabodetabek sangat mendukung penyelenggaraan pernikahan masal yang
hari ini dilaksanakan di Puspas
KAJ-Wisma Samadi ini. Terima kasih kepada Komunitas Perempuan Manggarai
(KPM) dan Forum Komunikasi Masyarakat Flobamora (FKM Flobamora) yang telah
mendukung para pasutri dalam melengkapi dukungan administrasi gereja agar
warisan anak dan cucu tanpa ada masalah pada masa depan,” ujar Thobias Djaji
perwakilan tokoh diaspora
NTT yang terharu menyaksikan kegiatan tersebut.
Ketua KPM, Emiliana AK
dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan sederhana dalam
penyelenggaraan pernikahan
masal ini hanya ingin membantu pasangan suami istri segera dinikahkan
secara Katolik, sehingga pernikahannya diakui agama dan negara.
“Kami terpanggil untuk
melakukan kegiatan ini bukan mengambil alih peran Gereja, namun kami ingin agar
anak-anak kami ini bisa tidak memiliki masalah dalam keluarga,” katanya.
Tahapan Pekerjaan KPM
kata Emiliana AK, tak hanya berhenti pada menikahkan pasangan tersebut secara
masal. Namun KPM juga akan terus membantu mengurus mendaftarkan administrasi
hingga ke catatan sipil.
“Sebagian besar
pasangan ini sudah memiliki anak. Nanti anak-anak mereka bisa dibaptis secara
gereja Katolik. Kemudian setelah pemberkatan ini sah secara hukum gereja, kami
juga membantu pernikahan ini sah menurut hukum negara. Apa yang menjadi hak
ataupun kewajiban kita sebagai warga negara itu bisa kita dapatkan,”
pungkasnya.*** jakarta.hallo.id