Kandungan DEG dan EG
juga ditemukan dalam kandungan vape. Hal ini dijelaskan oleh Dosen Teknologi
Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Vella Rohmayani.
"Seperti halnya
obat sirup, vape selama ini menggunakan campuran pelarut propilen glikol.
Sehingga tidak menutup kemungkinan vape juga terindikasi mengalami cemaran DEG
dan EG seperti halnya yang ditemukan pada obat sirup," jelas Vella
dilansir dari laman UM Surabaya.
Memang tren vape
dibanding rokok saat ini sedang banyak digandrungi khususnya anak muda.
Kebanyakan menganggap bahwa vape lebih sehat ketimbang rokok.
Menurut Vella, vape
bukanlah alternatif rokok sebagai pilihan yang lebih sehat.
"Oleh sebab itu
pengguna vape atau dikenal dengan sebutan vaping perlu waspada karena
penggunaan vape justru mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Salah satunya
yaitu dapat menyebabkan terjadinya masalah gagal ginjal akut," pungkas
Vella.
Menanggapi hal ini
General Manager RELX Indonesia Yudhistira Eka Saputra mengklaim bahwa produksi
rokok elektriknya memiliki pelarut Propilen Glikol yang juga memenuhi batasan.
"Bagi saya
Propilen Glikol ini sebetulnya adalah zat yang sangat umum ditemukan di mana
saja dan kita tahu juga Propilen Glikol ini terkandung di dalam bahan makanan
juga, ya memang yang perlu dikendalikan batas amannya berapa sesuai pengujian,
Produk RELX khususnya, itu sudah memenuhi betasan-batasan tersebut," ujar
Eka.
Terpisah, Ketua Aliansi
Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO) Teguh Basuki Ari
Wibowo menegaskan zat-zat kimia tersebut sebenarnya aman jika dalam kadar yang
rendah.