Aksi yang dilakukan ER
itu tidak main-main. Ibu tersebut sampai duduk di pinggir Jalan Basuki Rahmat,
Tuban dengan membawa sebuah poster bertuliskan 'Dijual Ginjal'. Dalam poster
tersebut juga mencantumkan nomor teleponnya.
Dinsos Tuban pun
akhirnya menghampiri perempuan tersebut dan langsung dibawa ke kantor Dinsos
Tuban. Kemudian, ER langsung mendapatkan pengarahan.
"Iya mas, saya mau
jual ginjal," ucap ER, Senin (21/11), dilansir dari Detikcom.
Lebih lanjut, ER
buka-bukaan mengenai hutang yang melilit anaknya. Ternyata anaknya terjerat
pinjaman online. Selain terlilit pinjol, sang anak juga berhutang melalui KUR
di sebuah bank dengan jaminan BPKB koperasi.
"Yang utang bukan
saya, tapi anak saya. Kurang lebih hampir Rp 200 juta," ucapnya.
Setelah diselidiki,
anak ER berhutang untuk bisnis investasi. Namun, uang itu habis karena yang dia
ikuti ternyata investasi bodong.
"Sudah setahun
lebih tidak membayar (utang)," pungkasnya.
Anaknya kini tak
diketahui batang hidungnya dan ER harus menanggung hutang anaknya. Banyak orang
yang datang ke rumahnya untuk menagih uang.
"Pergi tidak tahu
ke mana anak saya saat ini. Ditagih terus sampai datang ke rumah. Angsuran ada
yang delapan ratus sampai satu juta lebih," tuturnya
Meskipun Dinsos sudah
menangani ER, tapi dia masih bersikukuh ingin menjual ginjalnya. Dia sudah
tidak kuat didatangi orang yang menagih utang ke rumahnya.