Di era pandemi COVID
19, teknologi merupakan kebutuhan mendesak dalam bidang pendidikan yang
digunakan oleh seluruh masyarakat dunia. Guru dan peserta didik dituntut untuk
lebih melek dalam bidang teknologi karena proses belajar mengajar harus tetap
berjalan meskipun tidak dapat bertatap muka secara langsung.
Situasi pandemi Covid
19 menuntut guru dan masyarakat akrab dengan teknologi. Mereka dituntut untuk
mengurangi perjumpaan, karena merebaknya virus. Teknologi menjadi sarana untuk
memutus mata rantai ketertinggalan dalam dunia pendidikan. Virus memang boleh
membunuh manusia, tetapi tidak boleh membunuh masa depan pendidikan anak-anak
kita.
Guru mulanya berpikir
keras bagaimana caranya agar dapat mentransfer ilmu mereka meskipun tidak
bertatap langsung dengan peserta didik. Dengan teknologi yang sekarang sudah
luar biasa hebat, Proses belajar mengajar dapat dilakukan secara jarak jauh
atau daring melalui Video Conference dan
Learning Management System Online (LMS).
Merdeka Mengajar
Melalui transformasi
teknologi yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, cukup banyak
dampak yang bisa dirasakan secara langsung oleh sekolah. Sampai saat ini,
tercatat lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan platform Merdeka Mengajar
yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri, dan sesuai
kondisi sekolah masing-masing. Perkembangan menarik lainnya adalah terdapat
3.500 komunitas belajar para guru, dan terkumpulnya lebih dari 55 ribu produk
pembelajaran mandiri dari para guru.
Sebagai guru, saya juga
merasakan bahwa dampak dari kurikulum merdeka. Guru lebih diberikan kebebasan
dalam mengelola kelas dan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada
siswa. Melalui teknologi yang ada, guru lebih bisa berinovasi dan tidak monoton
dalam proses belajar mengajar.
Transformasi teknologi
sebagai salah satu kemudahan dalam pembelajaran di era 4.0 adalah keniscayaan.
Namun dalam praktik di lapangan, masih ada beberapa daerah di Indonesia yang
belum bias menerapkan 100% kecanggihan teknologi. Masih banyak guru pula yang
belum bias menguasai teknologi secara maksimal terutama para guru yang sudah
berusia lebih dari 50 tahun. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan teknologi
diantaranya adalah karena faktor usia dan faktor sarana dan prasarana yang
masih minim. Banyak sekolah yang belum mempunyai komputer dan jaringan internet
bahkan di luar pulau Jawa masih banyak daerah yang tidak terdapat aliran
listrik. Inilah tantangan pemerintah agar ke depan teknologi bisa dimanfaatkan
secara merata untuk menunjang kemajuan pendidikan di seluruh Indonesia.