Para Nakes di Kupang NTT yang Aksi Mogok Diduga Mendapatkan Intimidasi

Para Nakes di Kupang NTT yang Aksi Mogok Diduga Mendapatkan Intimidasi

Ilustrasi tenaga kesehatan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang melakukan aksi mogok kerja selama dua hari terakhir ini diduga mendapatkan intimidasi.

Demikian disampaikan salah satu nakes Erik kepada awak media di Kupang, Rabu (2/11) siang. Dia mengatakan para nakes melakukan pelayanan di seluruh Puskesmas Kota Kupang itu memprotes pemotongan Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP).

"Dari Dinas itu entah kadis atau sekdis itu intimidasi kita lewat kepala puskesmas," ujar Erik.

Dia menyebutkan bahwa isi dari intimidasi tersebut adalah akan menindak semua tenaga kesehatan yang ikut dalam aksi yang sudah berlangsung selama dua hari terakhir ini.

"Semua yang hadir saat ini akan ditindak dan sebagainya," ungkap Erik mengutip intimidasi oleh Kadis Kesehatan.

Menurut Erik aksi mogok dan unjuk rasa tenaga kesehatan tersebut hanya untuk menuntut hak-hak para nakes berupa TPP yang dibayarkan hanya Rp.600.000 pada 2022 ini.

Menyikapi dugaan intimidasi terhadap para nakes melakukan mogok kerja, Erik dkk pun menantang Dinkes untuk menindak mereka secara legal. Erik selaku koordinator aksi mengatakan Kadinkes Kota Kupang, Retnowati, lakukan tindakan saja ke ratusan nakes yang ikut aksi mogok kerja dan mengadu ke DPRD tersebut.

Dia mengatakan kedatangan ratusan nakes ke DPRD untuk menyalurkan aspirasi mereka dan juga menyuarakan keadilan.

"Kita datang kesini (bertemu DPRD) untuk menyuarakan keadilan dan hak-hal seluruh tenaga kesehatan," kata Erik.

"Kalau mau diproses silahkan, kita ratusan orang ini silakan diproses," tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, Retnowati  membantah melakukan intimidasi. Dia juga mengaku tak ada intimidasi kepada nakes, bahkan kepala puskesmas yang berunjuk rasa itu.

"Tidak, tidak benar, tidak pernah, (lakukan intimidasi)" tegas Retnowati.

"Saya Demi Allah, tidak pernah mengintimidasi," imbuhnya seraya mengangkat dua jari tangan kanannya.

Dia pun menegaskan kewenangan mutasi pegawai di lingkungan kota itu bukanlah bagian dirinya, melainkan kewenangan Wali Kota atau Penjabat Wali Kota.

Sebelumnya ratusan tenaga kesehatan dari 11 Puskesmas di Kota Kupang melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk protes atas penerimaan TPP pada 2022 ini hanya sebesar Rp.600.000, dari sebelumnya yang diterima sebesar Rp.1.350.000 pada 2021 silam.

Akibat aksi mogok tersebut, ratusan warga yang hendak berobat ke puskesmas terlantar. Pasalnya, tidak satupun nakes yang masuk untuk memberi pelayanan kesehatan di 11 Puskesmas yang ada di Kota Kupang. *** cnnindonesia.com



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama