Foto: Salah seorang warga di
Kelurahan/Kecamatan Kelapa Lima, Kupang, NTT menampung air yang mengalir dari
kebocoran pipa Minggu (6/11/2022). (Yufen Bria/detikBali) |
Bahkan, salah satu
warga yang tinggal sebatang kara, Maria (53) terpaksa memanfaatkan air dari
pipa PDAM yang bocor untuk minum dan masak sehari-hari. Wanita paro baya yang
menjanda tersebut tak punya cukup uang untuk membeli air.
"Saya tidak ada
bak penampung. Air mengalir, timba untuk tampung di drum dan bokor. Kalau tidak
mengalir biasanya ambil dari tetangga," ujar Maria kepada detikBali Minggu
(6/11/2022).
Sudah sekitar dua
minggu dirinya mengandalkan air dari bocoran pipa PDAM untuk keperluan
sehari-hari.
"Itu pun tidak
menentu, kadang 2-3 hari baru mengalir. Biasanya petang hari baru
mengalir," ucap dia.
Maria (53) mengaku
tidak sanggup membeli air bersih seperti dilakukan beberapa tetangganya. Selama
ini, Maria yang suaminya meninggal empat tahun lalu itu minta air ke tetangga
untuk kebutuhan sehari-hari.
Wanita yang tidak
memiliki anak itu bekerja serabutan. Mulai jasa mencuci pakaian di bos-bos,
mencari barang bekas hingga menjual nasi bungkus. *** detik.com