Malam kudus, sunyi
senyap ....
Alunan lagu merdu terus
mengalir seiring dinyalakannya lilin natal. Setiap umat yang hadir juga turut
bernyanyi, masuk ke dalam lirik lagu yang sedang diucapkan. Pandangan mata
terfokus pada kandang natal yang sederhana. Ya, malam ini, seluruh umat
kristiani tengah merayakan hari raya Natal, hari di mana sang juruselamat telah
dilahirkan. Sang juru selamat telah datang ke dunia dan menjelma menjadi
manusia. Sukacita menyambut kelahiran sang Kristus pun menggema. Lilin natal
yang menyala juga seolah ingin menggambarkan kepada kita bahwa terang Kristus
kini telah hadir di tengah-tengah kita.
Sesuai dengan lirik
lagu malam kudus, di malam yang penuh sukacita ini, Kristus kini telah hadir
bersama-sama dengan kita. Jauh dari kemewahan, jauh dari hiruk pikuk kebisingan
duniawi, Kristus datang dengan cara yang sederhana. Ini sekaligus ingin
mengingatkan kita bahwa pesta natal bukanlah segala hal yang berkaitan dengan
kemewahan dan hingar-bingar, melainkan mengenai kesederhanaan. Walaupun Kristus
adalah raja dari segala raja, tapi ia tidak mau disambut dengan segala macam
kemewahan yang ada di dunia. Ia lahir di kandang domba, hanya dijaga oleh kedua
orangtuanya dan juga para gembala saja. Meskipun begitu, bukan berarti ornamen
dan segala macam dekorasi yang sudah kita siapkan tidak boleh digunakan.
Janganlah sampai nilai-nilai yang ada pada Natal lewat begitu saja dan tertutup
oleh hiasan dan dekorasi pesta semata.
Dalam masa Natal ini,
sukacita selalu hadir kepada kita semua. Kita berbahagia karena Tuhan sudah
begitu baik kepada kita. Berkat kasih-Nya kepada manusia, Ia mengirimkan
putra-Nya sendiri untuk hadir ditengah-tengah kita dan membebaskan manusia dari
jerat dosa. Selain itu, sukacita natal juga hadir karena kita yakin dan percaya
bahwa keselamatan itu benar adanya. Dengan datangnya Kristus, maka kita juga
percaya bahwa nantinya ketika akhir zaman tiba, kita akan diselamatkan
oleh-Nya.
Natal 2022 tentunya
sudah terlihat jauh lebih normal jika dibandingkan dengan dua edisi Natal
sebelumnya. Pembatasan yang sudah dilonggarkan, tidak seperti tahun-tahun
sebelumnya, membuat Natal tahun ini terlihat lebih meriah. Meskipun begitu,
status pandemi yang masih belum berakhir ini tentu membuat kita tidak bisa
menghadirkan nuansa Natal yang sama seperti sebelum adanya pandemi. Namun,
tidak ada salahnya juga jika kita memanfaatkan momen ini untuk lebih memahami
nilai-nilai Natal, tidak hanya sekadar pesta dan tenggelam dalam gemerlap
ornamen.
Refleksi diri tentunya
juga penting dilakukan ketika kita merayakan hari raya. Apakah kita sudah
benar-benar memahami apa itu Natal? Ataukah ini hanyalah perayaan tahunan biasa
saja yang ketika harinya sudah usai, kita kembali menjalani hari-hari yang
sibuk? Lalu, apakah kita lebih suka dengan Natal yang penuh dengan dekorasi dan
lampu-lampu, ataukah Natal lebih baik dirayakan dengan secukupnya saja? Memang,
tidak ada salahnya jika kita bisa menampilkan segala yang terbaik untuk
menyambut hari raya setiap akhir tahun ini. Tapi, jika itu sudah menjadi
berlebihan dan kita mulai melupakan apa yang sebenarnya kita peringatkan, lebih
baik jika kita kembali merefleksikan diri. Jangan sampai dengan kesenangan kita
untuk memeriahkan sebuah hari raya, kita menjadi lupa dengan apa yang
seharusnya kita maknai dari hari kelahiran Kristus ini.
Akhir kata, selamat
menyambut hari raya Natal, semoga pesta Natal ini dapat membawa kedamaian bagi
kita semua. Tuhan memberkati kita sekalian.