Mulanya, Rocky
mengkritik Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia
(Menkopolhukam) Mahfud MD yang mengomentari putusan mati terpidana pembunuhan
berencana terhadap brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat, Ferdy Sambo.
Diketahui, Mahfud MD
menilai putusan terhadap FS sudah sangat tepat karena memenuhui ketentuan
maksimal hukuman terhadap pelaku pembunuhan berencana. Namun, Rocky
menilai Mahfud terlalu gegabah mengomentari itu karena upaya hukum belum
tuntas. Ia meminta Mahfud yang duduk di sampingnya agar lebih baik diam, selain
karena putusan FS belum final juga karena itu dapat menjadi preseden bagi para
hakim.
“Hebat Pak Mahfud bisa
menyelamatkan pengadilan. Itu akan jadi preseden semua hakim, akan minta
penyelamatan lewat Mahfud MD yang adalah Menkopolhukam. Kan ngaco itu namanya.
Apapun yang diucapkan Pak Mahfud itu bagus, udah betul. Ini Pak Sambo ini belum
final, dia punya kesempatan untuk banding segala macam. Hakim ke depan akan
memakai prinsip preseden,” kata Rocky.
Belum selesai Rocky
melanjutkan pembicaraannya, Ali Mochtoar Ngabalin yang berada di bagnku
penonton menimpali Rocky. Mendengar itu Rocky mengeluarkan jurus andalannya
dengan menyebut Ngabalin sebagai barang.
“Saya hanya menanggapi
orang, nggak menanggapi barang, ya,” sentil Rocky yang disambut tawa dan
terikan penonton.
“Saya lanjut ya, saya
mau kritik teman saya Pak Mahfud, tidak ada hak dari eksekutif untuk menilai
putusan yudikatif, itu poin saya. Jadi kalau pak Mahfud katakan itu putusan
yang bagus itu akan jadi preseden, bahwa keputusan berikut dibanding juga nanti
hakimnya minta nasihat Pak Mahfud. Jadi sebaiknya diam, jangan komentari. Satu
poin,” tandas Rocky.
Mendengar itu Ngabalin
Kembali menyela Rocky. Rocky tampak mulai emosi. “Ini ada barang yang berisik,”
kata Rocky.
Rocky melanjutkan
pembicaraanya. Ia mengaitkan putusan Sambo dengan usaha dan proyek besar penyelamatan
Hak Asasi Manusia (HAM). Rocky tampaknya setuju FS dihukum berat tapi tidak
dengan hukuman mati.
“Yang kedua nggak ada
semacam kritik terhadap putusan yang akan mematikan Hak Asasi Manusia. Memang
orang marah pada Sambo tapi dunia sekarang lagi berupaya untuk moratorium
Capital punishment atau death penalty. Barang tadi ngerti nggak antara capital
punishment dengan death penalty itu,” Sindir Rocky menyasar Ngabalin yang terus
berisik.
Mendengar itu Ali
Mochtar Ngabalin menaggapinya dengan penuh emosi dan suara keras. “Rocky……lu
selalu hebat, ya. Tolong kasih saya waktu, untuk membatah cara berpikirnya.
Semua orang bisa tertipu dengan mainan kata-katanya. Makanya, saya minta kasih
waktu saya. Suapaya TV One adil. Pak Mahfud tenang aja saya ada. Saya yang
hadapi Bapak terlalu tinggi,” kata Ngabalin sambil melihat ke arah Mahfud.
Rocky lantas agak
sedikit bergeser dari tempat duduknya sambil membenarkan tali sepatunya.
“Bentar, bentar saya ikat tali sepatu saya ini, supaya sepatunya nggak melayang
ke orang itu,” mengarah ke Ngabalin.
Ngabalin lantas tertawa
sinis. “hahhhaa, brooo..hehee. Bung kalau main otak kita bisa. Tapi kalau main
otot juga kita punya barang itu barang. Hati-hati bung,” timpal ngabalin dari
arah penonton.
“Makanya jangan benarin
tali sepatu. Nggak benar itu kalimat. Masa orang berilmu begitu kayaknya,”
tambah Ngabalin.
Pemandu acara akhirnya
mengambil alih pembicaraan dengan mengajak semua yang ada di studio agar tetap
tenang sembari menjaga etika berdiskusi. Rocky melanjutkan pembicaraanya dengan
terus menyentil pidana mati FS dari sisi humanisme dan Hak Asasi Manusia.