Wow Inilah Cara Unik NTT Lestarikan Budaya ke Gen Z, Daerah Lain Bisa Tiru Nih!

Wow Inilah Cara Unik NTT Lestarikan Budaya ke Gen Z, Daerah Lain Bisa Tiru Nih!

Sejumlah warga dari Komunitas Masyarakat Ngada melakukan Misa Inkulturasi dalam acara Festival Reba di Anjungan NTT, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Sabtu (18/2/2023). (Pradita Utama/detikcom)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki beragam budaya menarik. Bahkan, terdapat 40 dialek bahasa atau etnolinguistik yang berbeda. yang patut diacungi jempol, NTT memiliki cara unik melestarikannya.

Beragam tradisi NTT itu dibangun dari berbagai tradisi budaya yang berbeda-beda antara Sumba, Flores, Alor, ataupun Ngada. Keberagaman budaya yang dimiliki di NTT pun beragam, mulai dari ritual budaya, pakaian, hingga bahasa daerah.

Dengan keberagaman budaya yang dimiliki dalam satu provinsi, selain jadi keunikan tersendiri bagi NTT, tetapi juga jadi tantangan bagi masyarakat maupun pemerintah daerah untuk melestarikannya.

Pemerintah NTT menyadari betul situasi itu. NTT memiliki cara sip sebagai upaya melestarikan budaya untuk diturunkan kepada generasi muda. Mulai dari digelarnya berbagai festival kebudayaan, penerapan nilai-nilai adat, hingga penerapan di lembaga pendidikan maupun pemerintahan.

Seperti yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Nae Soi, saat ditemui dalam acara Festival Reba TMII Sabtu (18/2/2023).

tempora mutantur, et nos mutantur et illis, waktu sudah berubah kita harus berubah di dalamnya.

 
Gubernur NTT Josef Nae Soi

"Sekarang ini kami wajibkan semua Kabupaten mengadakan festival budaya, kalo di Ngada ada Reba ada Wolobobo, kalau di Manggarai barat ada festival komodo, di Ende ada festival Kelimutu, di Lembata ada festival ikan paus dan sebagainya," ujarnya.

Dia menyebut langkah itu merupakan upaya untuk melestarikan dan mengenalkan nilai-nilai budaya ke generasi muda NTT. Dia bilang harus pandai-pandai mengenalkan dan melestarikan budaya kepada Gen Z.

"Kita ingin menurunkan nilai-nilai budaya ke generasi muda, tentu saja dengan hal-hal yang tidak tradisional lagi. Dalam bahasa Latin tempora mutantur, et nos mutantur et illis, waktu sudah berubah kita harus berubah di dalamnya," kata dia.

"Tetapi, nilai-nilai yang hakiki di dalam adat itu tidak boleh diubah. Yaitu, hubungan antara manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan alam, dan menghormati arwah yang sudah pulang, dan adat itu perlu dilestarikan," dia menambahkan.

Menurutnya adat dapat dimodernisasi, tetapi modernisasi harus tetap tidak menghilangkan eksistensi dari adat, melainkan sebuah upaya melestarikan dengan cara-cara yang lebih modern.

"Seperti sekarang, tadi menarinya luar biasa (dalam perayaan Reba). Dulu nenek moyang kita tidak pernah bikin misa begini, nenek moyang kita dulu kan masih atheist, nenek moyang kita tidak pernah memadukan budaya dengan adat, sekarang kita memadukan itu," dia menjelaskan.

Selain mewajibkan setiap kabupaten mengadakan festival budaya, pemerintah NTT juga gencar dan mewajibkan anak sekolah maupun pegawai pemerintahan mengenakan pakaian adat pada hari-hari tertentu.

"Kami di NTT sudah mewajibkan anak-anak sekolah tiap hari Selasa dan hari Jumat menggunakan pakaian adat. Pakaian begini, ini ekspresi budaya tradisional, ini kain intelektual nenek moyang. Seluruh anak sekolah dan seluruh ASN harus menggunakan ini. Kemudian, tiap hari Kamis kami menggunakan motif NTT," dia menjelaskan.

Selain itu, NTT yang jadi rumah dari 40 bahasa atau dialek lokal, tetap dilakukan upaya pelestarian akan berbagai bahasa tersebut.

"Kemudian, bahasa ada bahasa Indonesia kita wajibkan. Ada bahasa dunia salah satu misalnya bahasa Inggris, tapi bahasa daerah juga kita minta ke sekolah untuk mempopulerkan itu," kata dia.

"Hanya memang kita NTT bahasa daerahnya terlalu banyak, kita ada 40 berapa dialek itu, itu agak susah, tetapi kita minta minimal anak-anak muda kita bisa menghormati kekayaan alam kita dan kekayaan intelektual nenek moyang kita," Josef menjelaskan.

Cara menarik yang dilakukan pemerintah NTT ini juga bisa menjadi acuan bagi pemerintah daerah lain untuk melestarikan kekayaan budaya daerahnya masing-masing. *** detik.com



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama