Andreas Hugo Pareira (Foto: Antara/Reno Esnir) |
"Kebijakan ini
tidak punya cukup kuat dan jelas alasannya, untuk mengubah awal jam belajar
siswa SMA/SMK menjadi jam 5 pagi. Jangan suatu kebijakan dibuat hanya atas
dasar feeling dan selera pembuat kebijakan," ujar Andreas saat
dikonfirmasi wartawan, Selasa (28/2/2023).
Andreas mengingatkan
Pemprov NTT dan Dinas Pendidikan-nya menempatkan siswa sebagai obyek dari uji
coba suatu kebijakan. Menurut dia, kebijakan yang dibuat harus berdasarkan
pertimbangan matang dengan memperhatikan semua aspek.
"Jangan jadikan
siswa/i kita menjadi 'kelinci percobaan'. Sebaiknya Dinas Pendidikan Provinsi
NTT mengkaji ulang kebijakan ini," imbuh legislator asal Flores, NTT ini.
Lebih lanjut, Andreas
mengungkapkan stakeholder pendidikan di NTT umumnya menolak kebijakan
masuk sekolah jam 5 pagi tersebut. Hal ini diketahui langsung oleh Andreas
karena saat ini sedang berada di dapil Flores NTT.
"Saya lagi di
Dapil, di Flores. Di daerah ramai penolakan dari sekolah, para guru, dan
orangtua siswa terhadap kebijakan ini," pungkas Andreas.
Sebelumnya Gubernur NTT
Viktor Bungtilu Laiskodat dalam pertemuan dengan sejumlah guru dan kepala
sekolah SMA dan SMK di Kota Kupang pada 23 Februari 2023 lalu yang potongan
videonya viral di Kota Kupang ingin agar aktivitas sekolah khusus dimulai pukul
05.00 Wita untuk meningkatkan etos kerja anak-anak SMA dan SMK. Padahal
kebijakan itu juga harus mempertimbangkan banyak faktor di antaranya dari sisi
keamanan.
Kebijakan itu akan
mulai diujicobakan pada 10 sekolah tersebut terdiri dari lima SMA yakni SMA 1,
SMA 2, SMA 3, SMA 5 dan SMA 6, sedangkan empat SMK terdiri dari SMK 1, SMK 2,
SMK 3 dan SMK 4 yang ada di Kota Kupang.
Namun mulai Selasa
(28/2/2023) pagi tadi, lanjutnya, sudah ada sekolah yang menerapkan kebijakan
itu yakni di SMA Negeri 1 Kota Kupang. *** beritasatu.com