“Khusus di Malaka ini
kalau kita bicara vokasi, paling tidak sudah ada tiga BLK yang saya masukan ke
Malaka ini. Total sejak tahun 2021 ditambah tahun ini sudah ada enam. Jadi enam
BLK Komunitas ini rata – rata satu unit itu bunyi Rp 1 miliar. Jadi ada enam
miliar yang sudah masuk ke Malaka ini yang kita dorong dari Jakarta untuk bisa
dipergunakan oleh masyarakat Malaka,” sebut Melki Laka Lena ketika bersama
mitra Kementerian Ketenagakerjaan RI melaksanakan kegiatan Sosialisasi
Pelatihan Vokasi dan Pemagangan di Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah,
Kabupaten Malaka, Jumat (17/3/2023).
Turut hadir saat itu
Kepala UPTP Latihan Kerja Provinsi NTT Charles, B. M. Foeh , Camat Malaka
Tengah dan perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupatem
Malaka.
Melki Laka Lena mengatakan,
kegiatan ini bertujuan menyebarluaskan informasi seputar upaya pemerintah dalam
meningkatkan kompetensi SDM Indonesia.
“Pelatihan vokasi ini
diarahkan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja agar siap
menghadapi dunia kerja, dapat bersaing, dan memiliki produktivitas yang tinggi.
Pelatihan vokasi diselenggarakan di Balai Latihan Kerja, Lembaga Pelatihan
Kerja, maupun melalui pemagangan di perusahaan baik di dalam maupun di luar
negeri,” katanya.
Ketua DPD I Golkar NTT
ini menambahkan, saat ini jumlah angkatan kerja Indonesia sangat tinggi. “Di
Indonesia ada sebanyak 143,72 juta. Kemudian di NTT sendiri ada 2,83 juta. Ini
mereka – mereka yang siap untuk bekerja. Dan ini adalah potensi kita untuk bisa
membuat lapangan pekerjaan di NTT ini atau di Jawa atau di luar negeri ini,
bisa kita optimalkan,” jelasnya.
Melki juga mengatakan
saat ini angka pengganguran terbuka cukup tinggi dan mayoritas tenaga kerja RI
dari sektor informal. “Pekerja informal Indonesia ini masih mendominasi. Data kemarin
juga saya lihat dari Kemnaker dan dari Kartu Prakerja itu ada enam puluhan
juta. Bahkan mungkin lebih sekarang. Dan itu mesti kita optimalkan agar nanti
mereka kemudian bisa masuk dalam dunia kerja yang bisa kita optimalkan terutama
penghasilan dan pendapatan mereka bisa naik,” sebutnya.
Melki mengatakan saat
ini bangsa Indonesia tengah menghadapi revolusi industry 4.0 dimana saat ini
banyak pekerjaan manusia digantikan oleh mesin. Untuk itu maka semua harus
mempersiapkan diri dengan baik.
“Kalau dulu untuk
pekerjaan – pekerjaan banyak dibuat oleh manusia langsung secara fisik,
sekarang ini banyak dibantu oleh namanya melalui kecerdasan buatan yang dapat
disebut juga sebagai Artificial Intelligence, kecerdasan buatan bikinan manusia
melalui digital. Robot dan semacam itu. Nah melalui potensi ini sekarang itu
banyak kerja – kerja itu tidak lagi membutuhkan hanya sekedar fisik manusia.
Kedepan kita akan kalah saing. Jadi kalau dulu kita punya cara bekerja itu
pakai cara lama nanti ke depannya akan banyak cara mudah. Itulah pentingnya
kita sekolah, kita belajar dan pelatihan vokasi begini agar nanti bisa kerja di
luar negri dengan baik,” jelas Melki Laka Lena.
Ia juga mengingatkan
saat ini kebutuhan tenaga perawat di Jepang dan negara – negara di Timur Tengah
dan Eropa sangat tinggi. Untuk itu ia meminta agar lulusan perawat bisa
meningkatkan kompetensinya agar bisa bekerja di luar negeri.
“Di NTT ini banyak
perawat kita ini tetapi mohon maaf banyak yang bekerja menjadi tenaga sukarela,
tanpa gaji. Cuma dapat uang dari kapitasi. Tapi di Jepang, di Timur
Tengah dan Eropa orang sana butuh banyak sekali perawat. Yang sekali lagi kalau
mereka bisa dilatih, disiapkan dengan baik, itu mereka sangat dibutuhkan di
luar negeri,” jelasnya.
Untuk mempersiapkan
tenaga kerja NTT dengan baik, Melki mengatakan setelah pembangunan ulang gedung
BLK NTT selesai maka ia akan memperjuangkan agar Balai Pelatihan Vokasi dan
Produktivitas Kelas II yang berlokasi di Lombok Timur dengan wilayah binaan
meliputi 3 provinsi yaitu Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara
Timur digeser ke NTT.
Untuk diketahui sebelum
mengikuti acara Sosialisasi Pelatihan Vokasi dan Pemagangan, Melki Laka Lena
juga meninjau pembangunan rumah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
di Desa Kamanasa. Melki Laka Lena mengatakan, bantuan ini sebagai hasil kerja
sama lintas komisi dan hasil perjuangannya di DPR RI termasuk Komisi V sebagai
mitra Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat (PUPR). Untuk kabupaten Malaka ada 10 rumah usulan Melki Laka Lena yang
mendapat program BSPS dengan nominal bantuan pembangunan masing – masing
rumah sebesar Rp 20 juta */)Igo *** selatanindonesia.com