Aduh! Masyarakat 17 Daerah di NTT Buang Air Besar di Kali dan Hutan

Aduh! Masyarakat 17 Daerah di NTT Buang Air Besar di Kali dan Hutan

Anggota DPR RI, Melki Laka Lena,dan dr.Tridia Sudirga Mboi putri (Alm) Dr.Ben Mboi di RSUP Kupang, Kamis, 22 Desember 2022. 



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Masyarakat pada 17 daerah di Provinsi NTT dilaporkan masih melakukan buang air besar (BAB) disembarang tempat diantaranya di kali dan hutan. 

Sub Koordinator Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, I Made Sumiarta mengatakan wilayah yang tidak lagi melakukan BAB di sembarang tempat hanya ada lima. 

"Baru ada Flores Timur, Alor, Manggarai, Belu dan Kota Kupang dinyatakan tidak membuang air besar sembarangan," kata Made dalam sosialisasi peningkatan kualitas kesehatan lingkungan STBM 5 pilar yang digelar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Melki Laka Lena dan Kemenkes RI, Minggu 2 April 2023. 

Dari angka ini, kata dia, masih ada masyarakat NTT yang membuang BAB di kali, pantai maupun di hutan. Kondisi ini akan sangat berpengaruh pada aspek lingkungan terutama dalam daerah sumber mata air.

Made juga menyebut perlu ada gerakan masyarakat hidup sehat yang menyasar pada cek kesehatan rutin, makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas fisik. Masyarakat juga disarankan untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai tempat menanam tanaman buah dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. 

Sisi lain, kampanye cuci tangan menggunakan sabun. Ketika pandemi Covid-19 menurut dia, kini telah banyak tersedia tempat cuci tangan yang banyak hampir di semua tempat. 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Melki Laka Lena, menyempatkan keliling ke beberapa wilayah di NTT menemukan masih banyak warga yang belum menggunakan tempat BAB yang layak. 

Di Kota Kupang dulu, sebelum masuknya program jambanisasi, masih banyak warga yang BAB disembarang tempat. Intervensi program kemudian merubah itu semua.

Kemenkes dan PUPR, menurut dia hingga kini masih menjalankan program itu. Dia berharap agar program itu bisa menyasar ke warga yang ada di pelosok seperti NTT.  

Sisi lain, Melki Laka Lena mengkritisi anak muda yang menghamburkan uang hanya untuk membeli rokok.  Ia berpendapat uang itu jika memungkinkan bisa dimanfaatkan dalam agenda gotong royong membuat program jambanisasi membantu warga yang membutuhkan. 

Jika program ini hanya mengharapkan dari pemerintah maka akan berjalan lambat karena harus menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Polisi Golkar itu mendorong agar program ini bisa juga dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat. 

Gusti Agung Ngurah dari Dinkes Kota Kupang menambahkan, tanggungjawab kesehatan bukan saja dari pemerintah melainkan tanggungjawab bersama.

Dia berujar masalah kesehatan harus menjadi perhatian serius. Ia tidak ingin agar kesehatan bagi masyarakat di nomor duakan. Pemeriksaan kesehatan rutin, kata dia, perlu dilakukan. Hal itu agar gangguan kesehatan yang berpotensi terjadi bisa segera teratasi. 

Dalam perkembangan terakhir, ia menyebut terjadi perubahan pola penyakit. Di tahun 2020, kini penyakit tidak menular lebih banyak, yang memungkinkan akan menular jika tidak diatasi sejak dini. 

"Jantung, kangker dan sebagainya. Penyakit ini di tahun sekarang, bukan saja orang yang punya berduit saja, tapi hampir ke semua orang. Karena apa, pola perilaku kita," katanya. * flores.tribunnews.com



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama