Masyarakat Sumba, NTT menggelar upacara adat Pasola. (Instagram @w.k.mario) |
Tak hanya itu,
Indonesia juga memiliki banyak upacara adat yang
diwariskan dari generasi ke generasi yang hingga kini tetap dijaga
kelestariannya.
Upacara adat ini
memiliki nilai-nilai budaya yang
tinggi dan harus dijaga kelestariannya agar tetap ada untuk generasi mendatang.
Dilansir Setapak Rai
Numbei dari YouTube Kita Sapa, Jumat (14/4/2023), berikut lima upacara adat di
Indonesia yang masih dijaga keasliannya.
1. Upacara Adat Ngaben Bali
Ngaben adalah upacara
kremasi yang dilakukan untuk mengantarkan jasad ke alam baka.
Dalam upacara ini
keluarga dan kerabat yang masih hidup akan mempersiapkan segala kebutuhan untuk
memandikan dan menghias jasad yang sudah meninggal.
Setelah itu, jasad akan
dibawa ke tempat pembakaran dan diawasi hingga menjadi abu, abunya kemudian
akan diletakkan dalam sebuah tempat khusus.
Pasola adalah permainan
tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Sumba, Provinsi Nusa Tenggara
Timur.
Permainan ini dilakukan
pada bulan Februari atau Maret dan biasanya diikuti oleh dua kelompok yang
saling melempar tombak. Pasola dilakukan
sebagai bentuk ungkapan syukur kepada dewa-dewi.
3. Upacara Adat Mappasikra
Rawa Rawa Toraja
Mappasikra Rawa adalah
upacara yang dilakukan oleh masyarakat Toraja, Provinsi Sulawesi Utara untuk
menghormati orang yang sudah meninggal.
Dalam upacara ini
keluarga akan mempersiapkan berbagai kebutuhan seperti babi, beras dan minuman
untuk dihidangkan kepada para tamu undangan.
Selain itu juga
dilakukan pemotongan kerbau sebagai simbol keberanian.
4. Upacara Adat Magandi
dari Papua
Magandi adalah upacara
tradisional yang dilakukan oleh suku biak di Papua, dalam upacara Ini
masyarakat biak akan membuat perahu tradisional yang disebut kora-kora.
5. Upacara Adat Tabuik
dari Sumatera Barat
Tabuik adalah upacara
tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dalam upacara Ini
masyarakat Minangkabau akan membuat patung yang dibuat dari bahan kayu dan
bambu.
Patung ini kemudian
akan dibawa ke laut dan di arak-arak sebelum akhirnya dibuang ke laut sebagai
simbol kesedihan atas meninggalnya cucu Nabi Muhammad.***