Kesal Anak Angkatnya Dipukul, Pak Guru Balas Tendang & Cekik Bocah SD di Adonara NTT, Kini Diselesaikan Adat

Kesal Anak Angkatnya Dipukul, Pak Guru Balas Tendang & Cekik Bocah SD di Adonara NTT, Kini Diselesaikan Adat



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Aksi pak guru yang memukul, tendang, dan cekik bocah Sekolah Dasar (SD) viral di media sosial.

Video yang merekam aksi penganiayaan guru terhadap bocah SD itu pun jadi sorotan publik.

Diketahui korban merupakan seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun berinisial SNL.

Sementara pelaku penganiayaan berprofesi sebagai guru di sebuah SD.

Melansir TribunFlores.com, dalam video berdurasi 1 menit 40 detik tersebut, tampak seorang pria memakai sarung tanpa baju membanting tubuh bocah tersebut.

Tak hanya itu, pria tersebut juga menendang hingga mencekik bocah SD tersebut.

Pada video yang beredar tersebut, terdengar suara tertawa anak kecil yang diduga merekam kejadian tersebut.

Berdasar informasi yang berhasil dihimpun, penganiayaan tersebut terjadi di Tanah Puken, Kecamatan Adonara Tengah, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kapolsek Adonara Barat, Ipda Januardana Rambi, membenarkan kejadian tersebut.

Ia mengungkapkan identitas dari pelaku yakni seorang guru berinisial MGS.

"Dia (pelaku) emosi karena anak angkatnya dipukul korban," terangnya, Minggu (9/4/2023).

Dikutip dari Tribunnews.com, penganiayaan tersebut terjadi pada 27 Maret 2023 lalu.

Namun aksi penganiayaan oleh MGS tersebut sempat terekam kamera ponsel hingga viral di media sosial sampai saat ini.

Januardana menjelaskan, pelaku kesal karena anak angkatnya dianiaya oleh korban dan disaksikan oleh istrinya.

Menyaksikan kejadian tersebut, istri pelaku lantas berteriak hingga membuat pelaku mendatanginya.

"Awalnya mendengar istrinya berteriak, padahal korban aniaya anak angkatnya."

"Pelaku mengaku kesal," ungkap Januardana.

Atas kejadian tersebut , kedua belah pihak telah bertemu dan sepakat untuk berdamai melalui adat.

Pihak kepolisian juga menyanggupi untuk membantu proses mediasi kedua belah pihak.

"Kedua belah pihak sudah pertemuan secara keluarga," jelasnya.

"Hanya memang video masih beredar ini yang orang terus bertanya," imbuhnya.

Kendati demikian, polisi telah mengamankan pelaku.

"Pelaku sudah ditahan," pungkasnya.

Kejadian serupa dilakukan ayah di Bombana, Sultra, yang memukul tubuh anaknya menggunakan rotan jadi perbincangan.

Apalagi video saat ayah menganiaya anaknya tersebut muncul dan tersebut di media sosial dan grup-grup WhatsApp.

Terungkap motif sang ayah melakukan penganiayaan kepada anaknya tersebut di halaman sekolah.

Kasus ini pun sampai menjadi perhatian warga dan polisi di sana.

Peristiwa ini diduga terjadi di halaman Sekolah MIS Desa Watumelomba, Kecamatan Tontonuru, Kabupeten Bombana, Sultra, Rabu (22/3/2023).

Terlihat seorang ayah mengunakan baju hitam, topi, dan celana, memegang kayu diduga rotan dan memukuli anaknya.

Beberapa kali anaknya meminta maaf dan agar tidak dipukul.

Namun sang ayah bukannya kasihan atau menghentikan pukulannya.

Ia tetap memukul anaknya bertubi-tubi hingga anaknya menangis dan teriak. 

Pihak kepolisian bersama TNI dan tokoh masyarakat pun mendatangi ayah anak tersebut.

Dalam pertemuan, ayah yang diketahui bernama Taming ini mengakui telah menganiaya anaknya bernama AS.

Ia pun mengaku salah dan telah mendatangani surat pernyataan untuk tak lagi melakukan penganiayaaan kepada anaknya.

Dari hasil penyelidikan Polsek Poleang, terungkap motif ayah tersebut memukul anaknya hingga histeris.

Kapolsek Poleang, IPTU Bustaman mengatakan, kejadian pemukulan tersebut dipicu karena sang ayah mendapatkan laporan dari guru anaknya.

Laporan tersebut mengenai kelakuan sang anak yang melakukan pengrusakan Kantor Sekolah MIS Watumelomba.

"Jadi anak ini kan sekolah di sana Kelas 4 SD," ujar IPTU Bustaman saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, Rabu (29/3/2023).

"Ayahnya ini mendapat laporan dari gurunya terkait kelakuan anaknya yang menghambur buku-buku di sekolah tersebut."

"Sekaligus mengotori dinding sekolah dengan tinta suntikan printer," tambahnya.

Kata IPTU Bustaman, karena ditegur oleh guru, ayahnya merasa malu dan langsung mencari keberadaan sang anak.

Kata IPTU Bustaman, aksi pemukulan tersebut adalah akumulasi kekesalan ayahnya terhadap sifat anaknya yang bandel dan nakal.

"Namanya anak-anak dia ini kan bandel," tuturnya.

"Jadi akumulasi kekesalan itu dilampiaskan pada saat dipukul itu," imbuhnya.

Kendati demikian, IPTU Bustaman tetap melakukan upaya persuasif kepada ayah korban untuk tak lagi memukuli anaknya.

Hal tersebut dituangkan dalam berita acara yang telah ditandatangani oleh ayah korban.

"Kita lakukan langkah persuasif jadi sudah aman," tuturnya.






Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama