Waduh Belum Dipakai Melaut, Kapal-kapal Bantuan Kemensos untuk Nelayan di Sikka NTT Rusak

Waduh Belum Dipakai Melaut, Kapal-kapal Bantuan Kemensos untuk Nelayan di Sikka NTT Rusak

Kapal bantuan dari Kemensos. Dok: Ist.


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Kelompok nelayan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), penerima bantuan kapal fiber dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, mengeluhkan kapal tersebut sudah rusak padahal belum digunakan untuk melaut mencari ikan.

"Mesin kapalnya baik tapi cara kerjanya yang membuat kami kecewa. Masak, mesin penggeraknya 30 PK tapi landasan pangkuan mesin terbuat dari seng pelat tipis," ujar Seno, nelayan di Kecamatan Bola, Rabu (12/4).

Seno menjelaskan landasan pangkuan mesin adalah salah satu bagian inti yang seharusnya tidak boleh patah.

"Kapal rusak sejak 4 April 2023," kata Seno. Itu tanggal ketika bantuan kapal Kemensos diterima para nelayan. Acara serah-terima dilakukan di Pantai Wairhubing.

Seno bercerita, saat ia dan nelayan lain menyalakan kapal—masih di Pantai Wairhubing—ia langsung merasakan patahan landasan pangkuan mesin.

"Patahnya di Pantai Wairhubing. Seandainya patah di tengah laut, tidak tahu lagi nasib kami seperti apa," ujar Seno.

"Kami langsung turun dari kapal, berenang ke darat. Kami cari teknisi di darat," kata Seno.

Teknisi pun tidak bisa membantu lantaran landasan pangkuan mesin sudah patah.

"Saya bersama nelayan lainnya memutuskan bertahan semalaman di atas kapal di Pantai Wairhubing. Besoknya pada sekitar jam 5 pagi baru kami minta bantuan bodi lampara untuk tonda kapal kami ke Wuring untuk diperbaiki," ungkap Seno.

Seno mengaku telah mengeluarkan uang sendiri sebesar Rp 2 juta untuk memperbaiki kapal itu.

"Mau bagaimana lagi karena namanya juga bantuan sehingga tetap kita harus manfaatkan," ujar Seno.



Handle, As, Gearbox Bermasalah

Menurut Seno, hampir semua kapal bantuan dari Kemensos mengalami patahan di landasan pangkuan mesin.

La Anco dari Kelompok Nelayan Gemala Desa Kojadoi mengatakan kelompok nelayannya juga menerima kapal bantuan Kemensos di Pantai Wairhubing pada 4 April 2023.

"Setelah menerima kapal tersebut, dalam perjalanan dari Pantai Wairhubing menuju Desa Kojadoi, kapal tersebut sudah mengalami mati mesin. Akhirnya kapal itu ditandu kapal yang datang dari Desa Kojadoi," kata Anco.

Lanjutnya, kapal bantuan Kemensos ini juga mengalami masalah pada pangkuan mesin seperti seng pelat tipis sekali sehingga tidak cocok untuk digunakan.

"Handle yang selalu muntah, as sering terlepas kalau diatret atau mundur. Gearbox-nya juga harus diikat," ujar Anco.

Ia menyesalkan, harus mengeluarkan biaya lagi untuk memperbaiki kapal, padahal belum dipakai untuk melaut mencari ikan tuna.

Dinsos Sebut 6 Kapal Bermasalah

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali, mengatakan dari 25 kapal bantuan, 6 kapal di antaranya bermasalah.

"Tidak ada kapal yang rusak, tapi ada trouble. Karena saya ikut menyaksikan langsung acara peluncuran kapal sampai ke tengah laut," ungkap Rudolfus saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (11/4).

"Ada trouble seperti landasan pangkuan mesin bautnya kurang kencang, selang air melengkung, dan lainnya, " ujar Rudolfus.

Rudolfus mengklaim 6 kapal bermasalah itu langsung ditangani oleh teknisi sampai tuntas. Saat ditanya berapa orang teknisinya, ia menjawab hanya satu orang.

"Mestinya, jika ada keluhan dari nelayan penerima manfaat harus disampaikan ke teknisi atau kami agar dicarikan solusinya. Karena itu tanggung jawab kami. Bukan ada masalah tapi berjalan sendiri, " ujar Rudolfus.

Bantuan kapal berkapasitas 5 Gross Tonnage (GT) itu dilengkapi dengan mesin penggerak 30 PK, GPS, dan radio telekomunikasi. Sementara untuk total anggaran 25 kapal itu sebesar Rp 6,48 miliar. *** kumparan.com



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama