Dari kutipan tersebut
kita disadarkan bahwa, kita harus berani dalam melakukan sesuatu entah itu
untuk diri sendiri ataupun untuk negeri ini, karena kunci dari sebuah kemajuan
adalah dengan beraninya kita dalam mengambil sikap.
Pemuda sebagai generasi
penerus bangsa hari ini harus mulai sadar dan meyakinkan dirinya bahwa, ada
sebuah kekuatan besar yang terpendam dalam dirinya yang harus terpancar menjadi
lentera bagi masyarakatnya.
Pemuda harus sadar
bahwa dia bagian dari aset terbesar bangsa sekaligus tumpuan harapan yang akan
menegakkan kembali cita-cita bangsa ini. Karena pemuda merupakan kelompok elite
dari masyarakat yang memiliki kekuatan di dalam dirinya.
Dan kekuatan pemuda itu
bagaikan percikan api yang menyala-nyala. Jika api itu dimanfaatkan dengan baik
maka akan menguntungkan, jika api itu disalahgunakan maka api itu akan
menghanguskan tanpa belas kasihan.
Pemuda bebas
mengekspresikan pendapat dan pikirannya. Pemuda dikenal independen dan tidak
memiliki ketergantungan kepada siapa pun. Sebab, pemuda dapat berpikir dengan
akal jernih, mampu menganalisis persoalan dan siap mempertanggung jawabkan
setiap tindakan.
Dalam momentum Pesta
Demokrasi atau Pemilu yang akan dating di Tahun 2024. Center For Strategic And
International Studies (CSIS) mengungkapkan bahwa, 60 persen generasi muda akan
menjadi pemilih di Pemilu 2024. Jumlahnya di prediksi mencapai 114 Juta
pemilih.
Akan tetapi dari 60
persen tersebut hanya sedikit anak muda yang masuk partai politik sekitar 1,1
persen, artinya ketertarikan atau minat anak muda untuk menjadi anggota partai
politik ataupun sayap partai masih sangat rendah. Sedangkan sistem pemerintahan
kita jika ingin berperan sebagai anggota legislatif harus melalui partai
politik.
Namun, persoalannya
bukanlah pada anak muda, persoalannya adalah di partai politik. Karena partai
politik hari ini terlalu pragmatis dan oportunis.
Bisa dilihat dari
menjaring para bacaleg, partai politik hari ini tidak tertarik kepada
orang-orang yang secara kemampuan leadership dan kualitas intelektual pribadinya
yang bagus.
Partai politik hari ini
sengaja menjaring orang-orang yang secara personal dirinya populer dan
mempunyai finansial yang cukup secara ekonomi, karena itu sangat membantu dalam
menaikkan elektabilitas atau suara partai agar menang dalam pemilu.
Makanya banyak hari ini
artis yang mencalonkan sebagai anggota legislatif dan bergabung ke dalam partai
politik bukan karena dorongan secara moril.
Dalam kontestasi
politik itu sah saja dan tidak dilarang oleh undang-undang. karena itu bagian
dari strategi partai agar menang dalam pemilu.
Tetapi secara prinsip,
partai politik hari ini tidak memiliki value dalam berdemokrasi, ideologi hanya
dijadikan cover untuk cawe-cawe dalam menarik simpati masyarakat.
Tidak ada lagi
pertarungan gagasan yang dibangun, atau bisa dibilang partai politik hari ini
terlalu egois. Itu lah mengapa anak muda hari ini sangat minim kepercayaan
terhadap partai politik.
Di sisi lain partai
politik memberikan ruang kepada anak muda untuk tampil di atas panggung, tapi
tampil bukan sebagai penentu kebijakan. Mereka diberikan ruang untuk tampil
sebagai pion/alat dalam meraup suara partainya.
Makanya jangan heran
ketika anak muda tampil di atas panggung, tapi tidak punya pengaruh apa pun di
dalam. Jika diibaratkan dalam sebuah permainan catur, anak muda adalah pionnya,
dia tidak bisa bergerak bebas ke kiri maupun ke kanan, juga tidak bisa mundur
ke belakang.
Mereka berkuasa tapi
tak punya kuasa. Jika anak muda dianggap sebagai lokomotif perubahan dalam
menjaga nilai demokrasi, perannya bukan berdiri di depan pintu gerbang. Akan
tetapi masuk ke dalam merebut narasi, bertarung ide dan pengaruh di dalam.