DIALOG - Suasana dialog gerakan cerdas memilih yang digelar oleh LPP RRI di pelataran Kampus UPG 1945, Rabu 31 Mei 2023. |
Koordinator Divisi Pencegahan,
Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat, Noldi Tadu Hungu mengatakan
kampanye hitam harus dilawan oleh semua masyarakat.
"Generasi milenial
itu tidak termakan kampanye hitam. Kita harus melawan kampanye hitam itu,"
kata Noldi saat acara Gerakan Cerdas Memilih yang digelar LPP RRI di pelataran
kampus UPG 1945 Kota Kupang, Rabu 31 Mei
2023.
Menurut dia, kampanye
hitam itu karena informasi yang diperoleh tidak utuh dengan sumber yang tidak
akurat. Ada juga informasi yang diperoleh dari media sosial hingga judul yang
bombastis. Kadangkala, keengganan untuk melakukan verifikasi sebuah informasi
bisa memberi dampak ke kampanye hitam itu.
Sisi lain,
kecenderungan tidak bisa membedakan antara narasi hoax dan satire juga ikut
menjadi penyumbang kampanye hitam. Harusnya narasi ini perlu dibedakan atau
minimal ditelaah lebih jauh.
Untuk mengetahui sebuah
informasi atau melakukan verifikasi kebenaran, warga bisa mengakses ke website
milik Kementerian Informasi dan Komunikasi RI, maupun sumber verifikasi lain
yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Jadi sebelum
adik-adik tahu kebenarannya, sharing baru share. Kalau tidak tahu itu
kebenarannya maka abaikan saja," katanya dihadapan ratusan mahasiswa UPG 1945.
Ketua KPUD
Provinsi NTT Thomas
Dohu mengatakan kepada para mahasiswa agar jangan sampai terprovokasi dan
mudah percaya berita dan informasi hoax di media sosial selama proses Pemilu
2024 mendatang.
"Cek dan ricek
semua informasi dari nara sumber yang terpercaya. Nanti di TPS kita hanya
memiliki waktu 10 menit untuk menentukan pilihan kita. Cermati tata cara
pemilihan dan siapa yang akan dipilih sesuai dengan hati nurani sehingga
terpilih pemimpin yang baik," kata Thomas Dohu.
Wakil Ketua DPRD NTT
Inche Sayuna menjelaskan mengenai tupoksi dari partai politik. Ia menyebut
pendidikan politik memang tidak diatur dalam sebuah regulasi. Partai politik
dituntut kreatif memberikan pendidikan politik.
Secara umum ada dua
model pendidikan politik yang digunakan oleh parpol. Pertama, kata Inche,
pendidikan politik diberikan bagi kader internal partai dan kedua diberikan
kepada konstituen.
"Kita tahu tidak
ada sekolah untuk menjadi seorang politisi dan sekolah itu hanya bisa didapat
melalui pendidikan politik dan partai politik menyiapkan itu melalui struktur
organisasi yang ada di internal partai. Itu juga ada segmen juga, ada anak
muda, hingga nelayan," ujarnya.
Akademisi UPG 1945,
Samuel Haning menambahkan, setidaknya ada tiga pendekatan dalam pemilu
diantaranya sosiologis psikologi, dan rasional. Menurut dia, biasanya datang
dari orang dekat seperti orang tua hingga perkawanan maupun media sosial.
Samuel Haning mengajak
agar pemilih, khususnya pemula mestinya menjadi pemilih yang mampu menjaga
wibawa demokrasi melalui pemilih yang cerdas. Dia justru meminta pemilih pemula
bisa melaporkan ke pihak terkait jika menemukan indikasi kecurangan dalam
pemilu.
"Sebagai generasi
muda, pemilih cerdas, muda tapi tidak boleh dimudahkan dan di perbudakan. Tidak
boleh," kata dia.*** poskupang.com