Kisah/Cerita Rakyat NTT : Noi Maronak si Putera Langit dari Kabupaten Belu

Kisah/Cerita Rakyat NTT : Noi Maronak si Putera Langit dari Kabupaten Belu



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Cerita Rakyat NTT Noi Maronak Putera Langit berasal dari Kabupaten BeluProvinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT ), Indonesia.

Begini kisahnya......

Pada zaman dahulu, di bumi ini belum ada daratan. Seluruh Bumi ditutupi lautan. Dimana-mana ada air.

Di salah satu bagian dari air itu tumbulah sebatang pohon beringin yang sangat besar, kuat dan lebat.

Keberadaan pohon beringin itu menunjukkan bahwa di dumi ini ada tempat untuk berpijak.

Melihat bumi yang demikian itu, munculah julukan Sang Noi Maronak untuk Bapak Langit atau Dewa Langit.

Suatu hari Noi Manorak yang sedang bersantai dengan para Dewa di langit melihat ke bumi yang penuh dengan air.

Ia kemudian melihat seorang wanita dari langit yang dijuluki Ibu Langit.

"Aku akan mengirimmu ke Bumi," kaa Noi Maronak pada Ibu Langit.

Kalau boleh memilih, aku ingin tetap disini di langit," kata ibu Langit.

Wanita itu menolak dengan halus permintaan Noi Maronak.

"Di langit memang indah, tetapi di bumi membutuh engkau. Bumi membutuhkan manusia yang akan merawat dan memanfaatkan segala yang ada disana," bujuk Noi Maronak.

Ibu Langit bersedih hati, ia merasa sangat ngeri  harus turun sendirian ke bumi yang penuh dengan air.

Apalagi disana, ia hanya melihat sebatang pohon beringin."Tentu setelah engkau disana, akan terjadi perubahanyang luar biasa karena itu engkau harus pergi."

"Apakah aku akan selamanya tinggal di tempat yang penuh air itu," kata Ibu Langii mencoba menawar.

"Tentu saja tidak."

"Kapan aku bisa kembali," katanya Ibu Langit.

"Begitu ada manusia yang hidup di bumi, engkau boleh ke langit,"

Ibu Langit menyetujui tugas yang diberikan Dewa Langit padanya. Ia harus pergi ke bumi, karena itulah takdirnya.

Dengan hati gundah, Ibu Langit mempersiapkan dirinya untuk ke bumi,

Pada hari yang ditentukan, Dewa Langit pun mengirim Ibu Langit ke bumi melalui tangga awan yang sangat tinggi.

Ibu Langit tiba diatas pohon beringi dengan selamat.

Ia berdiam di atas pohon tersebut. Setelah Ibu Langit tiba di bumi, Dewa Langit mengirimkan sebuah bingkisan besar untuk Ibu Langit.

Sayangnya, karena jarak yang jauh dan angin yang bertiup kencang, bingkisan yang dijatuhkan Dewa Langit tidak tepat sasaran.

Bingkisan tersebut jatuh ke dalam air.

"Oh, Dewa Langi, bingkisan kiriman anda jatuh ke dalam air," teriak Ibu Langit.

"Oh, tidak apa-apa, Ibu Langit," jawa Dewa Langit.

Bingkisan yang jatuh ke dalam air itu kemudian terbuka, dan dari dalam binskisan itu terjadilah berbagai makhluk air. 

Melihat keajaiban tersebut, Ibu Langit menjadi senang.

Makhluk-nakhluk itu bisa menjadi temanku," kata Bu Langit dalam hati. 

Tal lama sesuah bingkisan yang pertama tiba, Dewa Langit mengirimkan lagi sebuah bingkisan untuk Ibu Langit.

Ibu Langit berusaha sebaik-baiknya agar bisa mendapat ingkisan tersebut.

Ia tak mau bungkusan itu jatuh ke dalam ar.

Ibu Langit kemudian mengembangkan sarungnya untuk menahan bingkisan dari langit.

Tidak lama setelah itu, bingkisan tiba dan langsung masuk ke dalam sarung Ibu Langit.

Hari lepas hari, setelah Ibu Langit kejatuhan bingisan dari langit, ia merasakan perubahan pada tubuhnya.

Iu Langit mengandung dan melahirkan sepasang anak yang diberi nama Mau Kiak dan Bui Kiak.

Setelah kedua anaknya dewasa, suatu hari Ibu Langit memanggil mereka berdua.

"Waktu ibu untuk tinggal bersama kalian tidak lama lagi, Ibu akan pergi ke tempat ibu berasal. Sepeninggal ibu, harap kalian berdua bisa beranak cucu dan tinggal di daratan," kata Ibu Langit pada kedua anaknya.

"Tapi bagaimana kami tinggal sendiri tanpa ibu," kata Bui Kiak.

Matanya berkaca-kaca. Ia merasa takut hidup tanpa Ibu Langit.

Ibu Langit menghiburnya dan memeluknya.

Ibu Langit pun merasa sedih harus meninggalkan anak-anaknya. Tapi ia harus pergi, perjanjian harus ditepati.

Setelahs selesai memberi pesan, Ibu Langit kemudian terangkat pelan-pelan ka langit.

Mau Kiak dan Bui Kiak hanya bisa memandang ibu Langit dengan mata berkaca-kaca.

Setelah kepergian Ibu Langit, terjadilah perubahan yang luar biasa pada bumi.

Air mengering daratan pun kelihatan. 

Pohon-pohn tumbuh dengan subur. 

Mau Kiak dan Bui Kiak kemudian turun dari atas pohon beringin.

Tempat pertama mereka menginjakkan kaki ke bumi dinamakan Marilu.

Mau Kiak dan Bui Kiak kemudian berkeluarga dan mendapat seorang anak laki-laki diberi nama Noi Maronak atau Putera Langit sesuai dengan nama Dewa Langit.

Noi Maronak kemudian bekembangbiak dan membangun sebuah kerajaan yang disebut Kerajaan Maronak Oan.

Kemudian ini terletak di Pulau Timor dan dipercayai sebagai Kerajaan Langit yang ada di Bumi. (*)

Dilansir setapak rai numbei dari buku Himpunan Cerita Rakyat NTT Seri I yang dibuat oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Arkelogi Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Provinsi NTT, Tahun 2004.





Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama